.
.
.
.
.
Ini sudah terlalu sore dari jam pulang Arez biasanya, bahkan sejak pulang sekolah ia belum sempat kembali kerumah dan langsung pergi bermain futsal bersama teman temannya di tambah harus mengantar Darya pulang ke rumah dulu.
Pikirannya meracau khawatir jika ayah dan bundanya akan marah.
Ingin melajukan motornya lebih kencang lagi agar cepat sampai dirumah karena matahari sudah mulai berubah warna menjadi jingga tapi apalah daya motor Arez hanya Astrea tua bukan motor modern yang memiliki kecepatan tinggi.
Namun bukannya bergegas pulang Arez malah memberhentikan motornya di depan halte bus di pinggir jalan yang tak jauh dari alun alun kota Bandung.
Soal bagaimana ia bisa berada di depan halte bus dan bukannya segera pulang tapi malah berhenti dulu, tidak terlalu rumit sebenarnya.
Ketika melewati halte bus Arez melihat seseorang yang begitu familiar dalam ingatannya dan akhir akhir ini selalu berada dalam pikirannya.
Maka dari itu, ia memberhentikan motornya dengan cepat untuk memastikan jika benar itu adalah orang yang ia kenali.
" Cala..."
Cala menenggok kearahnya ketika mendengar namanya di panggil.
Melempar senyum manisnya pada cala walau hanya di balas dengusan oleh cala.
" Loh, ngapain kamu di daerah sini? " tanya Arez.
Arez berjalan turun dari motornya dan menghampiri Cala yang duduk di bangku halte.
" Ngapain Cala, aku tanya? Ini udah sore. "
" Bukan urusan lo. " jawab Cala dengan ketus.
Arez menghela nafas " Yaudah. Maaf ya. "
" Aku anterin ya pulangnya ? ""Tujuan lo begini tuh ngapain sih Arez"
akhirnya cala tanya langsung.Jujur punggungnya sudah meminta untuk direbahkan, begitu sakit dan pegal.
Seharian sekolah dan lanjut menuju tempat les yang cukup jauh dari rumahnya sekarang, karena guru yang mengajar les tidak dapat memdatanginya kerumah.
Lalu sekarang ia harus berurusan dengan si Arez lelaki yang mengalahkan nya dalam lomba antar sekolah beberapa minggu lalu dan memaksa untuk mengantarnya pulang.
" Ya tujuan aku, mau nganterin kamu pulang aja. Nggak boleh ya peduli sama gebetan sendiri " jawab Arez dengan sedikit tersenyum.
" Mau ya. Udah sore banget ini Cal liat nih udah mau setengah enam." Lanjutnya.
Menujukan jam yang melingkar di tangan kirinya.
" Enggak usah. Bentar lagi juga ada bus yang lewat. " jawab cala singkat.
" Yaudah aku teminin nunggu bus nya sebentar ya. Tapi kalo 10 menit gak ada bus yang dateng aku anter pulang nya. " Tawar Arez walau hanya di jawab dehaman dari Cala.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREZ
Teen FictionAku ingin menulis banyak hal tentangmu. Tentang bagaimana lucunya kita bertemu, Tentang aku yang tak bisa berhenti mengagumi, Tentang jutaan hal kecil yang membuatmu sempurna di mataku, Tentang diriku sendiri yang percaya bahwa kamu adalah hal ter...