.
.
.
.
.
Cala melangkah keluar dari sekolah menuju halte namun langkahnya terhenti sebelum sampai didepan halte.
Kemudian sejenak ia memonitor tempat Arez biasa menunggunya, tapi hari ini ia tak menemukan Arez yang biasanya duduk di warung depan sekolahnya beserta motor Astrea putih miliknya.
Setelah memastikan jika Arez tak ada disana Cala melanjutkan langkah kakinya menuju halte duduk sambil menunduk memandangi ujung sepatu miliknya.
Tak beberapa lama kemudian bus berhenti di depan halte, namun alih-alih menaikinya dengan cepat seperti biasanya Cala membiarkan bus itu berlalu.
Cala tidak bisa berpikir apa pun sekarang dia pun bingung mengapa ia masih duduk disini dan tidak segera pulang berkutat dengan semua buku pelajaran miliknya.
Kepalanya ribut membuat berbagai macam asumsi.
Benarkan apa yang gue bilang kemaren, pada akhirnya dia pergi juga.
Pasti udah bosen, karena gak gue tanggepin.
Bagus dong nggak ada lagi yang gangguin gue tiap pulang, ribut perkara cuma mau anter pulang.Tanya tanya hal yang gak penting.
Baguslah kalo dia udah bosen, hidup gue jadi kembali seperti semula..
.
.
.
.
.Pada sore sabtu yang cerah ini, disinilah Arez berada curug dago bersama kedua orang tuanya dan sang adik Arta.
" Ayah... kok air terjunya kecil ekspestasi Arez air terjunya sebesar yang kaya di Niagara tau " lontar Arez santai dengan mengerutkan keningnya kebingungan.
" Aduh... Ih ayah Arez malah dicubit. Bun tuh liat ayah nakal " adu Arez pada sangbunda sambil memajukan bibirnya sebal.
" Gaya banget kamu tuh loh Rez. Udah syukur syukur di ajak liburan juga, mending sana nyebur juga sama si adek "
" hehehe males... ah mau rebahan aja di sini sama bunda " ucap Arez sambil merebahkan kepalanya di paha sang bunda yang sedang duduk di saung dekat curug.
Ayah Dawa menghela nafas panjang sembari berdiri dari duduknya.
Kemudian menendang paha Arez sedikit kencang lalu dengan cepat berlari ke arah Arta yang sedang berenang.
" Bundaa... adu duh duh.. kaki Arez kekilir deh nih kayanya.. " Teriak Arez sedikit keras dengan memegangi kakinya.
" Ih, kamu nih loh Rez lebay sekali " Cibir sang bunda lalu mengapit hidung mancung Arez dengan jari tangannya sehingga Arez sedikit mengaduh kesakitan.
Bunda Farra hanya terkekah menyaksikan keisengan suaminya pada anak tertuanya ini.
.
.
.
.
.Cala menoleh ketika mendengar suara pintu kamarnya dibuka.
" Cala "
" Iya, ma. Kenapa ? "
Mama Cala masuk kedalam dan menghampiri dimana Cala duduk didepan meja belajarnya.
" Ini mama tadi mampir sebentar di Gremedia buat beliin kamu buku-buku SBMPTN. "
" Tapi Cala kan masih kelas sebelas SMK ma, lulusnya masih lama. "
" Kamu harusnya seneng mama perhatian kaya gini bukan ngebantah terus bisanya. Mempersiapkan semuanya lebih awal itu lebih bagus seharusnya Cala. " Ujar mama Kinasih dengan sedikit keras.
" Lomba kemaren kamu juga kalah kan. Malu-maluin mama aja, udah diles in sana sini juga masih tetep kalah juga, ini pasti karena kamunya yang males-malesan belajarnya, iya kan. " bentak mama cala sedikit keras.
" Enggak kok ma bukan gitu, Cala– Cal... " Sanggah Cala dengan panik " Maaf ma.. "
" Jangan ngejawab kalo di kasih tau, kebiasaan. " Sahut mama cala dengan tatapan mengintimidasi dan dengan nada suara yang perlahan merendah dari sebelumnya.
" Yaudah nih, di pelajarin buku-bukunya biar kamu gampang nanti pendaftaran masuk kuliahnya. Mama kedapur dulu bikinin kamu susu supaya gak ngantuk belajarnya. "
" Iya ma, makasih "
Suara hewan malam semakin jelas terdengar. Entah sudah berapa jam Cala duduk di dibangku meja belajarnya ini bersama dengan buku-buku pelajaran miliknya.
Kedua matanya sudah begitu merah, kepalanya sudah terasa pening dari tadi.
Ditambah lagi melihat setumpuk buku SBMPTN tebal yang dibawakan mamanya ini.
Kemudian melirik kearah jam yang menempel di dinding kamarnya ternyata waktu sudah meunjukan pukul 9 lewat.
Menghembuskan nafas sedikit berat kemudian menelungkupkan kepala sejenak diantara lipatan tanganya diatas meja.
Setelah beberpa menit Cala kembali mengkat kepalanya, membenarkan posisi kacamatanya lalu menegakkan punggungnya dan siap meneruskan belajarnya yang sempat tertunda.
Tanpa sadar ia melewatkan jam makannya lagi karena terlalu sibuk berkutat dengan semua buku-bukunya sejak pulang sekolah sore tadi.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
AREZ
Novela JuvenilAku ingin menulis banyak hal tentangmu. Tentang bagaimana lucunya kita bertemu, Tentang aku yang tak bisa berhenti mengagumi, Tentang jutaan hal kecil yang membuatmu sempurna di mataku, Tentang diriku sendiri yang percaya bahwa kamu adalah hal ter...