CHAPTER TWENTY-SEVEN
rita skeeter
act four, year four•••••.*.•••••
Profesor snape mengarahkan harry dan y/n ke sebuah ruangan.
Sesampainya di sana, mereka bertemu dengan para juara lainnya yang memandang mereka dengan aneh.
Profesor Dumbledore berlari masuk ke dalam ruangan.
"Harry! Y/n! Apa kalian menaruh nama kalian di piala itu?" Dumbledore bertanya.
"Tidak, Pak." Jawab mereka.
"Apakah kalian meminta salah satu siswa yang lebih tua untuk melakukannya untuk kalian?"
"Tidak."
"Mereka berbohong." Mereka mendengar Madame Maxime berkata
Y/n segera menatapnya.
"Maafkan saya, tapi mengapa saya menaruh nama saya di sana, padahal saya tahu saya bisa mati? Saya tidak bodoh."
Y/n melihat para juara lainnya segera menatapnya.
"Jangan tersinggung."
Dumbledore menggelengkan kepalanya.
"Piala api adalah benda sihir yang sangat kuat. Hanya mantra confudus yang sangat kuat yang bisa menipunya. Sihir yang jauh melampaui jangka waktu dua tahun keempat." Profesor Moody berkata.
Kepala sekolah benar-benar marah.
"Itu tidak penting sekarang." Dia mendatangi Barty, "Aku serahkan ini padamu, Barty."
Pria itu memandang kedua temannya.
"Aturannya mutlak. Piala api merupakan kontrak magis yang mengikat. Tuan Potter dan Nona Wintergreen, tidak punya pilihan lain." Barty mengatakan pada semua orang, "Mereka, untuk malam ini, adalah Juara Triwizard."
"Aturan adalah aturan."
Y/n menundukkan kepalanya. Kenapa dia tidak bisa menjadi normal hanya untuk satu hari saja?
•••••.*.•••••
Seseorang memasuki kantor Elijah tanpa mengetuk pintu. Mendongak dari kertas-kertasnya, dia langsung memutar matanya.
"Hebat! Bagus sekali! Tahukah kamu bahwa putrimu akan meninggal dalam beberapa hari lagi?!" Crystal berteriak padanya.
Hal itu tampaknya menarik perhatian Elijah.
"Apa?"
"Apa?" Crystal mengejeknya, "Mulai hari ini, Y/n Wintergreen resmi menjadi juara Triwizard."
Ia meletakkan koran yang baru saja dibacanya dengan lantang di hadapannya di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Love │ Tom Riddle x Reader ✔
FanfictionDahulu kala, ada seorang gadis yang menjalani romansa hebat. Dengan cepat berubah menjadi mimpi terburuknya. Syukurlah, hidup memberinya kesempatan kedua, akankah gadis itu mampu melawan iblis masa lalunya atau masa depannya sudah terkutuk? Ikuti pe...