Dahulu kala, ada seorang gadis yang menjalani romansa hebat. Dengan cepat berubah menjadi mimpi terburuknya. Syukurlah, hidup memberinya kesempatan kedua, akankah gadis itu mampu melawan iblis masa lalunya atau masa depannya sudah terkutuk?
Ikuti pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHAPTER TWENTY-EIGHT
the first task act four, year four
•••••.*.•••••
Membuka buku tersebut, yang sekarang dia tahu adalah sebuah buku harian, y/n bertemu dengan tulisan tangan yang paling indah yang pernah ada.
Begitu sempurna, sehingga membuatnya berpikir bahwa buku itu dibuat dengan cara yang sangat hati-hati.
3 Januari 1945
Buku harian yang terhormat,
Aku tidak begitu yakin tentang apa yang harus kutulis di sini. Ibuku menghadiahkan ini kepadaku hari ini, tapi aku tidak tahu apakah aku bisa terus menulis setiap hari.
Ibu mengatakan kepadaku bahwa dia pernah memiliki buku harian ketika dia seusiaku. Mungkin itu sebabnya aku berusaha untuk melakukannya juga.
Hidupku agak membosankan, tetapi aku akan mencoba untuk menulis tentang hal itu.
Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku tulis lagi, aku kira itu saja.
Dengan cinta, Y/n Wintergreen.
Y/n terkesiap saat membaca semua ini. Ini adalah cara ibunya menjawab semua pertanyaannya. Dia pergi ke masa lalu melalui buku harian. Buku hariannya.
Pintu ruang bersama Gryffindor terbuka dan Harry berlari ke dalam.
"Itu Naga!" Harry berteriak.
Y/n segera bangkit dari kursinya.
"Sst, Harry, orang-orang sedang tidur." Y/n memarahinya, "Sekarang, apa yang kamu bicarakan?"
Anak laki-laki itu menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
"Tugas pertama ..... ada hubungannya dengan Naga."
Y/n membelalakkan matanya.
"Kita benar-benar kacau."
•••••.*.•••••
Gadis Wintergreen sedang bersiap-siap untuk hari besar. Dalam hitungan menit, sang Gryffindor harus menghadapi tugas pertamanya.
Seorang pria memasuki tenda dan segera menuju ke arahnya.
"Tuan Wintergreen meminta saya untuk mengantarkan ini pada anda." Katanya sambil menyerahkan sebuah kertas kecil sebelum berbalik dan meninggalkannya sendirian.