Satu bulan kemudian
Vegas merasa benar-benar beruntung karena kasus kematian kepala sekolah dan Kimhan tidak diusut. Vegas terkekeh, dia tahu hal itu karena kepala desa itu sendiri tidak ingin kejahatannya terbongkar. Yang paling membahagiakan dalam hidup Vegas adalah Pete tidak pergi dan malah Pete semakin lengket dengannya, terakhir dia sempat menangis hanya karena Vegas meninggalkannya untuk membuat minum.
Vegas berniat menemui Pak Korn untuk mengembalikan buku yang pernah dia pinjam. Dan di sana Pak Korn bertanya mengenai kedekatannya dengan Pete, ada satu kalimat Pak Korn sedikit membuat perasaan Vegas terluka. Mengatakan padanya untuk menjauh dari Pete, Vegas berdecih. "Dia pikir dia siapa? Jangankan hanya sekedar dekat, membuat Pete tertawa saja aku mampu."
Vegas mengusap leher belakangnya. "Apa Pete benar-benar akan bahagia jika dia menghilang?" Mengingat Pak Korn adalah orang yang perhatian pada Pete. Tapi perhatian itu tidak menutup sifat busuknya. Pete tahu segalanya tentang Pak Korn.
Vegas berinisiatif mengajak Pete berjalan-jalan ke dalam hutan, dia ingin meluapkan kegelisahan hatinya, apa lagi saat Pete lebih memilih ikan dibanding dirinya. Tapi Vegas tidak bisa marah pada laki-laki yang ia sukai itu.
Saat Vegas membawa Pete ke dalam hutan dan menghabiskan waktu bersama sampai jam tiga pagi. Vegas menggenggam erat tangan Pete, ia merasa takut akan perpisahan. Saat ia bertanya sekali lagi apa yang Pete pilih dan Pete masih mempertahankan ikannya lewat tatapannya.
Saat cukup lama mereka menghabiskan waktu bersama, Vegas kembali membawa Pete pulang dan dia tidak pernah menyangka jika Pak Korn berdiri di depan mereka. Membawa Pete secara paksa. Di mana itu adalah kali pertamanya Pete berteriak menyebut namanya, mencoba melepaskan dirinya dari cengkraman Pak Korn bersamaan dengan kesadarannya yang menghilang.
Vegas terbangun dan menemukan istri Pak Korn duduk dipinggiran ranjangnya, lalu bercerita dengan wajah ketakutan mengenai kepala desanya. Pak Korn adalah orang paling busuk di dunia, membuat seluruh orang memiliki pemikirannya sendiri terhadap kematian banyak orang. Jika bukan karenanya, Pak Korn akan tetap jadi orang paling busuk di dunia. Vegas menatap balok kayu milik Pete yang dia simpan dibalik lemari, setelah kepergian istri Pak Korn, Vegas terus membersihkan balok kayu itu dan dia tatap sebentar.
Vegas menyentuh bekas luka di lehernya, "sialan wanita itu,"
Vegas akan melenyapkan Pak Korn. Untuk mendapatkan kembali Petenya.
Sialnya sejak pukul sepuluh hujan turun dengan deras, membuat tangan Vegas gatal dan menatap balok kayu yang dia sandarkan dibalik pintunya.
Sekitar pukul dua pagi Vegas berdiri, hujan sudah reda dan membuat darah Vegas kembali mendidih, dia memutuskan untuk datang ke rumah kepala desa itu dengan berjalan kaki, agar tidak membuat perhatian penduduk desa. Ia juga tidak menyangka jika kepala desa itu masih bangun dan seperti menunggunya. Perasaan khawatir Vegas mengenai Petenya mulai mereda, Pete tertidur pulas di atas ranjang di kamar milik Pak Korn. Tapi Vegas tahu, kamar ini adalah sebuah kamar yang bahkan istrinya sendiri tidak pernah masuk.
"Nak, kamu tahu? Pete tidak akan bahagia bersamamu. Dia tidak akan pernah bahagia hidup bersama seorang pembunuh." Ucap Pak Korn.
Vegas hanya mengangguk. "Terima kasih atas introspeksi diri sendirinya Pak."
Pak Korn tidak menjawabnya karena Vegas lebih dulu mengayunkan balok kayu di tangannya. Vegas agak kaget, dibandingkan besinya, balok kayu milik Pete lebih enteng dan kuat.
Saat Vegas berhasil melumpuhkan kesombongan Pak Korn dan disaksikan oleh istrinya, Vegas menyerahkan balok kayu itu pada istri Pak Korn. Dia bukannya sedang menyerahkan diri, melainkan Vegas sedang mewujudkan harapan wanita itu.
"Saya sudah lelah hidup dengan iblis itu, dia telah melenyapkan putraku, bahkan dia membuat guci itu dari abu Putraku. Jika bisa, aku ingin sekali membunuhnya, tapi aku tidak mampu." Itulah kalimat yang wanita itu katakan padanya siang tadi.
Mendengar itu membuat Vegas seperti mendapatkan keberuntungan, dia mendapatkan seorang teman. "Kalau begitu, malam ini biarkan pintunya tidak terkunci, saya akan masuk dan membantu ibu."
Wanita itu benar-benar tidak mengunci pintunya, membuat Vegas memiliki akses penuh dan langsung tahu dimana kebiasaan Pak Korn tidur. Vegas ingin wanita itu membayar atas apa yang dia lakukan pada lehernya-jika lukanya berbekas, ucapan orang adalah bayarannya. Biarkan wanita itu menjadi pembunuh sebenarnya.
Vegas menggendong Pete sampai ke rumah, dan lagi-lagi Pete tidak mau melepaskan pelukannya. Pete menggeleng kuat menarik jaketnya.
"Sebentar sayang, kamu tidak lihat pakaianku kotor. Kamu tidur saja ya." Pete masih menggeleng tidak mau lepas. Membuatnya terpaksa mengganti seluruh pakaian kotornya dengan Pete yang terus memeluk erat.
~~~
Sekitar pukul enam pagi, Vegas menata seluruh barang-barang miliknya ke dalam bagasi. Karena pukul delapan nanti, Kinn dan Porsche akan sampai di sini, bisa berbahaya jika mereka tahu apa yang tengah Vegas lakukan.
Pete mengikutinya, duduk di kursi kecil, memperhatikan Vegas yang sedang menata.
"Pete, duduk sini."
Pete nurut, dia duduk di bagasi dan menatap Vegas yang menggenggam kedua tangannya.
"Apa kamu bahagia?"
"Hm?"
"Kamu bahagia tidak? Aku tidak menghilang."
Pete tersenyum dan mengangguk.
"Ikut aku ke kota ya?"
Pete menggeleng. "Ikan."
"Ini," Vegas menepuk sebuah aquarium besar yang tertutupi kain. Vegas tersenyum melihat Pete tersenyum lebar dan langsung mengangguk. "Dengarkan aku Pete. Kamu duduk di sini, dan jangan pergi kemanapun sampai aku datang, ya? Kita akan pergi bersama."
Pete menarik jaketnya. "Ke mana?"
"Nanti temanku datang, mereka tidak boleh melihatmu, Pete." Vegas mengelus pipi Pete, melepaskan tangan mungil itu. "Ini, kalau lapar aku sudah taruh roti dan susu cokelat kesukaan kamu. Kalau ikan lapar, kamu kasi ini lewat lubangnya. Ya?"
Pete mengangguk.
Vegas maju dan mengecup bibir itu, dia membukakan botol air mineral dan sebutir pil. "Minum ini."
"Apa?"
"Obat anti mabuk, biar kamu tidak mual."
Pete mengangguk, dia menerima itu dan dia teguk. Vegas memandangi Pete yang mulai diam sampai lima menit, mata laki-laki muda itu meredup.
"Mengantuk?"
Pete mengangguk.
"Tidur di sini," Vegas merapikan bantal kecil dan membentangkan selimutnya. Pete mulai memejamkan matanya. Tapi tangan itu terus berpegangan pada ujung jaketnya.
Vegas tidak pergi, dia duduk dipinggiran bagasi dan menatap tangan Pete. Vegas raih dan dia kecup, "tidurlah Pete. Ketika kamu bangun nanti, kamu sudah melihat dunia baru. Kita akan bahagia bersama, Pete."
Next➡
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA [END]
Mystère / ThrillerVegas adalah aparat negara yang mendadak dipindah tugaskan ke Desa terpencil. Selama bertugas, ia mendapatkan sebuah kasus pembunuhan. Vegas berusaha memecahkan kasus itu. [Sorry, this is BxB] [Complete since : 1 March 2023] © intanksm98