(35) STIGMA

3K 248 38
                                    

Tiga bulan kemudian

Drett.. Drett..

Vegas menoleh, ponselnya kembali bergetar. Kenapa ponselnya sangat laris di malam-malam begini. Setelah Pol, siapa lagi sekarang? Vegas melepaskan pelukannya. Dia meraih ponselnya dan tertera nama Kinn di sana. Dengan sangat terpaksa Vegas mengangkat.

"Hm?"

"Di mana kamu?"

"Di rumah."

"Jangan bohong! Phi Tong bilang kamu tidak pernah kembali ke rumah setelah tiga bulan lalu. Porsche tidak memberitahuku kamu di mana!" Bentak Kinn.

Vegas sempat menjauhkan ponselnya karena pekikan suara Kinn di seberang. "Berisik."

"Hoi Vegas! Gila ya! Aku pulang dari tugas di luar kota dan saat kembali sudah mendapat kabar kalau kamu minta pensiun dini! Ada apa hah!" Kinn terdengar marah. "Kamu marah karena aku tidak bisa membantumu menemukan Pete!"

"Aku hanya lelah, Kinn. Menjadi polisi tidak cocok untukku." Vegas menaruh ponselnya, dia menghidupkan tanda loudspeaker dan menatap Pete.

"Jangan karena frustasi, kamu malah menyia-nyiakan karirmu gila!" Kinn adalah teman baiknya, dia wajah marah karena keputusannya. "Kalau merasa tidak cocok kenapa baru sekarang, bodoh!"

Vegas naik ke atas tubuh Pete, mengecup bibir itu dengan lembut. "Aku tidak frustasi."

"Halah, sudahlah, lupakan Pete itu dan cari kebahagiaan lain. Ya. Aku tarik kamu lagi kekepolisian!"

Vegas tersenyum menatap Pete yang melingkarkan tangan ke lehernya, mencium bibirnya lebih dulu dan sangat dalam. Tangan Pete bergerak meremas rambutnya, sedangkan tangan Vegas tidak diam dan meraba tubuh Pete dengan sensual.

"Vegas!" Teriak Kinn dari seberang.

"Hmm," Vegas mengeratkan pelukan dan menghisap bibir bawah Pete dengan ganas.

"Aku tidak setuju soal keputusanmu! Tolong kembalilah!"

Vegas melepaskan lumatan mereka. Mengecup bibir Pete dan tidak melepaskan pandangannya. "Tidak akan, keputusanku sudah bulat."

"Ayolah, aku mohon, jangan mengambil keputusan tanpa persetujuanku."

Vegas membawa Pete untuk duduk, membantu melepaskan seluruh pakaiannya dan Vegas melakukannya juga pada dirinya sendiri. Mereka kembali berciuman, Vegas membawa Pete untuk merebahkan dirinya tanpa melepaskan pangutan. Mengecup seluruh wajah Pete sampai ke perut, dia tersenyum tipis saat kembali naik ke atas. Vegas melebarkan kedua kaki Pete, lalu mulai memasukkan miliknya dan...

"Vegas!!" Teriak Kinn.

"Ahh," Pete menutup mulut dengan kedua tangannya, Vegas tersenyum.

"Hoi Vegas! Sedang apa sih?"

"Kamu menggangguku Kinn," Vegas kembali mengecup bibir Pete. Saat kecupan terlepas, Pete menggeleng meminta Vegas untuk tidak melakukannya sekarang. Sayangnya Vegas tidak ingin berhenti, dia mulai menggerakkan pinggulnya.

"Ah..Hmp-" Pete menahan suaranya dengan mengigit bahu Vegas ketika dengan mudahnya Vegas melakukan ini saat dia sedang menerima panggilan.

Napas Vegas tepat di telinga Pete. Berbisik dengan suara menggodanya. "Salah sendiri menggodaku."

Pete menggeleng kuat. Memeluk erat dan menahan desahan dengan mengigit bahu Vegas lagi.

"Hoi Vegas-Jangan ganggu Vegas Kinn." Suara Porsche masuk, seperti menarik ponsel dari genggaman Kinn. "Terserah Vegas mau melakukan apa, sesuatu yang dia mau sudah dia capai-"

"-Tapi kami masuk kepolisian bersama, aku tidak terima dia pensiun duluan!" Potong Kinn

"Kalau begitu, ikut pensiun saja! Bodoh!!" Bentak Porsche. "Halo Vegas."

Vegas menghentikan aksinya. Menatap Pete yang kesusahan bernapas. "Hm? Kenapa Porsche?"

"Kamu baik-baik saja?"

"Aku baik."

"Bagaimana dengan Petemu?"

Ada suara teriakan dari Kinn, dan terdengar mendekat. "Pete apanya? Pete sudah mati, jangan membuat Vegas gila-"

"-Berisik, Vegas sudah bertemu Pete yang lain-"

"-Benarkah?"

"Iya sialan, enyah kau!" Bentak Porsche.

"Peteku baik," Vegas menatap Pete, laki-laki muda itu sepertinya tidak mendengarkan pembicaraan itu, dia terlalu terbuai kenikmatan. Tangan Vegas meraih milik Pete, dan mulai menggerakkannya. "Terima kasih Porsche, kalau bukan karenamu, aku tidak akan pernah bertemu Pete yang baru."

"Hm, aku tahu! Bagaimana ikannya?"

"Sehat, Pete menyukainya." Pete menahan tangan Vegas agar tidak menggerakkan miliknya, Vegas hanya tersenyum, dia menunduk dan kembali mencium bibir Pete. Vegas mulai menggerakan pinggulnya lagi, kali ini dengan tempo sedikit lebih cepat.

Vegas tersenyum tipis. Pete terlihat lucu saat menahan desahan dengan memeluknya erat.

"Syukurlah-"

"-ikan apa?"

"Diam Kinn! Pengacau, sudah jangan ganggu Vegas."

"Aku mau berbicara dengannya!"

"Dia sedang bersenang-senang bodoh! have fun Vegas, aku matikan."

Panggilan terputus.

"Ahh...Hah,, hah,,!!" Pete meloloskan suaranya, dia tidak bisa lagi berpikir jernih. Mengeratkan pelukannya dan mengecupi lehernya.

Vegas memejamkan matanya merasakan kecupan napsu itu. "Kita keluarkan bersama, Pete."

-Selesai-

STIGMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang