Vegas duduk di sebuah pos ronda, sudah ada sekitar enam orang duduk membentuk lingkaran dengan masing-masing tangan menggenggam tujuh kartu. Vegas menyeruput kopi setelah menaruh satu kartunya di atas meja kecil.
"Eh Pete, malam-malam mau ke mana?" Tiba-tiba pria di sebelah Vegas bertanya. Membuat Vegas bergegas menoleh, melihat ke jalan. Ada Pete yang sedang menggenggam lentera kecil di tangannya.
"Danau."
"Oh, hati-hati."
Pete mengangguk dan kembali melanjutkan perjalanannya.
Vegas mendengus malas, ucapan Pete terakhir kali membuatnya sakit hati.
"Pete masih rajin datang ke danau," celetuk salah satu pria berbadan gemuk.
"Iyalah, katanya dia seperti melihat ibunya." Tanggap pria berbadan kurus sembari mengambil roti menatap kartunya.
"Memang ibunya kenapa Pak?" Tanya Vegas, masih penasaran soal Pete.
"Ibunya kan sudah meninggal. Bunuh diri terjun ke danau."
"Berarti sama seperti anaknya Pak Korn ya, kan meninggal tenggelam juga."
"Kamu kata siapa?" Tanya pria gendut di sana.
"Pak Korn sendiri, saat menceritakan anaknya yang ingin menjadi polisi." Jelas Vegas.
Pria berkumis tertawa kecil. "Masih juga dia membual seperti itu," yang lainnya ikut menimpali tawa, membuat Vegas bingung. "Anaknya itu tewas terbunuh, mana ada mati tenggelam."
"Terbunuh?"
"Iya, tapi tidak boleh diperiksa kasusnya sama Pak Korn. Katanya bisa membuat desa ini malu," jelas pria itu. "Sama seperti neneknya Pete. Jelas-jelas dibunuh, tidak boleh diperiksa pula, eeh kok tersebar katanya serangan jantung."
Pria yang duduk di sebelah Vegas menepuk pahanya. "Jangan bilang kalau kamu dengar, yang mendorong anak Pak Kades itu si Pete?"
"Eh?"
"Sepertinya benar." Melihat respon Vegas yang kaget. "Tidak usah percaya. Hanya karena Pete pernah berteriak mengatakan akan membunuh semua orang yang menyakitinya. Semua orang mengarang kalau Pete lah yang mendorong Macau."
"Kami sudah malas menanggapi, anak kasihan begitu kok bisa tertuduh melakukan kejahatan. Tapi sebagai warga, ya hanya bisa menurut sajalah," ucap pria berbadan kurus.
"Aku malah bersyukur anak itu terbunuh, bikin pusing orang saja mentang-mentang bapaknya berada dan memiliki kuasa." Celetuk lainnya dan ditanggapi dengan anggukan setuju.
"Itu juga yang membuat Pete menjadi lebih pendiam, ya karena Pak Korn melarang Pete menceritakan kejadian neneknya juga."
~~~
"Pete, mau ikut aku ke kota?" Tanya Vegas, dia duduk di balok kayu yang ada di pinggiran dermaga. Menatap Pete yang diam menatap air danau.
"Kamu bisa tinggal di rumahku," ucapnya lagi meski tidak Pete tanggapi. Vegas tidak memikirkan lagi soal perkataan kasar Pete waktu itu.
Pete meraih lenteranya, dia bawa untuk berjalan meninggalkan dermaga. Vegas langsung menahan pergelangan tangan itu. "Bagaimana?"
Mata abu-abu itu menatap datar. Lalu menunduk lagi. "Ma-maaf kalau tadi saya berkata kasar, ta-tapi saya ti-tidak bermaksud. Jangan ga-ganggu saya. S-saya cuma ti-tidak mau bapak Polisi terkena masalah."
"Masalah apa?"
Pete menggeleng, laki-laki itu langsung berlari pergi meninggalkan Vegas tanpa penjelasan lebih lanjut.
Next➡
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA [END]
Misteri / ThrillerVegas adalah aparat negara yang mendadak dipindah tugaskan ke Desa terpencil. Selama bertugas, ia mendapatkan sebuah kasus pembunuhan. Vegas berusaha memecahkan kasus itu. [Sorry, this is BxB] [Complete since : 1 March 2023] © intanksm98