Vegas turun dari mobilnya. Menatap ke jalan, sepi, tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan.
Benar.
Desa ini sangat terpencil, bahkan tidak ada satu pondok rumah yang sekiranya di tinggali oleh seseorang. Padahal Vegas baru saja keluar dari jalan utama, tapi masih tidak menemukan perumahan yang bisa disebut sebagai Desa.
Dia berdiri di sebuah perempatan.
Tidak ada tanda kemana ia harus melanjutkan perjalanannya.
Vegas menoleh, melihat laki-laki muda yang membawa gulungan rumput di pundaknya.
"Heiii, sebentar..."
Vegas berlari kecil, membuat laki-laki itu tersentak kaget dan hampir berlari kalau tidak Vegas tahan.
"Aku bukan orang jahat."
Laki-laki itu mengangkat wajahnya. Membuat Vegas terdiam, wajahnya cantik, matanya bulat berbinar berwarna abu-abu. Dia bukan seperti orang kampung. Vegas menatap ke arah lain, barangkali di depannya bukanlah manusia. Bahkan Vegas melihat kakinya yang menapak tanah, tanpa alas kaki.
"Aku cuma mau bertanya arah Desa Ban Mai, kamu tahu?"
Vegas mengikuti arahan telunjuk tangan laki-laki itu. Tapi dia tidak fokus. Vegas malah memperhatikan wajahnya, meskipun dipenuhi peluh, tetap terlihat bersih seperti terawat. Hanya saja sedikit kusam mungkin karena terkena paparan sinar matahari.
Jika laki-laki itu mengatakan dirinya adalah seorang artis yang sedang menyamar, mungkin Vegas akan percaya.
"Cantik,"
"Ha?"
"Ha, Eh, ke mana?"
Tangan itu kembali menunjuk arah. Vegas mengangguk dan berterima kasih, bahkan ia sempat menawarkan tumpangan tapi ditolak dengan gelengan.
~~~
Vegas berdiri tepat di hadapan seorang laki-laki bertubuh tinggi, memberikan hormat padanya.
"Hanya kamu sendiri?" Vegas menepuk bahunya. "Santai saja,"
"Ah siap Pak!!" Laki-laki itu memberi hormat lagi. "Ada Bripda Big, sedang ke toilet umum di depan."
"Ah," Bible mengangguk, menaruh tas di atas sofa dan berkeliling menatap gedung pos Polisi.
Mungkin karena ini di Desa, jadi bangunannya kecil dan hanya memiliki satu ruangan untuknya. Sedangkan dua petugas hanya ada di luar. Vegas sudah memeriksa siapa saja yang akan menjadi rekan kerjanya selama di Desa Ban Mai ini.
Ada dua Polisi, Bripda Big dan Bharada Pol. Keduanya sudah cukup lama di tempatkan di Desa ini, hanya Pol yang sedikit lebih lama dari Big.
Terlihat laki-laki berseragam yang hendak menyeberang, kemungkinan itu adalah Bripda Big. Laki-laki itu tengah menyapa seorang laki-laki muda yang tidak asing bagi Vegas. Laki-laki yang menunjukkan arah jalan padanya tadi.
"Eh, baru pulang?"
Laki-laki muda itu mengangguk.
"Tumben sore. Hati-hati," tidak ada balasan suara, hanya sebuah punggung yang membungkuk lalu berjalan cepat meninggalkan Big.
Saat sampai di dalam, Big langsung memberikan hormat serta laporan ringan.
"Mau saya antarkan ke rumah, Pak?" Tawar Big.
Vegas menggeleng. "Nanti saja. Siapa yang bertugas nanti malam?"
Pol mengangkat tangannya, laki-laki tinggi itu berlari ke arah Vegas sembari membawa secangkir kopi hitam.
"Nanti malam saya temani."
Next➡
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA [END]
Misterio / SuspensoVegas adalah aparat negara yang mendadak dipindah tugaskan ke Desa terpencil. Selama bertugas, ia mendapatkan sebuah kasus pembunuhan. Vegas berusaha memecahkan kasus itu. [Sorry, this is BxB] [Complete since : 1 March 2023] © intanksm98