(19) STIGMA

1.6K 220 3
                                    

Sampai menjelang pagi Vegas tidak tidur, toh dia juga sudah puas tidur sejak sore kemarin. Dia bergadang mengelus Pete yang nyenyak dalam pelukannya, Pete tertidur setelah menangis menceritakan segala hal. Pergerakan Pete membuat Vegas menatap wajah itu. Wajah khas bangun tidur tapi menyenangkan untuk dilihat.

"Pulang."

"Mau pulang?"

Pete mengangguk, Vegas melepaskan pelukan itu dan mengikuti Pete turun dari ranjang, lalu berjalan menuju pintu belakang.

"Ini masih terlalu pagi Pete, masih jam tiga lewat." Ucap Vegas, meminta Pete tidak perlu terburu-buru pulang.

"Tidak mau!"

"Oke. Kamu boleh pulang." Vegas membuka kunci pintu belakang.

Pete memakai sendalnya dan keluar dari pintu, tapi dia menatap Vegas lagi. Menunduk tidak berani menatapnya. Vegas diam menunggu Pete akan mengatakan apa.

"Dia-Dia-Pak Polisi akan celaka-Pak Polisi celaka kalau-dia-"

"Tenang Pete." Vegas mengelus puncak kepalanya. "Kamu akan kehilangan orang yang kamu sayangi kalau menceritakan itu. Tapi aku bukan orang yang kamu sayangi kan?"

"Tidak!" Pete menatap tajam pada Vegas, membuatnya terkekeh kecil.

"Jadi, kamu menyayangiku?"

Pete menunduk. Tidak menjawab.

"Ya sudah, pulanglah."

Pete bergerak meninggalkan rumah yang Vegas tinggali, Vegas menatap kepergian Pete melewati kegelapan dibantu dengan cahaya lampu dari rumahnya. Dia berjalan pelan tanpa suara menembus alang-alang di belakangnya. Vegas juga tidak tahu Pete akan ke mana, seharusnya Pete bisa langsung berjalan ke jalan utama tanpa harus memutar, toh ini masih terlalu pagi, tidak akan ada yang lihat jika dia keluar dari rumahnya. Tapi Pete, bukanlah orang yang bisa dikasih tahu, dia akan melakukan semaunya.

Sampai Pete tidak lagi terlihat, Vegas menutup pintunya.

~~~

"Pak." Panggil Pol,

"Hmm..."

"Kata bapak-bapak di pos ronda, mau ngajak Bapak ke desa sebelah untuk bersenang-senang. Di sana ada pesta besar, biasa sih, sebulan sekali kayaknya. Jadi ada berbagai minuman dan aneka makanan dari kota gitu, kami sudah pernah diajak. Jadi, mereka mau ajak Bapak." Ucap Pol yang duduk dimeja kerjanya. Vegas duduk disofa mengerjakan laporan.

"Ya. Kapan?"

"Nanti malam,"

"Hah. Kenapa harus nanti malam?" Vegas sedikit kesal.

Pol berdiri, bersandar pada pembatas dan membuat wajah mengejek. "Aduhh, mau ke mana sih Pak? Menemani Pete di danau lagi?"

"Lagi? Kamu mengintip ya?"

Pol terkekeh. "Kemarin tidak sengaja lihat, pakai pelukan segala."

"Dasar! Kerja yang benar!" Teriak Vegas. Pol kembali duduk dengan tawa mengejek. "Tidak ada hari lain kah?"

"Cuma dua hari Pak, kemarin dan sekarang." Ucap Pol. "Kalau mau ngajak Bapak kemarin, kan baru pulang dari kota terus mengantuk parah juga. Sekali saja Pak tidak menemui Pete tidak rugi,"

"Sialan!" Bentak Vegas.

Pol hanya tertawa dibalik meja kerjanya.

"Ya sudahlah, jadi aku tidak jadi menemani Big jaga malam." Ujar Vegas.

"Santai saja, saya yang akan menggantikan, tidak ada acara TV yang bagus malam ini. Dan juga Big kalau ada bapak mengeluh tidak bisa bermain game."

"Oh sialan itu,"

Pol terkekeh. Dia kembali mengerjakan tugas, membiarkan Vegas mengomel soal Big.

Next➡

STIGMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang