☆*: .。. ♊️ .。.:*☆Hari kedua esok nya, Fourth bekerja kembali di bar sembari mengecek-ngecek sesekali apakah Gemini akan main atau tidak dengan nya hari ini. Namun sayang nya, anak itu bahkan tidak muncul seharian penuh ini.
Sampai pada hari menjelang ke sore, ketika matahari akan terbenam, Fourth sendiri sudah berkeliling mencari disekitaran pantai dimana mereka bertemu kemarin. Namun tidak ada tanda-tanda kemunculan sang Gemini yang ia cari sedari tadi dengan wajah gelisah dan heran nya.
Dengan raut muka muram, dan juga kebingungan, membuat Apo si penjaga bar melihat dengan aneh mengapa Fourth nampak tidak bahagia seperti biasa nya seperti yang ia biasa ketahui.
Hari ini turis hanya sedikit yang datang. Jadi mereka lebih leluasa berbicara dari pada hari-hari sebelum nya. Meski besok hari minggu, sepertinya sabtu ini orang-orang sedang tidak keluar untuk berwisata kepantai.
Jadi ada kesempatan dimana Apo menegur Fourth yang sedang terdiam di dekat meja bar yang ia jaga. Termenung dengan wajah dingin diam.
"Hei Fourth, mau minum sesuatu?" tanya Apo menegur membuat Fourth menoleh cepat.
"Oh boleh phi"
Apo membuatkan Coco Loco Milk untuk Fourth, lalu setelah itu mendorong gelas di atas meja bar umum nya. Si Fourth nampak duduk di bangku bar sembari masih sibuk melirik kesana-kemari entah mengapa.
Raut wajah Fourth tentu membuat Apo risih dan sangat begitu heran dengan tingkah asing itu.
"Kenapa kau? cari seseorang ya?" tanya Apo, ingin tahu.
"Euh, aku hanya mencari seseorang. Bukan masalah besar kok phi." balas Fourth menjawab. Sedikit terdengar mengeluh kalau diperhatikan.
"Jangan bilang kau naksir seseorang" celinguk Apo melihat sedikit curiga.
"Hei, tidak phi." panik Fourth. "Cuman kenal orang baru saja. Teman baru." ujar Fourth dengan cengengesan serta ekspresi canggung nya.
"Tidak perlu takut. Siapa memang nya?" kata Apo sengaja bertanya.
"Eum, Dia cuman, anak laki-laki yang sedikit kurus dan——"
"Katakan saja namanya" ucap Apo memotong membuat Fourth menelan saliva nya. Ia hanya canggung membicarakan Gemini, entah mengapa.
"Gemini. Nama nya Gemini." jawab nya.
"Ohhh Gemini..." seru Apo, "Aku sering melihat nya akhir-akhir ini. Kapan kau kenal dengan nya?" si Apo malah menginvestigasi Fourth. Namun Fourth tidak curiga, malah terlihat senang sebab ada yang bisa di ajak bicara mengenai anak tampan tersebut.
"Baru kemarin sih. Memang nya phi kenal?"
"Tentu saja!" bentak Apo. "Mark bahkan mengenali nya, iya kan Mark?" tanya Apo melihati Mark yang sedang mengelap gelas-gelas di rak yang nampak tersusun rapi di rak bar.
Pria dengan rambut ikal sedikit berantakan, dengan mata lebar pupil besar seperti anak-anak itu terlihat mendelik keheranan kearah mereka. Ia dikenal dengan nama Mark. Salah satu orang yang kerja di bar. Bekerja cukup lama seperti Apo.
"Maksud mu?" kata Mark, tidak mengerti.
"Gemini, si petinju" ujar Apo menaikan kedua alis nya juga secara bersamaan.
"Gila. Kau benar-benar mengerjai ku phi. ah penganggu" geleng Mark dengan kesal lalu buang muka dan pergi, membuat Apo tertawa renyah.
Raut wajah Mark yang selalu Fourth lihat bahagia dan selalu memberikan raut semangat itu berubah menjadi sangat menjengkelkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POLLUX [END]
Historical FictionFourth yang memiliki hubungan buruk dengan sang ayah akhirnya kabur menuju Songkhla, tanah dimana mendiang ibunya dulu dilahirkan dan tinggal disana sejak lahir. Ia menetap dengan dengan Kakek dan Nenek tersayangnnya, termasuk sang paman Mile. Merek...