09

633 81 3
                                    


09 ;
MADNESS

09 ;MADNESS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚝☠︎︎༒︎✞︎

Fourth terbangun, melihati cahaya sinar matahari terang memasuki jendela yang lebar berada di dinding dekat sofa. Diri nya tak menutup Jendela itu tadi malam, tak berfikir akan terganggu dengan cahaya di pagi hari yang membuat nya terbangun dari sofa. Fourth sadar berada di rumah kayu, yang di tempati Barcode dan bartender bar mereka.

Debu-debu nampak melayang di siluet cahaya yang masuk dari jendela. Cantik. Namun Fourth melihati jam yang ada di dinding di atas pintu. Terlihat pukul tujuh pagi. Dengan setengah sadar, ia sudah berfikir harus segera bersiap-siap bekerja di bar milik sang paman untuk membantu.

"Oh tidak, Semalam..."

Suara berisik dari sudut lain membuat Fourth menoleh. Bahkan tepat didepannya terlihat punggung bidang Barcode yang sedang membelakangi Fourth, entah sedang menyedu sesuatu atau apapun itu terlihat sibuk di dapur kecil milik nya. Soal semalam, Fourth masih ingat.

Ia kabur setelah mengintip—— dan ah sudahlah.

Fourth bahkan tidak memberi tahu Barcode. Tidak mungkin bukan begitu?——Tapi semalam Fourth ingat juga membahas mengenai hal-hal tentang musik dengan barcode diruang tengah.

Bahkan bekas buku yang di coret kedua nya semalam terlihat masih berantakan di atas meja didepan sofa membuat Fourth tersenyum.

"Teh atau kopi?" tanya Barcode, menoleh sekilas kebelakang hanya untuk mengecek.

"Teh. Kalau bisa." senyum Fourth dengan sopan.

Meregangkan otot-otot nya di pagi hari, adalah hal yang biasa nya Fourth lakukan. Ia nampak sibuk dengan diri sendiri, sampai ketika melihat setiap sudut ruangan yang sudah penuh dengan barang-barang milik seseorang yang nampak nya sudah lama menetap. Pastinya barang milik p'Apo.

"Eh iya, Apakah kau tahu kakak mu menetap disini?" mata puppy itu memincing kearah Barcode yang hanya menggunakan kutang berwarna putih.

Dengan otot memenuhi lengan besarnya dan juga rambut berantakan Barcode dipagi hari.

"Oh ya, Tentu aku tahu. Paman mu adalah orang yang sangat baik. Kudengar kakakku tinggal disini dengan nyaman atas bantuan pamanmu. Meski mungkin ini bekas penyimpanan barang-barang, setidaknya sejauh ini masih layak ditinggali." kata Barcode memberi pujian, sembari berjalan menuju Fourth dengan memberikan cangkir berisi kan teh manis di pagi hari untuk Fourth.

"Thank you" sambut Fourth pada cangkir tersebut.

"Oh ya" Barcode juga mengambil air putih dingin di kulkas dengan botol air minum. Lalu memberikan nya pada Fourth.

"Jangan lupa minum air juga, cuaca begitu panas"

"Terima kasih tuan Barcode"

"Tinnasit"

MY POLLUX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang