| CHAPTER 12 |
" It was rain & agony of us "
︶꒦꒷♡꒷꒦︶Malam akhirnya menyelimuti kota Songkhla, si kota yang di angan-angan kan sebagai kota tua di daerah selatan Thailand itu. Dua anak laki-laki yang berasal dari bangkok itu nampak mengendarai motor vespa keduanya dengan nyaman, melihat pemandangan kota tua yang menjadi bagian terindah dikota ini.
Meski tak semua bagian bangunan merupakan bagian tua, namun mereka melewati old town! salah satu tempat tua dan menjadi destinasi indah di kota ini. Gelap menyelimuti langit kota tanpa bintang. Malam ini sedikit gerimis.
Ketika berhenti di lampu merah, kedua nya berada di barisan paling depan. Mereka tak berbicara untuk beberapa saat. Namun Barcode memegang kaca spion yang ada di dekat tangan nya, mengarahkan nya tepat kearah Fourth yang sedang serius menatap kedepan, dibelakang nya membuat Barcode terkekeh malu. Muka nya seperti berang-berang, menunggu sesuatu yang akan datang. Sangat lucu.
Lalu tak lama Fourth segera sadar Barcode sepertinya sedang menertawakan nya dari depan.
"Kenapa?" kata si Fourth, heran.
Kekeh imut dari Barcode terdengar renyah, "Bukankah aku yang membawa motornya? Kenapa muka nya serius sekali?" tanya Barcode tersenyum membuat Fourtth mengeleng jengkel. Namun sekaligus senang.
SHRTT——
Suara kaca mobil terbuka di samping Fourth dan Barcode, membuat Fourth sekilas menoleh dan betapa kaget nya ketika tahu itu adalah Si anak sombong, angkuh, dan super arogan itu. Bersama dengan teman-teman nya, berada di kendaraan yang terlihat cukup mahal ini dengan tatapan nyentrik menjengkelkan yang sangat Fourth hafal. Satang, sepupu dari Gemini.
Oh jelas Gemini terlihat duduk di samping Satang, berada di barisan samping supir dengan tatapan dingin nya. Tentu Fourth sangat kaget dengan kehadiran mereka.
Terutama melihati Gemini. Orang yang benar-benar membuat nya jengkel akhir-akhir ini.
"Hallo Fourth, Pacar baru mu?" tanya Satang membuat beberapa teman aneh nya dibelakang itu tertawa geli dibelakang sofa mobil. Dimana mereka juga manja, merayu Fourth yang nampak sudah tak nyaman dengan kehadiran teman-teman nya itu. Fourth mendecak kesal dengan jengkel.
"Dia cukup tampan." angguk Satang mengakui ketika melihat Barcode yang menatap polos Satang, yang sangat asing dimata nya. Barcode tak begitu mendengar nya.
"Teman mu Fourth?" tanya Barcode polos ke pada Fourth. Namun Fourth tak mau menatap mereka.
Segera Fourth mengeleng, membuang muka sekaligus juga mengatakan "Bukan siapa-siapa. Abaikan saja mereka." seru Fourth dengan amat kesal.
"Wohoho... itu sangat kasar, Fourth." kekeh Satang membuat teman-teman nya terkekeh dibelakang sana.
Mereka memisah ketika lampu merah berganti hijau. Barcode mengantarkan Fourth menuju rumah kakek dan nenek Fourth. Sungguh, Fourth khawatir mereka akan mengikuti mereka. Namun untung nya kali ini mereka tak dapat gangguan. Fourth benar-benar takut sekaligus marah di situasi barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POLLUX [END]
Historical FictionFourth yang memiliki hubungan buruk dengan sang ayah akhirnya kabur menuju Songkhla, tanah dimana mendiang ibunya dulu dilahirkan dan tinggal disana sejak lahir. Ia menetap dengan dengan Kakek dan Nenek tersayangnnya, termasuk sang paman Mile. Merek...