34

231 18 0
                                    

34 :

Malam teduh diantara bintang-bintang, Fourth menunggu pamannya diluar didekat perapian. Menunggu pamannya yang keluar dari ruangan. Ia meminta Mark untuk memanggil pamannya untuk diajak berbicara.

Ada banyak hal yang ingin ia katakan. Termasuk ketika Fourth kabur. Hatinya sendiri merasa tak tenang ketika tahu bahwa semuanya mengira ia diculik. Seharusnya tak begitu. Fourt tahu jika ia tak kabur, semuanya bakalan sesuai rencana.

Malam menjelang sangat larut sehingga dirinya akhirnya mengurungkan niat untuk berbicara. Ia sudah takut duluan membayangkan reaksi pamannya. Namun tiba-tiba Apo dan Mile berjalan keluar sembari Apo menunjuk kearah Fourth dari kejauhan membuat tatapan Mile dan Fourth bertabrakan digelapnya malam.

Bulan menyinari jalan berdebu itu dan akhirnya Mile berjalan mendekat kearah Fourth yang berhadapan dengan api didalam drum tong berkarat itu. Suara patah nya kayu dan beberapa barang didalam tong berapi itu membuat Fourth menoleh membuang muka sembari menunggu Mile.

Lalu ketika Mile disamping Fourth, ia memberikan keponakannya sekaleng cola. Fourth melirik dan menyambutnya dengan wajah diamnnya tanpa ekspresi yang, membuat Mile heran.

"Kau baik-baik saja?"

"Ya... Aku tidak tahu." geleng Fourth.

Semua terasa canggung. Namun Mile menghela nafas dengan lega sembari menaru tangannya di kepala Fourth sembari mengobrak-abrik rambut lembut Fourth dengan iseng.

"Maaf menunggu lama."

Entah mengapa Fourth jadi semakin menahan diri menceritakan apa yang terjadi. Namun setelah Mile menjauh dan duduk tak jauh dari tempat Fourth duduk, Fourth membuka mulutnya.

"Aku tak mengerti semua ini terjadi untuk apa." kata Fourth membuat Mile terdiam. Ia tak mau menjawab. Jadi Fourth sudah tahu dari raut wajah pamannya yang nampak tak bisa menjawab.

"Awalnya aku tak peduli tapi, aku sangat, sangat ingin menolong Gemini paman. Semua ini terasa, tidak benar dan menurutku ada yang salah."

"Kami tak bisa berhenti." kata Mile menaikan alisnya. Fourth cuman bisa menarik nafas dengan sangat takut dan membuang muka.

"Apakah kalian membunuh orang?"

"Kau tidak perlu tahu."

"Tentu aku harus tahu."

"Aku tidak membunuh Gemini." kata Mile membuat Fourth mendelik meski tak melirik Mile.

Mile menghela nafas dan mengatakan, "Kau tahu apa yang dia lakukan bukan? Kalau kau tahu, kau lebih memilihnya dari pada aku pamanmu."

"Aku tidak memilih pihak siapapun. Aku ingin semuanya damai. Dan bisa seperti dulu."

"Dulu juga bakalan seperti ini kalau kau tidak tahu." kata Mile menjawab membuat Fourth makin geram.

"Kau tahu apa tentang Gemini? Kalian mempermainkan hal buruk ini. Tidak dengan pria itu maupun kau. Serius hanya demi harta kekayaan? Kau bersungguh-sungguh ingin membunuh seseorang?" tanya Fourth dengan sangat marah namun masih tak berani menatap Mile.

"Kau tidak tahu apa-apa Fourth. Ini sudah jadi permainan. Mereka membunuh ibumu. Dan aku akan tetap disini untuk mengadili hal itu." kata Mile membuat Fourth terdiam.

Fourth perlahan berkata dengan nada kecewa. "Seharusnya kau lupakan hal itu."

"Ibumu salah satu orang yang berjasa dikehidupanku. Dia saudaraku. Kau harus bisa mengerti seberapa beratnya kehilangan dia. Kau tidak tahu cara ibumu mati yang sebenarnya."

MY POLLUX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang