35

167 17 0
                                    


35 :
How least the end

35 : How least the end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Fourth berlari sekuat tenaga dan menabrakkan dirinya sendiri pada pintu. Ia hanya bisa meronta untuk membobol keluar dari ruangan. Berteriak dengan sekuatnya, ingin keluar namun diluar hanya ada Satang yang sedang mengupas applenya dengan pisau tajam di tangannya.

"Hei siapapun!?!?"

Satang diluar pun mendecak dengan kesal. "Sialan, kenapa dia separah itu sih pengen keluar? aku bakalan diam aja kalau jadi dia dasar si-aneh." bisik Satang melihati Applenya.

Fourth mendekatkan telinganya ke pintu dan mencoba membuka gagang pintu dan berteriak lagi. "HEI!?!? ADA ORANG DILUAR!?!?" Bentak Fourth namun akhirnya Satang menjawab dengan tegas.

"Aku tidak akan membuka pintu sampai 34 jam kedepannya jika belum mendapatkan kabar gembira."

"Sa... Satang?" keringat Fourth bercucuran dengan nafas tersengal-sengalnya.

"Hei bodoh" panggil Satang Jengkel. "bisa-bisanya kau berteriak seperti orang gila didalam sana. Kau tidak tau bakalan seberapa ruginya kalau kau keluar dari kamar ini."

"HEI!?! Keluarkan aku!"

Tiba-tiba saja ada suara yang aneh ditelinga Satang sembari dirinya meletakan Applenya di meja lusuh didekatnya. Segera memegang pisaunya sembari siap-siap tangan lainnya memegang pistol diarea lain pada selubuk baju ditubuhnya.

Srek! Satang menodongkan pistolnya kearah bunyi dan benar adanya, orang itu adalah Win, Metawin. Tiba-tiba saja Win menyuruh Satang berbalik badan dan segera keluarkan pistolnya sendiri sembari berjaga-jaga.

"Mereka disini!' teriak Win kepada Satang sembari Satang berbalik badan dan mengangkat tangan.

Tiga pria itu berlari dari atas menuju lantai bawah dan ketika melihati Win, belum 5 langkah dari Win, Win segera menembaki mereka ber-3 denga pistol tanpa suara miliknya membuat suasana rusuh meski tanpa suara Pistol yang ramai.

Akhirnya ketiga orang itu mati ditempat dengan bersimbah darah keluar dari kepala mereka.

Tepat, mengenai kepala mereka bertiga.

Segera Satang berbalik badan dan melihati bawahan Suwannarat."Pindahkan anak itu ke mobil sekarang. Masih ada dua orang yang belum kuhabisi."

"Okey."

"Tunggu! aku dengar sesuatu!" kata Win menahan Satang sembari Satang mengerinyitkan kepala.

Lalu Win segera melihati Satang, "Siap-siap."

Tak lama sekitar 1 menit lebih, kedua orang yang Win sebutkan barusan turun sembari melihati ketiga pria yang susah mari bersimbah darah. Sementara Win nampak keluar dari lorong dengan gaya kuda-kuda nya sembari kedua pria yang turun kaget dnegan adanya Win di tempat ini.

MY POLLUX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang