⋆˖⁺‧₊☽◯☾₊‧⁺˖⋆Sepulang dari bar dengan motor Mark, setelah Mark menyuruh Fourth memberikan kunci motor ke Paman nya, sepertinya jelas paman nya itu berada didalam rumah Kakek&Nenek nya.
Mobil nya ada didepan rumah.
Dengan terburu-buru, Mark menyuruh Fourth sendiri yang mengantarkan. Seketika Fourth merasa akan membuat paman nya jengkel dengan wajah nya. Mengingat terakhir kali kedua nya mengalami percakapan yang membantah satu sama lain. Berselisih. Lalu Mark pulang setelah itu.
Sementara itu, firasat nya entah mengapa jadi berubah rindu dengan sang paman. Ia berbicaradengan tak sopan dengan pamannya. Fourth berfikir ia terlalu berlebihan waktu itu.
Segera tanpa takut penuhnya, ia masuk kedalam rumah. Terlihat Kakek Fourth yang sedang menonton TV tabung dengan Apo.
Pria berkulit eksotis dengan kumis tipis-tipis yang membuat Fourth ingin terlihat seperti itu ketika dewasa. Namun Fourth tersadarkan oleh sang Nenek yang baru saja keluar dari dapur. Mengeluarkan makan malam larut mereka yang terlalu larut di jam sepuluh malam ini.
"Kemana saja kau Fourth?" Nenek Fourth berjalan menuju meja makan, meletakan makanan disana. Apo sadar bahwa kehadiran Fourth akhirnya membuat Apo menunjukan senyum gigi rapinya.
"Oh Fourth! Kau dari mana saja?!" Apo mengangkat tangan nya, disambut oleh Fourth. Kedua nya memberi tangkap tangan kepada satu sama lain.
"Aku... main dengan Ford." ujar Fourth, berbohong.
Apo masih selalu senyum dengan gigi rapinya itu, "Duh duh orang Songkhla baru satu ini. Gimana? Udah bosan-kan disini?" tanya Apo, Iseng.
"Ikut campur saja~" kata Fourth membuat sang nenek segera menegur.
"Hush, Dasar tak sopan." sinis nenek Fourth.
"Auuuu, iya maaf" sahut Fourth tak enak.
Sang kakek akhirnya melirik ketika iklan sudah muncul di telivisi. "Paman Mile berada dikamar. Coba kau panggil dia untuk makan malam." kata nya menunjuk dengan lambat kearah lantai dua. Begitu juga dengan Apo yang mengangguk.
Fourth kaget "Au... kok, Dikamar ku?" tanya Fourth dengan gugup. Ia mencoba biasa-biasa saja.
Kamar yang Fourth tempati sekarang adalah bekas milik paman nya ketika masih tinggal dengan nenek dan kakek nya. Dari kecil sampai remaja, ia tinggal dulunya disini sebelum ia diberikan warisan setengah dan perlahan menjadi kepala bisnis dari keluarga Romsaithong. Meski kakek Fourth masih menjadi sang pewaris yang masih konkrit.
Sekarang sudah benar-benar jadi milik Fourth semejak ia pindah kemari. Ruangan itu memang benar-benar sudah lama tak di tinggali sang paman semejak pria itu melanjutkan bisnis sukses keluarga mereka. Jadi otomatis ia keluar dari rumah orang tua nya dan membangun kehidupan sendiri tanpa ikut campur tangan dari Kakek Fourth lagi. Mereka hanya menikmati hasil dari Mile sendiri.
Secepatnya Fourth datang ke kamar. Baru naik ke lantai dua, menginjakan kaki di lantai itu. Terdengar suara instrument gitar yang berasal dari kamar nya.
Dengan langkah pelan, Fourth mendekat kearah pintu yang sedikit terbuka. Lalu ia dorong perlahan sembari mendengar jelas instrument indah yang keluar dari gitar yang dimainkan sang paman.
< 🎼 >
Mile membelakangi pintu. Duduk dikasur dengan diam ditemani instrumen gitar nya. Punggung besar dan pundak lebar nya terlihat bidang nampak dominan dan menyeramkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/335442350-288-k865627.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POLLUX [END]
Historical FictionFourth yang memiliki hubungan buruk dengan sang ayah akhirnya kabur menuju Songkhla, tanah dimana mendiang ibunya dulu dilahirkan dan tinggal disana sejak lahir. Ia menetap dengan dengan Kakek dan Nenek tersayangnnya, termasuk sang paman Mile. Merek...