14 :
" Jealousy & Anger "
┊ . ˚ ˚✩Ditengah malam, Fourth dan Gemini masih bercumbu di kasur bekas paman Fourth yang seutuhnya telah menjadi milik sang keponakan. Gemini naik keatas tubuh Fourth yang terbaring di kasur, sementara si paling bawah menahan perut si atas.
"Tunggu..." seling Fourth membuat Gemini melepaskan tautan lengket yang berasal dari mulut kedua nya. Fourth menyeka bibir nya, namun Gemini segera menangkap tangan Fourth.
"Jangan lakukan itu" seru Gemini.
"Memangnya kenapa?" tanya Foruth heran.
Namun Gemini mencium segera leher Fourth, membuat bulu kuduk Fourth merinding senang dan memejamkan mata dengan begitu nikmat.
Bekas di kulit Fourth tertanam dengan jelas, meski si empu kulit tak sadar, yang mencumbu sadar dan segera mengelus bekas tersebut. "Oh tidak..." seru Gemini membuat Fourth yang tengah menikmati, melihati sang Tampan dengan keheranan.
"Ada apa?"
"Apakah kau yakin tidak akan ada yang curiga kalau aku memberikan bekas ciuman?"
"Untuk apa kau takut? Dasar Kau..."
<>
Bukanlah pagi indah ketika Fourth bangun di pagi hari nya. Semalam adalah mimpi bagi nya. Bagaimana tidak mengatakan hal tersebut adalah mimpi? Gemini tak berada di samping nya ketika ia bangun. Meski setengah percaya, ia berfikir bahwa mungkin saja Gemini akan bertingkah semakin menjadi-jadi ketika nanti nya mereka bertemu. Fourth tahu bahwa anak itu punya sifat yang sering berubah-ubah dalam mengambil keputusan. Maka semalam ia sempat menolak Gemini.Oh ya, itu cuman mimpi...
Fourth bekerja seperti biasa. Suasana cukup sepi, begitu juga pelanggan yang tak begitu ramai, namun nampak ada beberapa orang yang memesan. Sosok pria brewok dengan kulit eksotis itu membuatkan minuman untuk pelanggan di meja bar, sementara Fourth membersihkan meja-meja yang menjadi bekas pelanggan yang sudah pergi. Sungguh Fourth masih memikirkan kejadian semalam.
Sentuhan itu bukanlah hal biasa. Ini sentuhan yang menjalar di berbagai tempat di tubuh nya, dari tangan Gemini sendiri. Anak itu memberi kabar lewat SMS, mengatakan bahwa ia sebisanya akan bertemu dengan Fourth. Namun Fourth mengabaikan pesan itu.
Masih tak menyangka, dan merasa masih bingung.
"Hei, Ada apa dengan leher mu?" tanya Mark kebingungan, menunjuk ke salah satu bekas yang terlihat jelas di kulit leher Fourth yang putih.
"Kenapa phi?"
"Apakah gigitan nyamuk? besar sekali."
'OH JANGAN-JANGAN!' Fourth segera menutupi bekas tersebut, dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di bar dengan tergesa-gesa. Si Mark terdiam melihati kepergian Fourth dengan wajah penuh tanda tanya nan polos itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POLLUX [END]
Historical FictionFourth yang memiliki hubungan buruk dengan sang ayah akhirnya kabur menuju Songkhla, tanah dimana mendiang ibunya dulu dilahirkan dan tinggal disana sejak lahir. Ia menetap dengan dengan Kakek dan Nenek tersayangnnya, termasuk sang paman Mile. Merek...