#21

8.5K 776 21
                                        

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~~~

Jeno menatap lamat wanita paruh baya di hadapannya. Ia dan Xyst sudah duduk di dalam rumah, menunggu penjelasan sang penyihir yang sepertinya sudah tahu akan kedatangan mereka.

"Seseorang pernah mengatakan jika keturunan Philips akan datang menemui ku di masa depan."

Jeno dan Xyst mengangguk, langsung percaya karena beberapa penyihir memang bisa melihat sekelebat masa depan. Bahkan beberapa vampire pun memiliki bakat tersebut. Hanya beberapa bahkan bisa dihitung jari.

"Apakah anda tahu di mana permaisuri saat ini?"

Penyihir itu tak menjawab, ia malah bangkit dari duduknya lalu berjalan masuk ke dalam salah satu ruangan yang berada di dekat tempat mereka duduk.

Cukup lama mereka menunggu hingga penyihir itu kembali dengan kotak di tangannya.

"Berikan ini pada pangeran Nolan, ini adalah titipan sang ibu."

Jeno meraih kotak yang disodorkan sang penyihir. Kotak itu berbentuk persegi panjang dengan ukiran salur di setiap sisinya, terlihat sangat tua.

"Apa ini?"

"Aku tidak tahu, hanya pangeran Nolan yang bisa membukanya."

Jelas sang penyihir.

"Lalu, bagaimana dengan permaisuri?" Xyst membuka suaranya.

"Permaisuri sudah pergi tuan, ia mengorbankan diri untuk menyelamatkan pangeran Nolan saat itu."

Fakta itu tentu saja membuat Jeno dan Xyst terkejut.

"Bagaimana bisa?"

"Saya juga tidak tahu, kakak saya yang mendampingi permaisuri saat itu. Dan ia juga ikut pergi saat permaisuri pergi. Mereka hanya menitipkan kotak itu untuk diberikan pada keturunan Philips."

Jeno termenung, apa yang harus ia katakan pada Jaemin nanti. Sedangkan anak itu terlihat sangat bahagia mendengar bahwa kemungkinan sang ibu masih hidup.

---

Jaemin tak berhenti mengomel sejak sampai di dorm. Bagaimana tidak, sedari tadi Haechan dan Renjun terus saja menempeli dirinya. Ia bukannya tak suka tapi mereka berdua benar-benar menempel seperti perangko yang tak mau lepas. Bahkan saat ini keduanya tengah ikut tertidur di kasur sempit Jaemin sembari memeluk tubuh Jaemin di kanan dan kiri.

"Kenapa kau menggemaskan sekali, Jaem?" Ucap Haechan sembari menggoyangkan tangannya. Renjun yang memang tidur di pinggir langsung protes karena pergerakan Haechan bisa saja membuatnya jatuh.

"Astaga, apa yang kalian lakukan dengan anakku?" Pekik Taeyong yang baru saja masuk ke dalam kamar. Niatnya ingin memberi 'minum' pada Jaemin tapi malah melihat adegan berpelukan bak teletubbies dengan Jaemin yang menatapnya dengan pandangan memelas.

"Taeyong hyung, bolehkah aku memanggilmu mother seperti Jaemin?" Tanya Renjun sembari bangkit dari berbaringnya.

"Aku juga mau." Pekik Haechan ikut-ikut.

THE LOST EMPIRE [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang