#34

6.5K 698 7
                                    

---

"Bukankah batu Ametrine ada ditubuh Jaemin?" Tanya Jaehyun.

"Permaisuri sudah meramalkan kehamilan Nolan. Jadi saat itu, kami memecah batu Ametrine untuk berjaga-jaga jika pelepasan segel dilakukan saat Nolan masih mengandung. Walaupun batu yang saat ini anakmu pakai tidak sekuat batu yang ada di tubuh Nolan, namun batu itu masih bisa digunakan dengan baik. Aku memindahkan bayi kalian karena proses pelepasan segel yang dialami Nolan akan sangat menyakitkan dan membutuhkan banyak energi. Bayi kalian bisa mati jika tetap berada di dalam tubuh Jaemin."

Jaemin mengangguk ribut, menyetujui perkataan Winwin karena tadi ia benar-benar merasakan rasa sakit yang luar biasa.

"Banyak hal yang sudah permaisuri ramalkan di masa lalu. Termasuk keadaan pangeran Zale. Permaisuri memberi sedikit inti jiwanya, berharap kalian akan menyayangi Nolan di kemudian hari."

Taeyong tersenyum hangat mendengar ucapan itu. Ia masih tidak percaya jika sang putra sulung ternyata masih hidup bahkan mereka sempat berbincang dengan penuh rindu sebelum sang pangeran kembali diberi waktu untuk istirahat.

"Kami sudah menyayangi Jaemin bahkan sebelum hal ini terjadi. Kau tidak perlu cemas Winwin."

Winwin mengangguk, ia sendiri dapat melihat bagaimana perlakuan keluarga Philips kepada Jaemin. Hal itu tentu saja membuat Winwin bersyukur. Ia bisa tenang melepaskan sang pangeran Zakhary setelah ini.

Obrolan panjang itu berlanjut hingga seorang vampire mengatakan jika para Elder ingin bertemu dengan Jaemin. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi bersama ke aula pertemuan yang lebih besar, sedangkan Taeyong memilih pergi ke kamar sang anak sulung karena belum puas melepas rindu.

---

"Ini."

Jaemin menaikkan sebelah alisnya saat Winwin mengulurkan sebuah kotak.

"Apa ini?" Tanya Jaemin sembari mengambil kotak itu dan langsung membukanya. Kedua mata indahnya membola dengan tangan kanan yang reflek meraba lehernya.

Ah pantas ia merasa ada yang kurang dari tubuhnya, ternyata kalung yang diberikan oleh sang ibu memang tidak ia kenakan entah sejak kapan. Benda itu ternyata dibawa oleh Winwin selama ini.

"Bagaimana bisa kalung ini ada padamu, hyung?"

"Lihat ini." Pemuda itu tak menjawab pernyatanyaan Jaemin. Ia malah mengulurkan kalung cantik itu di hadapan Jaemin kemudian mengusap lembut liontin kalung itu hingga mengeluarkan cahaya violet yang sangat indah. 

"Ini adalah serpihan batu Ametrine. Saat ini, anakmu ada di dalam sini."

Mata Jaemin melotot lalu bergegas mengangkat kalung pemberian sang ibu, mengamati liontin indah yang terpasang di sana dengan seksama. Ia mendengus saat menyadari sesuatu.

"Jadi selama ini semua batu Ametrine ada padaku?"

Winwin mengangguk.

"Astaga, kasian para penghianat itu. Mengejar sesuatu yang tidak pasti."

Ucapan Jaemin yang tak terduga itu mengundang tawa Winwin. Sifat Jaemin memang sangat mirip dengan kakaknya, sama-sama tidak bisa di tebak dan sangat random.

"Apa yang harus kulakukan padanya?"

Winwin mengikuti arah pandang Jaemin yang masih setia mengamati liontin pada kalungnya.

"Kau hanya perlu menyalurkan energimu setiap hari. Tenang saja, kau akan baik-baik saja karena kau adalah seorang Zachary."

"Apa dulu mama juga melakukan hal itu?"

THE LOST EMPIRE [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang