#28

5.6K 636 27
                                    


---

Jeno berdiri dengan gagah di atas tumpukan bebatuan sembari memperhatikan para prajuritnya yang sedang bersiap. Pikirannya berkecamuk sedari tadi, memikirkan keadaan sang kekasih dan juga buah hati mereka. Sudah lewat beberapa jam namun sang ibu tak kunjung memberi kabar.

"Fokuslah son, aku yakin Jaemin akan baik-baik saja."

Entah sudah keberapa kalinya Jaehyun mengucapkan hal itu dan Jeno hanya bisa mengangguk.

Gerhana matahari akan terjadi beberapa jam lagi. Seluruh pasukan telah mengambil tempat sesuai strategi yang telah mereka susun.

Anggota Philips menjadi pemimpin pasukan dua, yang akan menyerang saat gerhana terjadi. Leonidas dan Orion akan menjadi pasukan di garda depan, membuka jalan untuk pasukan dua, dan Salvator akan memimpin bala bantuan di barisan belakang. 

Jeno mengeluarkan pedangnya, pedang perak yang bahkan dapat melukai dirinya sendiri jika ia tak hati-hati. Pedang itu adalah pemberian sang kakek dari pihak ayah sebelum gugur di medan perang. Pedang istimewa itu dibuat langsung oleh pandai besi terpilih dan hanya diwariskan pada keturunan Philips.

Peperangan sudah dimulai beberapa saat lalu. Dari tempanya berdiri, Jeno dapat melihat ratusan mayat hidup yang menyerang. Jumlah mereka memang kalah jauh namun kekuatan yang Xyst pinjamkan sangat berguna. Para mayat hidup itu dengan mudah dihabisi. Namun walaupun begitu, jumlah mereka seperti tidak ada habisnya.

Tiga jam berlalu dan para pasukan garda depan tak kunjung dapat menangani para mayat hidup yang terus bertambah, sedangkan pasukan mereka sudah mulai kelelahan.

Jeno sudah harap-harap cemas, perang ini bisa menjadi kehancuran kedua bagi bangsa vampire dan Jeno tak ingin hal itu terjadi.

"Mereka tidak berkurang father." Ucap Jeno pada sang ayah.

Jaehyun mengangguk, sama-sama menatap peperangan yang terjadi di depan sana. Para pasukan Orion dan Leonidas sudah semakin terpojok namun Philips masih belum bisa maju. Kekuatan mereka akan sangat penting untuk gerhana matahari nanti dan jika mereka maju sekarang kemungkinan mereka akan ikut kelelahan dan membuat musuh semakin mudah memporak-porandakan pasukan.

Keadaan medan perang sudah semakin kacau dan tanda-tanda gerhana mulai muncul. Pasukan Salvator akhirnya memilih mengirim bantuan dan hal itu dapat menahan musuh sedikit lebih lama.

Masih ada waktu sekitar setengah jam sebelum gerhana terjadi. Jeno sekali lagi menatap pedangnya, mengalirkan energinya hingga pedang yang semula hanya berwarna hitam kini berkilat merah.

Langit mulai redup, sinar matahari yang menyengat perlahan menghilang digantikan dengan hembusan angin yang amat kuat. Matahari sudah malai tertutup dan pasukan Philips bergegas terjun ke medan perang.

Jeno menjadi yang terdepan disusul oleh sang ayah dan para pasukannya. Mereka menghunus semua musuh yang mereka lewati tanpa kecuali. Suara tebasan pedang dan pekikan memilukan menjadi nyanyian mengerikan di siang yang gelap itu.

Kaki Jeno melesat ke sana ke mari menusuk para mayat hidup itu dengan pisau pemberian Jaemin. Dan seperti sebelumnya, mayat-mayat itu mengeluarkan cahaya emas sebelum melebur menjadi debu. Pandangan Jeno semakin tajam saat langit semakin gelap. Sedikit lagi matahari akan tertutup sempurna dan Jeno harus memusnahkan mayat-mayat hidup itu dengan cepat.

Tak berbeda jauh dari Jeno, Jaehyun juga melesat bagai angin. Menebas leher para mayat hidup itu dengan pedang hitamnya. Pedang itu berselimut cahaya merah dan emas perpaduan dari kekuatannya dan kekuatan Xyst.

Saat matahari benar-benar hilang, mereka telah berhasil maju dan menemukan sekelompok vampire murni dan penyihir hitam yang telah menanti di barisan paling belakang.

"Wah, Philips memang tak bisa diremehkan." Ucap salah satu vampire yang berdiri di tengah.

Jeno mengatur nafasnya, berdecih pelan saat mendengar ucapan penuh nada mengejek itu.

"Wah, Jeno Philips, ternyata kau sudah dewasa dan tidak kalah dengan ayah dan kakakmu."

"Jangan banyak bicara, dan menyerah lah." Desis Jeno, matanya berkilat merah menatap satu persatu vampire di depannya yang sudah membuat kedamaian bangsanya terusik.

"Jangan senang dulu Philips, kami belum mengeluarkan master piece. Aku akan menguasai Shadowvale"

"Dalam mimpimu."

Setelah mengatakan hal itu, Jaehyun memberi komando pada pasukannya untuk maju. Peperangan kembali terjadi dan kini kawan mereka adalah para vampire murni.

Jeno melesat bersama Jaehyun, mencoba melumpuhkan para Vampire yang sejak tadi meremehkan mereka. Jeno yakin salah satu di antara mereka adalah dalang dari semua ini.

"Harusnya aku memang membunuh Elios sampai akar hingga tidak ada tikus yang bisa kabur." Ucap Jeno setelah berhasil tiba di depan vampire yang tadi berdiri di tengah.

"Yah, dan tikus ini bisa saja menjadi malaikat pencabut nyawamu."

Keduanya terlibat perkelahian yang cukup sengit. Jeno hampir kewalahan mengimbangi tenaga Dilon. Vampire itu sepertinya sudah melakukan ritual terlarang dengan para penyihir hitam hingga memiliki energi tak terbatas. Bakan luka-luka yang Jeno berikan langsung beregenerasi dengan cepat.

"Kelelahan Philips?" Tanya Dilon setelah berhasil menendang tubuh Jeno hingga tersungkur.

Pemuda dengan mata hitam itu menyeringai, memperlihatkan taring tajam yang mencuat dari bilah bibirnya. Namun seringai itu tak bertahan lama saat tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang sangat menyakitkan mengalir dalam tubuhnya.

"ARRRGGHHHH APA YANG KAU LAKUKAN?"

Suara pekikan itu membuat Jeno menyeringai. Sepertinya musuhnya lupa jika Jeno Zact Philips merupakan pangeran vampire dengan kekuatan telekinesis tingkat tinggi.

"Sepertinya kau melupakan keahlianku Elios."

Jeno bangkit berdiri dengan pedangnya yang ia jadikan tumpuan. Manik merahnya semakin menggelap menandakan kekuatannya yang semakin hebat. Dengan hanya sebuah tatapan Jeno dapat mematahkan tulang Dilon dengan mudah.

"Kau kalah Elios, Vampire sampah sepertimu tak akan pernah menjadi kaisar."

Setelah mengatakan hal itu Jeno bergegas melesat seperti bayangan. Ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat namun saat jarak mereka sisa beberapa jengkal, Dilon berhasil kabur. Vampire itu menghilang dengan cepat, menyisakan asap hitam pekat yang mengganggu penglihatan.

"Sialan"

---

TBC

Hai ketemu lagi setelah beberapa hari.
Maap yaaa hehehe. Beberapa part lagi cerita ini bakalan end. Kalian mau happy ending atau sad ending?.

vote ygy

Mau double update?

THE LOST EMPIRE [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang