~~~Jeno terus melesat mencari sang pujaan hati dengan mengandalkan penciumannya. Aroma memabukkan itu membawanya masuk semakin dalam ke hutan.
Malam sudah semakin larut dan keadaan hutan sangat gelap dan sunyi. Hanya ada suara-suara dari binatang kecil dan juga suara daun yang berayun karena diterpa angin.
Jeno semakin menajamkan indranya saat aroma lain datang dari arah belakang. Pemuda April itu memutuskan untuk berhenti, menunggu siapapun yang datang mengikutinya.
Mata sipitnya semakin menyipit saat melihat sebuah cahaya dari kejauhan. Ia sudah mengambil ancang-ancang, waspada jika pancaran cahaya itu datang dari musuh yang mengejarnya.
Sepersekian detik kemudian, ia dapat melihat seekor serigala putih bersih dengan sayap yang mengepak indah di punggungnya. Xyst ternyata menyusul dan hal itu membuat Jeno luar biasa lega.
---
Xyst dan Jaehyun mencoba sebisa mungkin menghalau belasan mayat hidup yang terus menyerang mereka. Satu per satu anak buah Jaehyun tumbang akibat kelelahan, menyisakan sedikit yang masih mampu bertahan.
Beberapa menit kemudian Xyst dengan bentuk serigalanya merasakan energi luar biasa yang mengalir dalam tubuhnya. Ia tersenyum tipis saat menyadari kekuatan sang majikan sudah kembali walaupun sepertinya tidak sepenuhnya.
Tak menyia-nyiakan waktu, serigala Xyst melesat dan langsung menerjang para mayat hidup, melukai mereka dengan taringnya yang tajam sebelum menusuk dada mereka dengan kukunya.
Luka yang disebabkan serangan Xyst mengeluarkan cahaya keemasan sangat terang sebelum meledak dengan begitu hebat.
Belasan mayat hidup yang tadi benar-benar membuat mereka frustasi dapat dikalahkan dalam hitungan detik oleh si serigala tepat saat mobil Haechan masuk ke dalam pelataran dorm. Jaehyun menjadi orang pertama yang menghampiri mobil itu untuk melihat kondisi istrinya.
"Ada apa dengan Taeyong?" Tanyanya begitu melihat sang istri yang tidak sadarkan diri di kursi penumpang.
"Mother pingsan setelah mencoba menenangkan Jaemin."
Jaehyun mengangguk mengerti lalu menggendong Taeyong ke dalam rumah. Sedangkan Xyst memilih untuk menyusul Jeno.
---
"Bagaimana dengan dorm?" Tanya Jeno begitu Xyst tiba di hadapannya.
"Sudah aman."
Jeno mengangguk, ia memperhatikan rupa serigala Xyst yang terlihat sedikit berbeda. Jika diperhatikan dengan cermat, bisa terlihat sebuah tanda abstrak samar di keningnya dan juga serigala itu terlihat lebih besar dari sebelumnya.
"Kenapa kau seperti ini?"
Xyst mengubah dirinya menjadi manusia.
"Sepertinya kekuatan Jaemin mulai kembali, karena ini juga aku bisa mengalahkan mayat-mayat hidup tadi. Aku bisa merasakan energi besar yang mengalir di tubuhku."
Jeno mengangguk, ia berbalik memunggungi Xyst lalu beberapa saat kemudian kembali berbalik dengan cepat sembari menusukkan sebuah belati tepat di dada Xyst.
Pemuda bersurai putih itu meringis, memandang tak percaya pada Jeno.
"Kau, kenapa menusukku?" Pekik Xyst dengan suara terbata-bata.
Jeno melihat darah hitam yang mengucur dari luka yang ia buat di dada Xyst.
"Kau tak bisa menipuku, sialan."
Dan setelahnya suara tawa menggelegar di seluruh penjuru hutan. Wajah dan tubuh Xyst perlahan berubah menjadi sosok yang sangat mengerikan. Sosok itu tersenyum culas, mantap Jeno dengan pandangan meremehkan.
"Ah aku ketahuan."
Suara menyebalkan itu tak bisa dielakkan, membuat Jeno mendengus kencang.
Sedari awal Jeno sudah curiga karena seingatnya Xyst tak memiliki aroma walau kadang ia memiliki wangi seperti Jaemin. Xyst juga tak pernah memanggil Jaemin dengan nama koreanya ia selalu memanggil si manis dengan nama aslinya, Nolan.
Jeno mencabut pisaunya kembali dengan cepat membuat Xyst palsu menggeram kesakitan. Dapat dilihat luka menganga yang cukup lebar dari sana.
Pemuda dengan wajah mengerikan itu awalnya nampak biasa saja namun beberapa saat kemudian ia terlihat panik karena lukanya tak kunjung beregenerasi.
"Kau akan mati dengan luka itu." Ejek Jeno.
Pemuda tampan itu mendekat, membuat si lawan mundur beberapa langkah dengan raut panik. Luka yang ada di dada nya perlahan mengeluarkan cahaya keemasan membuat Jeno kembali menyeringai.
"Aku yakin kau sudah tau mengenai pangeran Zachary. Jadi harusnya kau lebih waspada pada kami karena sang pangeran berada di pihak kami."
Bisikan Jeno terdengar begitu nyaring di hutan sunyi itu. Dan setelahnya ia kembali menusukkan pisau pemberian Jaemin di beberapa bagian tubuh Xyst palsu hingga pemuda itu tumbang. Cahaya keemasan terpancar dari tubuhnya sebelum melebur menjadi debu.
Jeno menghela nafas sesaat lalu mulai berkonsentrasi kembali untuk menemukan aroma Jaemin. Namun nihil, aroma itu sudah hilang.
"Sial."
---
"Ternyata benar-benar ada Zachary di antara mereka."
Dilon menggeram marah begitu mendapat laporan dari salah satu anak buahnya.
Penyerangan malam ini memang hanya untuk memastikan keberadaan Zachary di sekitar Philips dan ternyata hal itu benar adanya. Bahkan mayat hidup yang mereka kirim musnah begitu saja di tangan guard sang pangeran Zachary.
"Tenanglah Dilon, saat ini pangeran itu sedang tidak bersama Philips."
"Bagaimana kau tau?"
Dilon menaikkan sebelah alisnya menatap sang kekasih penuh tanya.
"Aku menyuruh anak buah ku mengikuti pangeran Philips yang sedang mencari pangeran Zachary yang hilang."
"Jadi apa tujuan kita setelah ini?" Lanjut Galan.
"Kita tetap pada tujuan awal, membuka segel Shadowvale."
"Bagaimana dengan pangeran Zachary?"
"Kita akan mencarinya sembari merebut batu ruby."
Galan mengangguk lalu menyesap darah yang sudah ia tuang ke dalam gelas.
"Aku tidak sabar menjadi permaisuri Shadowvale." Ucap Galan disertai tatapan genitnya pada Dilon.
"Ya, aku akan membuatmu menjadi permaisuri Shadowvale"
---
TBC
Yuk vote yuk, aku bakal double update kalo bab ini dapet 100 vote hihihi.
pai pai, aku fokus skripsian dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST EMPIRE [NOMIN]
FanfictionJeno melakukan kesalahan besar dengan menghamili teman satu grupnya Na Jaemin di tengah keadaan bangsanya yang terancam. Udah baca aja aku ga pinter bikin deskripsi takut malah spoiler wkkw. #bxb #nomin #nct #vampire