#24

6.1K 703 22
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~~~

Sudah hampir tengah malam dan Jeno belum menemukan Jaemin. Xyst menyusul beberapa saat lalu dan mendapat wawancara sesaat untuk memastikan bahwa dirinya memang benar 'Xyst'.

"Kau benar-benar tidak bisa merasakannya?"

Xyst mengangguk, ini adalah hal yang aneh karena biasanya ia bisa merasakan keadaan dan keberadaan Jaemin. Tapi sekarang ia benar-benar tak bisa merasakan apapun tentang majikan manisnya itu. Bahkan aromanya sekalipun tak tercium lagi oleh mereka.

"Jeno ya, lebih baik kita kembali. Aku yakin Nolan akan baik-baik saja." Bujuk Xyst yang entah sudah ke berapa kalinya. Pencarian mereka mungkin akan berakhir sia-sia karena tak menemukan petunjuk apapun.

"Kenapa kau yakin sekali jika Jaemin baik-baik saja?" Tanya Jeno dengan raut dinginnya. Terlihat mengerikan di tengah kegelapan hutan.

"Kau lihat ini, ini adalah tato pengikat kami. Jika salah satu diantara kami tiada maka tato ini akan memudar. Aku sudah pernah melihatnya memudar dan tato ini kembali lagi saat Nolan mengingat jati dirinya."

Jeno memperhatikan sebuah tato kecil berbentuk bulan sabit di dekat nadi Xyst. Kalau tidak salah beberapa waktu lalu ia juga melihat tato seperti itu di bawah telinga kanan Jaemin.

Dengan amat terpaksa pemuda pemilik mata sipit itu mengangguk. Keduanya kemudian menghilang dari tengah kesunyian hutan dengan harapan setelah ini mereka mendapat petunjuk untuk menemukan Jaemin.

---

Setibanya di dorm, Jeno bergegas menuju kamar orang tuanya, ia ingin melihat keadaan sang ibu yang tadi pingsan.

"Father, bagaimana keadaan mother?" Tanya Jeno begitu masuk ke dalam kamar diikuti Xyst di belakangnya.

Dalam kamar itu ternyata tak hanya berisi Taeyong dan Jaehyun namun Haechan, Renjun dan Chanle juga ikut menunggui sang leader. Haechan dan Chenle duduk di sofa sedangkan Renjun duduk di sebelah Taeyong yang masih tak sadarkan diri.

"Mother hanya kelelahan, akhir-akhir ini ia banyak mengeluarkan energinya."

Jeno mengangguk kemudian berjalan ke arah sang ibu dengan begitu Renjun, Haechan, Chenle dan Xyst memilih untuk keluar, memberi ruang untuk keluarga itu.

"Jaemin belum ketemu?"

Jeno menggeleng.

"Jeno ya, setelah ini mungkin kita akan berperang. Siapkan dirimu."

Pemuda tampan dengan mata bulan sabit itu menghela nafas, matanya tak lepas dari wajah sang ibu yang terlihat tenang. Sangat cantik.

"Father mendapat kabar bahwa Abraham Leonidas telah tiada."

Perkataan sang ayang membuat Jeno menoleh dengan cepat.

"Racun itu benar-benar tidak bisa ditangani dan mereka tidak berhasil menemukan penawarnya."

Salah satu elder telah tiada dan hal itu pasti membuat goyah pertahanan mereka. Bagaimanapun Shadowvale selama ini tersegel dengan kekuatan keempat elder jika satu tiada maka segel itu tidak akan seimbang apalagi ketiga batu sudah dikuasai oleh musuh.

"Setelah ini lebih baik kita pergi mengasingkan diri, father tidak ingin member lain ikut menjadi korban."

Jeno mengangguk setuju, setelah ini pasti banyak penyerangan yang akan dilakukan kepada keluarga Philips, dan tetap berada di dorm bukanlah pilihan yang tepat.

"Aku akan minta penyihir putih untuk membuat kloning."

Setelahnya Jeno keluar dari kamar kedua orang tuanya untuk menemui Xyst. Ia harus mencari petunjuk untuk menemukan Jaemin.

---

"Kenapa wajahmu seperti itu?"

Tanya Jeno yang baru saja tiba di kamarnya. Ia melihat Xyst yang sedang terbaring di atas kasur Jaemin dengan wajah tegang.

"Jeno, seperti nya seseorang sengaja membuat Nolan hilang kendali."

"Apa maksudmu?"

Xyst menunjukkan sebuah batu mirip mutiara berwarna putih bersih kepada Jeno.

"Apa ini?"

"Ini batu mantra, aku menemukannya di mobil yang Nolan dan ibumu kendarai tadi."

Jeno meraih batu itu, mengamati nya dengan seksama. Jika dilihat lebih teliti memang ada sebuah cahaya redup di dalam batu itu. Ia juga merasakan sisa energi yang tertinggal.

"Batu itu hanya bisa bereaksi jika si target menerima secara langsung karena si pelaku harus memastikan bahwa batu itu terhubung dengan targetnya. Jika nolan menyimpannya berati batu itu diberi oleh orang terdekatnya."

"Maksudmu?"

"Pikirkan, seharian ini siapa saja orang yang berinteraksi dengan Nolan."

Jeno termenung, masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Xyst. Apakah benar orang terdekat mereka adalah dalang dari hilangnya Jaemin. Tapi siapa?

"Hari ini Jaemin hanya berinteraksi dengan para member, manager dan staff tapi aku tidak tahu saat ia bekerja. Aku akan bertanya pada Haechan."

Setelah mengatakan itu Jeno langsung menghilang menuju kamar teman sebayanya itu. Dan kebetulan sekali ada Renjun dan Doyoung di sana. Mereka bekerja dengan Jaemin seharian ini.

"Astaga, kau mengagetkanku, sialan." Pekik Haechan saat Jeno secara tiba-tiba muncul di kamarnya.

"Haechan ah, apakah kau tau Jaemin berinteraksi dengan siapa saja saat bekerja?"

Haechan mendudukkan dirinya yang semula berbaring, diikuti Renjun dan Doyoung yang ikut penasaran setelah melihat wajah serius Jeno.

"Aku tidak melihatnya berinteraksi dengan siapapun kecuali member, staff, dan manager. Kau melihatnya tidak hyung?"

Ketiga pasang mata itu menatap Doyoung yang nampaknya sedang mengingat-ingat sesuatu.

"Tidak, seharian ini bahkan dia hanya menempel dengan Taeyong."

"Apakah ada orang yang memberi Jaemin sesuatu?"

"Hanya kopi dan makanan. Aku selalu bersamanya saat kerja, dan aku yakin ia tak menemui siapapun."

Jeno terdiam, pagi sampai siang ia selalu berada di sebelah Jaemin dan tadi saat bekerja Doyoung juga selalu di sebelah si manis, dan selama itu tidak ada hal mencurigakan. Pagi tadi ia juga hanya melihat Jaemin berinteraksi dengan para member.

"Ada apa Jeno ya?" Tanya Doyoung.

"Tidak apa hyung, kalau begitu aku pamit pergi."

Dan setelahnya Jeno kembali menghilang dari kamar itu.

"Eoh, aku baru ingat."

Selepas kepergian Jeno, Haechan menyerahkan dua buah kotak kecil pada Doyoung dan Renjun.

"Apa ini?"

"Hadiah dari Winwin hyung untuk keberhasilan comeback kita"

Doyoung dan Renjun mengangguk.

"Apa semuanya dapat?"

"Yes, tinggal kalian yang belum menerimanya karena aku lupa."

"Wahh, liontin mutiara ini sangat cantik."

---

TBC

Ayo ngeteh guys drop kecurigaan kalian di komen wkwkw.

cu next chap pai pai

THE LOST EMPIRE [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang