#35

7.2K 682 17
                                    


---

Jaemin terbangun dengan sebuah tangan yang bertengger di pinggang sempitnya. Si manis tersenyum saat mencium aroma parfum yang sangat ia rindukan beberapa hari ini.

"Sudah bangun?"

Si manis mengangguk, lalu membalik tubuhnya agar berhadapan langsung dengan sang pujaan hati. Kepalanya mendusal di ceruk leher Jeno, menghirup rakus parfum sang kekasih hingga membuatnya mabuk akan kenyamanan.

"Aku merindukanmu."

Jeno terkekeh sembari mempererat pelukannya di pinggang di manis. Hanya beberapa hari mereka tak bertemu tapi rasanya sudah sangat lama.

"Bangun lah, aku akan mengajakmu ke suatu tempat."

Jaemin mendongak.

"Ke mana?"

"Elmswood, aku rindu rumah."

Keduanya terkekeh lalu sama-sama bangkit untuk bersiap.

Beberapa menit kemudian mereka telah siap dengan tubuh yang nampak segar sehabis mandi.

Helaan nafas beberapa kali terdengar dari bibir si manis karena ia merasa sedikit risih dengan baju yang ia kenakan. Pemuda manis pecinta hal-hal minimalis itu harus kembali menggunakan pakaian kerajaannya dulu karena tak membawa pakaian lain saat datang. Beruntung seluruh pakaiannya masih tampak bagus, berterimakasih pada sihir mendiang ayahnya yang bisa menjaga semua itu tanpa ada kerusakan sama sekali.

"Wow, Prince Nolan." Pekik Xyst yang kebetulan berpapasan dengan mereka.

"Tidak usah mengejek."

Jaemin mendelik dengan wajah kesal yang dibuat-buat membuat kedua pemuda lain terkekeh gemas.

"Sudah sangat lama tidak melihatmu seperti ini. Kau semakin menawan Nolan."

"Xyst dan mulut manisnya." Sarkas Jaemin.

Lagi-lagi Xyst tertawa sebelum berpamitan untuk kembali melanjutkan jalannya.

"Sudah, jangan marah. Kau memang menawan, sayang."

---

Sepanjang jalan Jaemin tak melunturkan senyumnya barang sedikit pun. Ia menikmati perjalanannya sembari mengingat-ingat masa lalu menyenangkan saat ia menyusup keluar istana.

"Jeno berhenti. Aku ingin ke perpustakaan itu."

Jaemin menunjuk perpustakaan kota yang berada di pusat Elmswood. Perpustakaan itu adalah tempatnya dan Jeno bertemu dulu.

"Kau tau perpustakaan ini?"

Si manis mengangguk semangat lalu menarik tangan prianya agar berjalan lebih cepat karena tak sabar melihat bagaimana keadaan perpustakaan itu sekarang. 

"Wahhh masih sama." Pekik Jaemin sembari berjalan ke sana ke mari. Pemuda itu sangat bersemangat sampai tak memperhatikan jalannya hingga tersandung undakan tangga pendek yang menghubungkan ruang buku dan ruang baca.

Jaemin jatuh bersimpuh dengan lutut yang menghantam lantai lebih dulu, rasanya sedikit ngilu entah kenapa luka seperti ini rasanya lebih sakit dari pada luka yang ia dapatkan saat perang. Atau karena saat ini ia sedang bersama orang terkasihnya jadi secara naluri ia ingin dimanja?

"Ssshhhhh." Jaemin mendesis, mencoba untuk bangkit namun ia urungkan saat netranya melihat sebuah tangan yang terulur di depan wajahnya. Jaemin mendongak, bak dejavu saat melihat mata sipit yang setia menatapnya dengan teduh.

Senyum Jaemin mengembang di saat tangannya meraih tangan Jeno dan beranjak berdiri dengan bantuan sang kekasih.

"Hati-hati sayang."

THE LOST EMPIRE [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang