#36 [END]

8.8K 707 17
                                    

---

"eungggghhhhh."

Jaemin melenguh panjang setelah pelepasannya, tak berbeda dengan Jeno. Pemuda tampan itu terlihat masih mengatur nafas di atas tubuh sang kekasih dengan senyum lebar.

Entah siapa yang memulai hingga mereka berakhir bergumul panas di kamar Jeno. Padahal tadi mereka hanya berciuman lembut sembari menikmati semilir angin dan keindahan senja di balkon.

"Kau cantik, sayang." Ucap Jeno sembari mengusap lembut pipi Jaemin yang sedikit bersemu merah.

Kedua manik mereka saling terkunci, menikmati atmosfir romantis setelah pergumulan panas yang mereka lakukan hampir empat jam.

"Lelah?"

Jaemin mengangguk.

"Maaf ya, aku terlalu merindukanmu hingga terbuai."

Mata Jeno beralih pada kalung yang melingkar di leher si manis, mengusapnya pelan hingga mengeluarkan cahaya violet yang nampak sangat terang di kamar remang itu.

"Sayang sekali aku tidak bisa melihat perut bulat mu. Kau pasti terlihat sexy."

Jaemin memukul bahu sang kekasih keras. Apa-apaan ucapan menjengkelkan itu.

Sebenarnya Jaemin juga sedikit kecewa karena tidak bisa merasakan secara langsung proses kehamilannya. Namun di sisi lain, ia juga bersyukur karena sang anak masih bisa bertahan.

"Sayang?"

Jaemin berdeham pelan, sedikit salah tingkah saat manik Jeno yang sudah berkilat merah menatap dalam pada manik nya. Sudah sangat lama ia mengenal Jeno namun pandangan dalam itu selalu bisa membuatnya salah tingkah berulang kali.

"Ada apa?"

"Bolehkah?"

Si manis menaikkan satu alisnya, tak mengerti dengan maksud pertanyaan Jeno. Namun beberapa saat kemudian ia langsung paham saat tangan besar Jeno meraba lehernya.

"I'm yours."

Setelah mengatakan itu, Jaemin bisa melihat taring Jeno yang mencuat seiring dengan senyum lebar pemuda April itu.

"Maaf jika aku menyakiti mu, sayang."

Jeno mendekatkan bibirnya pada leher Jaemin  mengendus bau harum dari sana yang selalu bisa membuatnya mabuk. Lidahnya keluar, menjilati daerah sekitar leher putih itu sembari mendengarkan detak jantung mereka yang saling bersautan.

"Aku mulai, sayang."

Jeno menancapkan taringnya tepat pada leher sang kekasih yang telah ia jilat sebelumnya. Ia bisa merasakan tubuh Jaemin yang menegang seiring dengan tangan lentik itu yang semakin kuat mencengkram rambutnya.

Proses marking memang sangat menyakitkan, bahkan vampir yang sedang ditandai bisa tidak sadarkan diri selama beberapa hari untuk pemulihan.

Taring Jeno menelusup semakin dalam di leher Jaemin sedangkan tangannya sibuk mengusap tubuh sang kekasih yang sedikit bergetar.

Senyum tipis terukir di wajah Jeno saat merasakan darah Jaemin yang sama manisnya dengan parasnya. Ia hisap darah itu dengan rakus, hampir terlena dengan rasa manis yang ia sesap sebelum beberapa penggal ingatan menghantam kepalanya secara bertubi-tubi, seperti potongan puzzle buram yang membuat kepala Jeno sedikit pening.

Pemuda April itu memejamkan matanya saat bayangan buram dua orang yang saling menggenggam, saling bercanda dan berbicara nampak semakin jelas di ingatannya.

"Ah, namaku Nathaniel  kau?"

"Aku Jeno, salam kenal Niel."

Bayangan dua orang itu hilang, lalu muncul lagi di tempat yang sama namun keduanya memakai pakaian yang berbeda.

THE LOST EMPIRE [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang