18. Keanehan.

76 8 0
                                    

*****

BRUK!

BRUK!

Alice dan vara terjatuh, seperti terbuang dari bangunan yang begitu tinggi,sangat amat tinggi sampai² tulang-belulang milik mereka seakan-akan ingin remuk saat itu juga.

"Shhhh" desis kedua gadis itu ketika merasakan sakit yang begitu membara pada tubuh milik mereka.

Begitu merasakan keanehan, Alice sontak membulatkan mata sempurna.

"L-loh,kok kita dihutan sih?" Alice terlihat begitu kebingungan seraya mengedarkan pandangan ke seluruh arah.

Vara yang sebelumnya tidak ngeh akan hal itu langsung saja melihat segala arah dan menyadari akan kejadian aneh ini.

"Astaga,ini kita dimana?". Vara sungguh bingung mengenai kejadian yang sedang dialaminya sekarang,begitu juga dengan Alice.

"T-tadi bukannya kita dikejar sama hantu yang penuh belatung gitu kan? Lalu,kenapa kita bisa ada dihutan kayak gini?. Dann..silbi dimana?" Tunggu,kalimat terakhir yang dilontarkan Alice langsung membuat kedua gadis itu merinding bersamaan.

Benar juga,asrama itu dimana? Mengapa kini mereka sedang duduk pada tanah yang dikelilingi oleh hehutanan yang begitu gelap.

Suara hewan malam kini mulai terdengar. Suhu udara yang begitu dingin kembali menerpa permukaan kulit kedua gadis itu. Suasana seperti ini sangat beda dengan suasana dan atmosfer yang mereka rasakan pada silbi.

Seakan-akan kini mereka sudah berada di alam bebas.

Kedua gadis itu dengan cepat langsung berdiri meskipun sakit yang mereka rasakan sudah tidak dapat dideskripsikan lagi.

Dengan keadaan sedikit pincang,kedua gadis itu berjalan menuju sebuah pohon yang begitu menjanggal pada penglihatan mereka.

Pohon itu tidak memiliki daun sama sekali,hanya ranting yang sudah kumuh dan terlihat sangat tua.

Jarak mereka dengan pohon itu juga tidak terlalu jauh. Syukur saja vara masih memegang senternya. Jika tidak,entahlah mungkin mereka akan mati dalam kegelapan.

"Besar banget" ucap Alice seraya mendongakkan kepalanya untuk melihat ketinggian pohon ini.

Alice menambah langkahnya untuk maju agar lebih mendekati pohon ini,namun langkahnya segera dihentikan oleh vara.

"Jangan dekat-dekat,kita gak tau kalau misalnya ada kejadian aneh-aneh lagi yang terjadi"

Mendengar itu,Alice hanya bisa mengangguk setuju karena menurutnya perkataan dari vara ada benarnya juga.
Dengan cepat ia kembali melangkah mundur.

Namun,baru dua detik saja kedua gadis itu melangkah pergi dari pohon itu, tiba-tiba sebuah ranting mencekik leher milik Vara.

Alice merasa pergerakkan gadis disampingnya ini tiba-tiba terhenti. Saat itu juga,ia begitu kaget dengan apa yang sedang ia lihat sekarang.

"YA AMPUN VARR!!".

Alice histeris,suara teriakannya mampu membuat burung-burung gagak berterbangan bebas di udara.

ALAM LAIN! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang