7

24.2K 1.9K 93
                                    

Ujung-ujungnya, Miu kembali lagi ke lapangan tenis walau wajahnya sudah merah karena kepanasan dan kelelahan. Juli awalnya sempat mencegah Miu supaya bermain tenis lagi, tetapi bos kecilnya yang keras kepala itu tetap memaksa ingin bermain. Akhirnya, yang bisa Juli lakukan hanyalah memakaikan sunscreen ke wajah dan tubuh Miu sebelum menunggu di tepi lapangan untuk membiarkannya kembali bermain dengan Rasen.

Sementara, Jeremy kembali ke lapangan, mengenakan kaus biru dan celana hitam khusus untuk bermain tenis. Ia mengangguk sopan menyapa Juli yang juga tersenyum kepadanya. Lelaki itu kemudian duduk di sebelah Juli, Rasen dan Miu sekilas.

Baru saja, Jeremy membereskan kedua anak laki-laki dari keluarga Wiguna, mengirim mereka ke rumah sakit dan juga mengumpulkan informasi beserta bukti kenapa Miu sampai memukul keduanya. Ternyata, keduanya mencoba melecehkan asisten Miu jika dilihat dari kamera CCTV yang merekam kejadian awalnya. Pantas saja mereka sampai dihajar Miu. Sudah begitu, Jeremy sempat mendengar keduanya memaki Miu karena kesal dipukuli olehnya.

Kedua laki-laki itu sungguhan pengecut. Hanya berani bicara di belakang saja, tidak berani langsung menyampaikan kepada orangnya.

"Mereka bakalan nuntut bos saya?" tanya Juli pada Jeremy, membuat Jeremy mengalihkan tatapannya kepada Juli.

Tidak cuma anak bungsu keluarga Adistya saja yang cantik. Sampai pekerjanya juga cantik. Jeremy sering bertemu dengan beberapa pekerja dari keluarga Adistya, dan Juli termasuk sebagai salah satu yang paling cantik dalam kategori pekerja. Rambutnya panjang sebahu, dikuncir ekor kuda simpel. Ia mengenakan kaus berkerah putih dan rok tenis cokelat. Kulitnya eksotis, dengan mata besar yang kelihatan dewasa dan wajah yang manis.

"Pak Rasen akan ngurus semuanya kalau mereka sampai nuntut," kata Jeremy, melirik pada Rasen yang kelihatan serius bermain dengan Miu.

Biasanya, Rasen cenderung tenang saat bermain dengan Jeremy. Namun, saat bersama Miu, Jeremy melihat Rasen mengobarkan keinginan menang dari sang perempuan, menunjukkan jika Miu memang hebat dalam olahraga ini. Selain itu, Jeremy bisa melihat betapa sengitnya permainan tenis mereka dari Rasen yang bercucuran keringat seperti Miu.

"Syukurlah," gumam Juli sambil mengetukkan jarinya ke atas raket milik Miu yang rusak karena digunakan untuk memukul kedua lelaki dungu itu. Sekarang, Miu sedang bermain menggunakan raket tenis milik Juli. Bukan milik Juli juga sebenarnya. Toh, raket itu Miulah yang membeli.

"Non Miu, apa dia emang suka mukul?" tanya Jeremy membuat Juli menatapnya dengan mata berkilat tak terima.

"Non Miu nggak pernah kasar sama orang lain!" bela Juli defensif, tetapi ia berbohong. Miu jelas tidak pernah kasar pada orang lain, jika orang lain tidak bersikap kasar kepadanya. Namun, lain ceritanya jika emosinya dipancing atau orang itu bersikap seperti dua lelaki tadi. Miu akan menghajar mereka hingga jadi onggokan daging tak berguna. "Dia perhatian, pintar di segala bidang dan nggak akan biarin pekerjanya diganggu."

Selama bekerja untuk Miu, Juli selalu diperlakukan dengan baik. Yah, walau suasana hati Miu yang cepat berubah kadang membuatnya kewalahan juga. Namun, Miu tetaplah manusia biasa mau sebaik apa pun dirinya, pasti ada saja kekurangannya. Akan tetapi, Juli tak pernah mau melihat kekurangan Miu. Apalagi, Miu selalu memastikan Juli berkecukupan selama bekerja untuknya.

Jeremy membulatkan bibirnya, manggut-manggut sambil membuat catatan dalam hati. Miu jelas bukan penyabar, tetapi sepertinya perempuan itu sangat baik sampai aspri-nya membelanya.

"Katanya, Non Miu disuruh kerja jadi pelayan di Luxury Dine. Kenapa ya?" tanya Jeremy lagi.

Juli mengerutkan kening. "Kenapa mau tahu?"

"Pak Rasen." Jeremy melirik ke arah Rasen yang masih bermain tenis bersama Miu. Kerutan di kening Juli seketika lenyap. "Dia mau tahu semua soal Non Miu, tapi dia mau cari tahu secara sembunyi-sembunyi. Sementara, gimana cara saya nyari tahunya kalau interaksi saja jarang dengan Non Miu."

Bratty WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang