12

23.6K 1.8K 73
                                    

Setelah kejadian kemarin, Miu tentu saja malas bertemu dengan Rasen. Rasanya canggung sekali. Apalagi setelah Rasen memeluknya seperti itu. Sepertinya, itu bukan sesuatu yang harusnya dilakukan Rasen. Miu yakin ia bisa menangani semuanya sendiri.

Jadinya, karena canggung dan salah tingkah, Miu memutuskan untuk pergi tanpa menemui Rasen meski sudah diberi tahu oleh Randi jika  lelaki itu menunggunya. Miu langsung pulang, tidak langsung pulang sih, ia menyempatkan diri untuk berbelanja sebagai pelampiasan kesalnya. Barulah ia pulang ke rumah setelah puas belanja, sudah ditunggui oleh Flora yang mendapat laporan dari Randi bahwa ada orang gila masuk ke Luxury Dine.

Flora langsung marah-marah, kesal karena bisa-bisanya mereka kemasukan tamu seperti itu. Namun, senang karena Miu berhasil menanganinya walau harus menggunakan kekerasan. Selain itu, Flora juga memberitahu Miu jika Rasen yang mengurus lelaki itu. Sekarang, lelaki itu ditahan di kantor polisi. Mungkin akan disidang.

Miu tidak tahu apa yang akan terjadi pada lelaki mesum itu, tetapi ia jelas akan mendapat masalah karena menurut Flora, Rasen membawa kuasa hukumnya untuk menangani hal ini.

Dan lagi, Rasen ikut campur dalam urusan Miu. Perempuan itu baru menyadarinya. Sebelumnya, Rasen yang membuat kedua anak laki-laki Wiguna itu datang ke rumahnya untuk meminta maaf. Lalu, sekarang ia membuat lelaki mesum gila itu diproses hukum.

Apa Miu harus berterima kasih kepada Rasen?

Miu memulas lipstik merah ke bibirnya, menyelipkan anak rambutnya ke telinga lalu memakai anting-anting berlian yang ia beli beberapa bulan lalu. Anting-anting itu melengkapi penampilan Miu malam ini. Ia mengenakan mini dress merah menyala dengan manik-manik bermodel tali spageti, kelihatan sangat pas dengan tubuh Miu.

Sepertinya, Miu tidak harus berterima kasih kepada Rasen. Miu menatap dirinya di cermin sambil berpikir. Bukan ia yang minta Rasen ikut campur. Lagi pula, Miu yakin bisa menjaga dirinya sendiri.

Perempuan itu berbalik dari kaca, memakai heels tujuh sentimeternya lagi dan keluar dari kamarnya setelah memutuskan untuk berdandan sendiri karena Sara sedang ada acara kantor Jumat ini. Juli sudah ia suruh pulang lebih awal. Kebetulan kakak-kakaknya belum pulang malam ini, orang tuanya juga masih bekerja. Hanya ada pelayan di rumah yang menyambut Rasen saat ia datang menjemput Miu.

Miu melangkah turun dari tangga, menemui Rasen di ruang tamu dengan wajah ogah-ogahan. Laki-laki itu kelihatan lebih santau,hanya mengenakan setelan jas warna abu-abu tua yang lebih dekat dengan warna hitam. Mungkin jasnya berasal dari Ralph Laurent karena Miu ingat pernah ingin membelikan jas itu kepada si kembar, tetapi berubah pikiran karena keduanya tak cocok pakai warna gelap. Kalau dilihat dari penampilannya, Miu bisa menebak kalau Rasen baru pulang kerja.

Rasen tidak mengatakan apa-apa saat ia melihat Miu turun dari tangga. Matanya hanya lekat memandangi sang dara. Ah, Miu masih belum menyerah juga memberi penolakan halus kepada Rasen. Yah, Rasen juga tidak berharap banyak karena mereka baru tiga kali bertemu. Lagi pula, Rasen masih dalam tahap ingin mengenal Miu. Walau, ia tak bisa bohong jika semakin ia mengenal Miu, semakin besar pula gejolak di dadanya yang menginginkan lebih dari Miu. Lebih dari sekedar mengenal.

Padahal tujuan awal Rasen hanya ingin tahu semua tentangnya.

Rasen tersenyum menyambut Miu yang melangkah ke arahnya dengan anggun. "Sudah siap?"

"Mau langsung dibawa nikah juga siap," sahut Miu genit dengan balasan sekenanya, niat sekali membuat Rasen illfeel malam ini.

Namun, bukannya illfeel, Rasen malah tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk menggandeng Miu. Maunya Miu sih tidak usah digandeng. Namun, kalau ia menolak digandeng, sia-sialah persona gadis centil yang sudah ia bangun. Walau sebenarnya, persona gadis centilnya itu saja sudah tidak ada lagi di mata Rasen.

Bratty WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang