Rasen menatap foto Miu yang diperolehnya lewat Jeremy. Menurut Jeremy, foto itu sudah diberikan padanya sejak Rasen dijodohkan dengan Miu. Namun, Jeremy tidak berani memberikannya pada Rasen karena takut kena semprot. Ujung ibu jarinya mengelus wajah Miu di foto, kembali teringat pada Miu saat mereka bertemu di lapangan tenis kemarin.
Miu lihai bermain tenis. Ia sendirian mampu membuat Rasen tumbuh jiwa kompetitifnya, ingin memenangkan pertandingan mereka. Namun, akhirnya Rasen memilih mengalah karena melihat Miu yang sudah terengah dan membiarkan perempuan itu menang.
Sekali lagi, Rasen teringat saat ia mengalami serangan kecemasan karena suara sirine ambulans itu. Tangan Miu benar-benar merah setelahnya. Rasen menghela napas, harusnya ia mengontrol kekuatannya.
Matanya beralih menatap catatan yang dibuat oleh Jeremy. Isinya tidak jauh-jauh dari Miu, apa yang disukainya, yang tidak disukainya, kenapa ia bisa kerja di restoran milik mamanya, sampai pendidikan terakhir Miu dan kehidupan asmaranya. Miu tidak pernah punya pacar, tetapi ia beberapa kali dekat dengan lelaki selama masih kuliah.
Ini sudah ke sekian kalinya Rasen membaca catatan yang dibuat oleh Jeremy tentang Miu. Ia sudah ingat semua yang Miu sukai. Miu suka di rumah, suka kucing, suka makanan manis, juga perempuan itu gila belanja. Yang tidak disukai Miu adalah terkekang, kesepian dan ia benci hewan melata.
Jeremy memberi tahu padanya alasan mengapa Miu dipaksa bekerja menjadi pelayan di Luxury Dine. Ia menghabiskan sepuluh miliar dalam enam bulan untuk berbelanja. Menurut aspri-nya Miu, ia melakukan itu karena kesepian. Padahal, Miu anak kesayangan di keluarganya, tetapi masih bisa merasa kesepian karena semua orang di keluarganya sangat sibuk. Rasen jadi maklum kalau Miu melampiaskan kesepiannya dengan belanja habis-habisan begitu.
Rasen menghela napas, mengamati foto Miu lagi dalam diam. Penampilan Miu saat mereka pergi ke Lapangan Jajan sangat mirip dengan penampilannya di foto, kelihatan sederhana tapi elegan. Senyum cerianya terus terbayang di kepala Rasen. Ia menggeleng pelan, merasa jika ia tidak seharusnya memikirkan Miu.
Suara pintu ruangannya yang diketuk membuat Rasen buru-buru menyimpan foto Miu di sakunya, menimpa catatan dari Jeremy dengan dokumen lain dan berpura-pura sedang sibuk memeriksa pekerjaannya. Lisnia masuk ke dalam ruangan sambil membawakan bekal makan siang untuk Rasen.
"Kak, Mama nitip bekal," katanya sambil mendekat ke meja Rasen. "Aku taroh di meja belakang ya."
Rasen mengangguk. Lisnia menatap Rasen yang kelihatan sedang fokus. Rasen tinggal terpisah dari mereka di penthouse-nya yang baru. Ia sudah punya rumah dengan Denna, tetapi Rasen tak lagi mau mendiami rumah itu setelah kecelakaan. Mungkin, tak kuat menampung kenangan bersama istrinya.
Orang tua mereka, Dityo dan Marisa Kanagara sebenarnya khawatir, tidak mau membiarkan Rasen tinggal sendirian setelah kecelakaan itu. Namun, Rasen bersikeras ingin sendirian meski sudah dibujuk dengan berbagai cara. Pada akhirnya, orang tua mereka membiarkan dan memutuskan untuk memberi perhatian kepada Rasen dengan cara lain. Misalnya membuatkan bekal, atau menjodohkannya dengan perempuan dari anak kenalan mereka yang masih lajang. Yah walau perhatian kedua membuat Rasen gerah karena risih. Namun, perhatian tetaplah perhatian.
Lisnia beralih hendak pergi, saat ia tanpa sengaja menyenggol dokumen di meja Rasen yang membuat semuanya jatuh ke lantai. Lisnia buru-buru memunguti dokumen Rasen, mengangkat alisnya tinggi saat melihat catatan Jeremy yang terdapat nama Miu di dalamnya. Ia membacanya sekilas. Dari latar pendidikan sampai kesukaannya, semua ada di situ. Seakan Rasen sedang mengamati perempuan itu.
"Kakak nyari tahu soal Miu?" tanya Lisnia seraya meletakkan dokumen dan catatan Jeremy di atas meja.
Rasen melirik Lisnia dengan wajah yang diusahakan tampak sedatar mungkin. Lidahnya kelu, tak mau menjawab pertanyaan Lisnia. Tidak dijawab pun, Lisnia sudah tahu jika Rasen memang mencari tahu soal Miu. Ia tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratty Wife
RomanceWarn! Mature Content 21+ Kepalang geram dengan tingkah Miu Adistya yang manja, kedua orang tua Miu memutuskan menjodohkan sang anak bungsu dengan lelaki dari keluarga Kanagara. Tentu saja, hal itu membuat Miu memberontak. Pasalnya, Rasendriya Kanaga...