Miu kelihatan sedang asyik sendiri membaca novelnya saat Rasen datang ke apartemennya sambil membawa bahan makanan untuk makan malam. Selama beberapa hari, Miu diam di apartemennya, membaca novel, menonton dan baru kemarin ia bermain tenis dengan Juli karena bosan. Rasen masih datang setiap hari, memasak makan malam karena tahu Miu terlalu malas untuk melakukannya selama menstruasi.
Rasen tidak mengetuk pintu atau menekan bel lagi saat masuk, karena Miu sudah menyuruhnya untuk langsung masuk. Alasannya, bunyi bel berisik dan ia malas membukakan pintu untuk Rasen yang sudah tahu password apartemennya. Jadinya, Rasen bisa bebas keluar masuk kamar apartemen Miu.
Lelaki itu mendekat ke sofa, tempat Miu sedang membaca sambil mendengarkan musik jazz. Perempuannya kelihatan lebih baik dari beberapa hari sebelumnya, mungkin karena periode menstruasinya sudah selesai hari ini. Miu kelihatan sedang tersenyum, sepertinya sedang membaca adegan yang menarik di novelnya. Rasen melirik sekilas, mengulum senyum saat menyadari jika Miu membaca bagian dewasa dari novel.
Ia menunduk, mengecup pipi Miu tanpa mengajaknya bicara supaya konsentrasi perempuannya tak buyar saat membaca. Rasen beranjak menuju dapur, mengerjap saat melihat ada makan malam di meja, kelihatannya sudah dimasak sejak satu atau dua jam yang lalu. Juga ada buah apel yang sudah dikupas, tersaji rapi di meja.
Senyum Rasen terkembang. Miu memasak untuknya, sampai mengupaskan buah juga. Sudah beberapa hari ini, Rasen dikupaskan buah oleh perempuannya sehabis makan malam. Tetapi, hari ini, ia juga menerima masakan Miu.
"Princess, kamu nggak mau makan?" tanya Rasen, menatap Miu yang masih asyik membaca.
"Udah," sahut Miu tanpa menatapnya.
Rasen tersenyum lagi. Miu memang memasak untuknya. Ia menikmati malamnya dengan senyum bahagia. Rasen tidak ingat kapan ia merasa segini senang, menikmati makan malam buatan perempuan yang ia cintai. Walau tidak ditemani, ia tetap merasa begitu senang.
"Mama nyuruh minum tonik," kata Miu saat Rasen selesai makan. "Gue angetin di microwave."
Rasen menatap ke arah micorwave yang Miu miliki. Memang ada sesuatu di dalam sana. Ia beranjak menuju microwave, membukanya dan mendapati tonik yang masih terbungkus kemasannya.
"Dari Mama kamu?" tanya Rasen membuka bungkusnya dan meminumnya. "Emang ini fungsinya buat apa?"
Miu mengalihkan tatapannya dari buku, menaruh perhatiannya pada Rasen. "Dari Mama lo. Katanya, lo harus minum itu."
Rasen hampir tersedak saat mendengar Miu menjawab pertanyaannya. Ia tidak tahu mana yang lebih mengejutkan. Miu yang memanggil mamanya dengan sebutan 'Mama', atau kenyataan jika Rasen langsung menyadari untuk apa tonik yang diberikan oleh mamanya. Rasen menatap toniknya yang berbahasa korea. Rasa ginsengnya sangat kuat dan juga rempah-rempah herbal lainnya terasa tidak enak. Ia yakin, Miu akan senewen jika tidak sengaja minum tonik ini.
Yah, itu adalah tonik 'kesehatan' dan stamina lelaki. Yang artinya, tonik itu dikhususkan untuk dirinya dengan harapan bisa tahan lama di ranjang dan memberi keturunan sesegera mungkin mengingat jarak pemberiannya adalah satu bulan sebelum mereka menikah. Rasen sering minum tonik yang diberi mamanya itu saat masih bersama dengan Denna dahulu, tetapi bukan merk ini. Yang ini, biasanya diminum oleh papanya dulu.
Ah, apa mamanya mengira performanya tidak akan baik setelah bertahun-tahun tidak berhubungan badan?
"Besok-besok, saya nggak mau minum ini lagi," kata Rasen, terpaksa menghabiskan toniknya.
Bukannya apa, karena Rasen rutin olahraga dan selalu menjaga pola hidup sehat, ia masih prima. Selain itu, minum tonik itu membuat hasrat seksualnya jadi tak terbendung kalau rutin diminum. Yah, Rasen juga tidak mengerti kenapa bisa demikian, tetapi ia ingat setiap meminum tonik, hasrat seksualnya selalu tinggi. Padahal, tonik itu bukan sejenis viagra atau perangsang. Benar-benar herbal, hanya untuk kesehatan saja. Mungkin sugesti Rasen saja, atau otaknya yang kotor. Mungkin juga karena memang hormonnya yang tinggi dan Rasen memilih untuk menyalahkan tonik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratty Wife
RomanceWarn! Mature Content 21+ Kepalang geram dengan tingkah Miu Adistya yang manja, kedua orang tua Miu memutuskan menjodohkan sang anak bungsu dengan lelaki dari keluarga Kanagara. Tentu saja, hal itu membuat Miu memberontak. Pasalnya, Rasendriya Kanaga...