15. Mas Ochi

1.7K 184 0
                                    

"Bun, Mas Ochi kemana?" tanya Chani pada Bundanya yang kini sedang di ruang tengah bersama beberapa saudaranya yang lain.

"Belum pulang."

"Tapi ini udah jam tujuh."

"Iya tadi katanya mau kerkom dulu,"

"Kalo Mas Ansel? Kok gak ada juga?"

"Dia nginep di rumah temennya."

"Ck, yahh."

"Kenapa nyariin mereka?" tanya Doyoung yang berada disana.

"Mau belajar."

"Kan ada yang lain, sayang." usul Bundanya.

"Masalahnya mereka doang yang sabar ngajarin Chani Bunda, yang lain pake emosi."

"Ya lo nya susah banget buat paham."- Jeongwoo.

"Tapi sama Mas Ochi Mas Ansel gampang-gampang aja tuh. Lo nya aja yang gak pandai jelasin."

"Yaudahlah besok aja, belajar mulu lo ah. Lagian tumben banget." celetuk Haruto.

"Gue pengen pinter soalnya, emangny elo."

"Heh malihh, gak inget lo kalo ni---, hmmmmp." Chani membekap mulut Haruto saat ia hendak membeberkan nilai ulangan hariannya beberpa waktu yang lalu.

"Lo ngomong gue patahin leher lo!" bisik Chani agar Bundanya tidak dengar.

"Chani, kasihan itu Ruto nya gak bisa napas." peringat Jennie.

Chani akhirnya melepaskan tangannya dari mulut Haruto.

"Tangan lo bau dosa."

"Hilih sok suci lo!"

Jennie mengelus dada, masih dipantau, belum dijual ke pasar gelap.

****

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Yoshi baru saja sampai rumah. Lelah, sangat lelah. Itu yang dirasakan cowok itu. Ia pun langsung berjalan menuju kamarnya.

"Dek? Ngapain?"

Chani yang duduk di atas ranjang Yoshi mendongak, ia mendapati Yoshi yang terlihat sangat berantakan.

"Mas kenapa?"

Yoshi berjalan masuk kemudian menghempaskan tubuhnya disamping Chani.

"Gak papa, capek aja. Maaf ya, Mas gak bisa nemenin belajar malam ini."

Chani tidak merespon ucapan Yoshi, gadis itu malah memegang dahi Yoshi, panas. Sudah ia duga sebelumnya. Ada yang tidak beres dengan Kakaknya itu.

"Badan Mas panas.."

"Mas gak papa kok dek."

"Gak papa gak papa! Sleding nih. Chani panggilin Bunda dulu ya."

"Gak usah, Bunda udah tidur. Kamu juga tidur besok masih ujian kan?"

"Mas udah makan?" tanya nya tanpa merespon ucapan Yoshi.

"Tadi siang udah."

"Mas gak makan malam?!"

"Gak sempet dek."

"Biar Chani ambilin ya Mas."

"Chani, ini udah malem. Tidur sana."

"Kalo Mas belum makan Chani gak akan tidur." balas Chani cemberut.

Yoshi terkekeh,
"Yaudah yaudah Mas makan. Jangan cemberut gitu ah."

"Chani ambilin dulu. Mas ganti baju dulu lah, banyak kuman. Cuci muka dulu, kuat berdiri gak Mas? Mas jawab?!"

"Ya Allah Chani gimana Mas mau jawab kamu aja bawel banget. Iya iya Mas bersih-bersih ini."

"Yaudah Chani ke dapur dulu." gadis itu meninggalkan Yoshi yang kini masih berbaring.

Ia terlalu malas untuk bersih-bersih. Tapi cowok itu tetap memaksakan dirinya untuk melakukan itu.

Setelah sampai di dapur, Chani malah bingung. Dia gak tau harus ngapain. Paok emang.

"Kok belum tidur, Chan?"

Chani menoleh, lagi-lagi Mashiho mendapati nya di dapur.

"Mas Cio bener-bener kayak malaikat."

"Eh kenapa sih?"

"Mas masih ada makanan gak ya?"

"Kamu laper?"

"Bukan buat aku, buat Mas Ochi. Doi sakit tuh. Mau aku ambilin makan karena katanya belum makan."

"Hah? Kok bisa?"

"Sibuk banget tuh orang sampe gak sempet makan katanya. Badannya panas tadi."

"Yaudah, biar Mas cek dulu."

Mashiho masuk ke dapur mengecek siapa tau ada sisa makan malam. Biasanya memang sisa makan malam akan disimpan terlebih dahulu sampai pagi. Takut-takut kalau ada anggota yang belum makan.

Kemudian baru akan dibuang besok paginya oleh asisten mereka yang bangun jam 4 subuh.

"Ada kuah soto nih, Mas panasin dulu. Kamu siapin nasi, minum, sama obat aja ya."

"Obatnya yang mana?"

"Plester demam aja. Terus juga promah sekalian deh, takutnya asam lambung Mas Ochi kambuh."

Chani membuka sebuah almari yang memang berada di dekat dapur itu. Disanalah tersimpan obat-obat untuk pertolongan pertama.

Chani mengambil barang yang diperlukan kemudian kembali ke dapur untuk menyiapkan nasi dan minum.

"Udah, Mas?"

Mashiho meletakkan mangkuk berisi soto itu ke nampan.
"Udah."

"Makasih ya, Mas. Chani ke atas dulu."

"Nanti Mas mampir kesana, sekarang mau bikin energen dulu. Mau sekalian?"

"Bolehh. Mas Cio baikkk. huhuhu."

"Lebay. Udah sana."

********

Mata Yoshi mengerjap, tubuh nya sudah tidak sepanas tadi. Namun badannya masih terasa lelah, kepalanya juga pusing.

Cowok itu melirik ke arah jam digital yang berada di meja samping tempat tidurnya.

"Allahu akbar! Chani. Kok masih disini?"

Chani kaget, tentu saja. Gadis itu sedang fokus dengan buku di depannya. Ia duduk di meja belajar milik Yoshi.

"Mas kebangun?"

"Mas tanya kamu kok masih disini?"

"Ya nemenin Mas Ochi. Sekalian belajar."

"Belajar belajar, udah pagi ini astagfirullah.. Tidur!"

"Pagi? Pagi darimana ini tuh ja--, hah? Jam setengah 3?"

"Lah. Gak sadar dia."

"Kayaknya baru aja mulai deh,"

"Tidur, Chani.."

"Tidur disini ya, Mas. Pake extra bed. Ya ya ya? Malas jalan ke kamar. Takut ketemu setan."

"Terserah kamu."

"Yeyy."

Chani merapikan bukunya, gadis itu kemudian menarik sebuah kasur yang terhubung pada ranjang milik Yoshi.

"Jangan lupa pake selimut." ucap Yoshi mengingat kan.

"Iyaaa."

"Night, dek."

"Morning,"

"Dasar.."

.
.
.
.
.
.
.

to be continue..

𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 || 𝐓𝐑𝐄𝐀𝐒𝐔𝐑𝐄 𝟏𝟐 [semi-hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang