"Gue sendiri aja deh."
"Gue anterin sampe depan unitnya. Kalo lo ngeyel, kita balik aja."
"Iyaa ih, Uwu lo kenapa sih akhir-akhir ini."
"Gue gak mau lo kenapa-kenapa lagi." setelah itu Jeongwoo langsung keluar dari mobil, mengambil kursi roda dan membantu Chani untuk naik kursi roda itu.
"Makasihh Uwu."
"Nyenyenye."
Jeongwoo mendorong kursi roda Chani masuk ke dalam apartemen mewah itu. Mereka menaiki lantai 4, dan berhenti di depan sebuah unit.
"Gue tunggu dimobil ya."
"Iyaa."
Jeongwoo pun turun dan menunggu di dalam mobil. Cowok itu nyetir. Padahal baru 15 tahun. Ya bentar lagi 16 sih.
Chani mencoba menekan password unit milik Jihoon itu, dan berhasil. Ternyata belum diganti.
"Assalamu'alaikum!!!" teriak Chani.
"ASTAGHFIRULLAH!"
"Jawab kek ada orang salam juga."
Jihoon menghela napas untuk menetralkan jantungnya yang cukup berdebar karena terkejut.
"Wa'alaikumsalam."
Chani mendorong kursi rodanya sendiri, mendekati Jihoon yang masih ngang ngong di pantry nya.
"Mas Jiii."
"Kamu ngapain kesini?"
"Ketemu Mas lah,"
Jihoon turun dari kursi yang ia duduki dan menghampiri adiknya itu. Kemudian duduk di salah satu sofa di dekat sana untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Chani.
"Sama siapa?"
"Sama Uwu,"
"Terus mana bocahnya?"
"Nunggu dibawah."
Jihoon menganggukkan kepalanya.
"Kapan keluar rumah sakit?"
"Dua minggu yang lalu. Aku udah mulai sekolah Mas."
"Oh iya? Bagus dong."
Jihoon mengusap rambut Chani lembut, merasa senang karena adiknya mulai membaik.
"Mas Ji gak marah sama Chani kan?"
Jihoon mengerutkan keningnya.
"Kenapa tanya nya gitu?""Ya habisnya gak pernah ke rumah sakit lagi."
"Sok tau, Mas sering kok liat kamu, tapi pas kamu lagi tidur. Mas juga sering liat pas kamu lagi terapi. Mas sengaja cari waktu pas kamu lagi sendiri. Itupun cuma sebentar."
"Karna dihukum Ayah kan?"
"Hmm, siapa yang gacor nih?"
"Uto sama Uwu ghibah sama Jae. Chani tau dari mereka."
Jihoon terkekeh kecil,
"Iyaa.""Tapi kan harusnya hukumannya udah selesai. Kenapa Mas gak pulang?"
"Eum. Mas belum siap ketemu Chani. Sekarang ini Mas lagi sembunyi ceritanya. Malah disamperin."
Chani tertawa kecil,
"Pulang ya Mas. Semuanya udah gak marah sama Mas Ji. Kemarin Chani udah tanyain satu-satu. Nanti kalo masih pada marah sama Mas Ji. Chani bakal belain deh."
"Dihhh, hahaha. Niat banget sih."
"Soalnya Chani mau Mas Ji pulang."
Jihoon diam sejenak.
"Emm, gimana ya."
"Chani kangen tau sama Mas."
"Utututuuuu, samaaaa." balas Jihoon sembari mencubit pipi Chani. Kali ini gadis itu diam tidak protes. Malah tersenyum lebar.
"Chani ikhlas sekarang kalo Mas cubitin pipi Chani, gak akan marah lagi, khusus Mas doang. Tapi ayo pulang."
Jihoon menghela napas.
"Mas cuma masih ngerasa bersalah sama Chani. Gara-gara Mas Ji kamu jadi gak bisa jalan," ucapnya sedih.
"Chani kayak gini karna takdir, bukan karena Mas Ji. Kan Mas Ji bukan Tuhan. Aneh deh. Chani tuh udah ikhlas, Tuhan ngasih kejadian ini juga pasti bukan tanpa alasan."
Aduh. Jihoon pen nanges tapi gengsi:)
Sedetik kemudian cowok itu memeluk adiknya.
"Mas.."
"Maaf dek. Maafin Mas Ji. Mas Ji salah, Mas Ji jahat, Mas Ji nyebelin banget ya kemaren-kemaren? Mas Ji bikin Chani sedih, Mas Ji udah nyakitin Chani. Maaf.."
Chani juga sekarang pengen nangis tapi, yaa sama kayak Jihoon, gengsi dia.
"Gak! Pulang dulu, baru dimaafin."
Jihoon langsung melepas pelukannya dan menatap sang adik sok melas gitu.
"Ihh, kok gitu. Mas belum siap pulang."
"Kalo gak mau, aku gak mau maafin Mas."
"Yaudah deh, Mas pulang besok."
"Sekarang dongg."
"Ya masa sekarang sih?"
"Pokonya sekarang. Gak mau tau!!" Chani memasang wajah masamnya membuat Jihoon tidak ada pilihan lain.
"Ishhh, iya iyaa, Mas beres-beres bentar."
"Gitu dong daritadi. Susah amat."
*****
"LO NYETIR?!"
"Hehe, biasa aja sih Mas. Gitu aja heboh."
Jihoon tidak habis pikir. Bagaimana bisa adiknya yang baru 15 tahun ini nyetir, bagaimana bisa ia bisa lolos.
"Emang gak ada yang tau? Bisa-bisanya dibolehin."
"Lagi pada gak dirumah. Yaudah deh gas."
Jihoon menoyor kepala Jeongwoo.
"Ihh Mas Ji!"
"Turun, gue yang nyetir."
"Iye iyee."
Jeongwoo turun sambil gumam-gumam ngomel gak jelas. Cowok itu kemudian membantu Chani masuk ke mobil begitu juga dengan Jihoon.
Setelah sudah ready semua Jihoon pun menjalankan mobilnya.
"Lo jangan gitu lagi, Wu."
"Tapi Uwu udah pro Mas."
"Pra pro pra pro matamu! Lo belum ada SIM Jeongwoo buluk!! Kalo ada razia gimana?"
"Iyaa deh, maaf maaf. Lagian kan gue udah otw 16 bentar lagi."
"Kan baru otw bego! Lagian baru 16. Tolol ah!"
"Ishh, iyaa Mas iyaa. Chill bro.."
Jihoon nyetir kayak supir di depan sendirian, soalnya si Jeongwoo nemenin Chani dibelakang.
Selama perjalanan Jihoon ceramah terus-menerus membuat kedua adiknya jengah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.~tbc~
disini ada yg kena prank babeh yanto juga gak malem jumat kemaren🥲🥲🥲
.
.thankyouuu buat supportnya gaisss. 🥺🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 || 𝐓𝐑𝐄𝐀𝐒𝐔𝐑𝐄 𝟏𝟐 [semi-hiatus]
FanficJadi anak perempuan satu-satunya tuh ada enaknya ada enggaknya. Ya namanya juga hidup masa mau enak terus. Enak karena banyak yang jagain, gak enaknya karena suka disuruh-suruh. Pokoknya selamat datang di kisah keluarga Dirgantara:)) Halo teume...