45. Peringatan

1.4K 155 14
                                    



"Hadeh, mau sampe kapan sih marahannya? Mas capek liatnya." ucap Hyunsuk.

Sekarang mereka lagi sarapan.

Hanya ada Hyunsuk, Jihoon, kembar tripple C dan Junghwan. Orangtua mereka biasa lah ya udah pergi duluan. Dan sisanya lagi berkegiatan masing-masing.

Mereka emang sering sarapan gak lengkap gitu.

"Ji? Lo gak mau ngomong juga?"

"Ya lo tanya lah sama adek cewek lo itu."

"Masih pagi nih, gak usah ngerusak mood." sahut Chani judes se judes judesnya.

Haruto, Jeongwoo, Junghwan ketar-ketir. Sarapan rasanya gak ada enak-enaknya samsek.

"Tuh, liat kan?"

"Ji, tinggal minta maaf aja sih. Susah banget ya? Lo itu udah gede." Hyunsuk masih mencoba sabar.

Jihoon meletakkan roti nya yang tinggal seperempat. Kemudian meneguk segelas air putih untuk melegakan tenggorokannya.

"Kok gue terus sih? Adek lo ini yang bandel, yang gak bisa dikasih tau dan udah gak anggep Mas nya lagi." balas Jihoon.

Chani males banget. Dia ambil tas nya terus main pergi aja dari sana.

Seperti biasa, gak ada ngomong apapun.

"Gak sopan!" teriak Jihoon.

"Ji udah ah! Keterlaluan lo."

"Salahin gue terus!"

Jihoon juga ikut pergi.

Terus ketiga anak yang tersisa tadi ngang ngong aja.

"M-Mas?" panggil Junghwan takut.

"Udah? Yuk berangkat, sekalian nyusul Chani." ajak Hyunsuk.

*****

"Eh eh! Kenapa nih anak gadis kok mukanya kusut banget? Digangguin siapa ha?"

Doyoung yang kebetulan berpapasan dengan Chani pun mencegat sang adik. Takut kalo adiknya di ganggu.

Chani tidak menjawab, hanya memasang wajah cemberut nya.

"Mas Ji ya?" tebak Doyoung dan benar.

Chani gak heran, Doyoung kan cenayang.

Chani mengangguk lucu membuat Doyoung terkekeh. Cowok itu menepuk pucak kepala adiknya pelan. Kasihan juga dia.

"Ekhem, hai?" sapa seorang gadis.

"Eh, hai Dayeon."

"Doy, Chani kenapa?" tanya Dayeon heran, karena gak biasanya gadis itu diam.

"Biasa, khodam nya keluar." balas Doyoung asal.

"Khodam khodam matamu!"

Doyoung hanya terkekeh.

"Huss!"

Dayeon hanya tertawa kecil melihat pemandangan di depannya.

"Eum, ohiya. Btw, sabtu sore besok gue boleh ajak Chani nemenin gue gak, Doy?"

"Kemana?"

"Cari kado buat sodara gue."

Doyoung menoleh pada Chani, meminta jawaban.
"Gimana?"

"Mau gak Chan?" tanya Dayeon.

Chani menganggukkan kepalanya.

"Boleh deh. Kebetulan aku lagi butuh jalan Kak. Suram banget dirumah."

"Yaudah, besok kabar-kabar lagi."

"Oke."

*****

"Lo terima tantangannya?"

Jihoon menoleh pada Yoshi yang kini bersandar pada gawang pintu kamar Jihoon.

"Tantangan apaan?"

Yoshi memasuki kamar kembarannya itu, duduk di tepi ranjangnya.
"Batalin." ucapnya tanpa membalas basa basinya Jihoon.

"Gak bisa."

"Batalin Ji, gue mohon. Perasaan gue gak enak."

Masih ingat kan, kalo Yoshi itu anak india?

"Bilang sama gue, apa yang lo liat?"

"Gue gak tau lah, lo kira gue cenayang?"

"Lah emang kan?"

Yoshi menggelengkan kepalanya.

"Bukan berarti gue bisa liat masa depan cok. Gue cuma ngerasa gak enak aja di hati. Dan sekarang, gue cuma mau lo batalin balapan itu."

"Tapi lo tau dari mana kalo gue balapan?"

"Gak penting. Gue mohon Ji."

Jihoon mendengus.

"Gue gak bisa, Yos. Kalo gue gak nerima itu, dia bakal ngincar Chani."

Yoshi menghela napas jengah.

"Lo bego kalo lo percaya sama Eric."

"Terserah, gue gak akan batalin pertandingan itu. Gue udah setuju, masa gue batalin gitu aja."

"Ji, kalo Eric nyelakain lo gimana?!"

"Terus kalo gue batalin, dan dia ganggu Chani gimana?"

"Heh tolol! Gak ada jaminan untuk itu."

"Lo gak ngerti Yos."

Gak tau deh, Yoshi capek. Ia menghela napas dulu sebelum melanjutkan ributnya dengan Jihoon.

"Fine.. Tapi, kalo sampe Chani keseret di masalah ini gara-gara ke-tololan lo ini. Gue hajar lo."

"Tenang aja."

Yoshi langsung keluar dari kamar Jihoon begitu saja.

.
.
.
.
.
.
.

~tbc~

kayaknya aku mau tripple up kalo gak double..

sepertinya ku mulai kehabisan ide nulis😭 mon maap yak kalo kayak aneh gitu..

💋💋

𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 || 𝐓𝐑𝐄𝐀𝐒𝐔𝐑𝐄 𝟏𝟐 [semi-hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang