"Sip, udah kelar. Makasih banget ya, Chan."
"Sama-sama, Won. Gue cabut dulu ya."
"Okee, sekali lagi makasihh."
"Iyaa, yaudah yaa. Byee."
Chan kemudian bangkit dari duduk dan keluar dari ruang OSIS.
Dikarenakan wakil bendhahara OSIS masih ijin, Wonyoung yang notabene adalah bendhahara utama pun meminta bantuan Chani untuk mengerjakan laporan uang kas anggota OSIS, dan Chani pun membantu temannya itu.
Yahh, akhir-akhir rasanya banyak kerjaan dia.
Chani yang melihat Yedam dan Doyoung sedang duduk dikantin pun menghampiri mereka.
"Mas," panggil Chani kemudian duduk di samping Yedam dan menyandarkan kepalanya pada bahu Yedam.
"Kenapa?" tanya Yedam yang masih fokus pada ponselnya.
"Gak papa. Mau numpang merem." balas Chani sambil merem.
"Dasar cewek." cibir Doyoung.
Yedam ini peka kalo kata gak papa, berarti ada apa-apa. Makannya setelah itu tangannya mengusap kepala adiknya singkat.
"Ohiya, besok lagi dibikin agenda ya kalo ada tugas, biar gak lupa. Kasian tuh Yujin diomelin Pak Daesung." ujar Doyoung.
Chani menghela napas.
"Hm.""Gak cuma sekali dua kali loh kamu gini."
"Iya."
"Dan soal Yuna kemaren, dia untungnya gak papa. Lain kali jangan gitu lah, Chan. Cukup sekali aja kamu bikin anak orang masuk rumah sakit sama Wawan waktu itu."
"Doy, udah lah." lerai Yedam.
Dia kasihan juga sama Chani. Kayaknya dari kemaren orang-orang pada ngeselin gitu sama dia.
"Cuma ngasih tau, Mas."
Chani tadinya mau ngasih tau Doyoung soal pembullyan itu, tapi gak jadi. Udah badmood duluan.
Chani semakin menenggelamkan wajahnya pada bahu Yedam.
"Mas, dingin.." ucap Chani.
Doyoung melepas jaket zipper yang ia gunakan kemudian menyerahkannya pada Chani yang duduk di seberangnya.
"Gak usah." balas Chani judes. Dia masih males banget sama Doyoung.
Doyoung mah udah biasa juga ngadepin Chani yang begini. Jadi yaudahlah ya.
"Sini Doy." Yedam mengulurkan tangannya hendak menerima jaketnya si Doyoung.
Setelah itu, Yedam menyelimutkannya di kedua bahu Chani.
Doyoung yang merasa wajah Chani sedikit pucat pun menempelkan tangannya di dahi adiknya itu.
"Mas, badan Chani panas." ucap Doyoung pada Yedam.
Yedam pun turut menempelkan punggung tangannya di dahi Chani.
"Yaampun panas banget, Dek."
"Adek kok gak ngomong sih kalo sakit?" omel Doyoung.
Chani menghela napasnya, kenapa Doyoung akhir-akhir ini suka ngomel sih.
"Udah makan belum?"
"Belum,"
"Makan dulu, mau apa biar Mas pesenin, terus minum obat."
"Nanti aja, Mas. Belum laper."
"Mas anter ke UKS aja ya? Makan disana aja nanti." usul Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 || 𝐓𝐑𝐄𝐀𝐒𝐔𝐑𝐄 𝟏𝟐 [semi-hiatus]
FanficJadi anak perempuan satu-satunya tuh ada enaknya ada enggaknya. Ya namanya juga hidup masa mau enak terus. Enak karena banyak yang jagain, gak enaknya karena suka disuruh-suruh. Pokoknya selamat datang di kisah keluarga Dirgantara:)) Halo teume...