63. Day 1

1.4K 201 7
                                    



"Bunda.."

Jennie yang sedang asik menyiapkan sarapan dan mengobrol dengan asistennya pun menoleh. Wanita itu terkejut saat melihat Chani yang berdiri dengan bantuan dua tongkat.

Dengan segera Jennie menghampiri anak gadisnya itu.

"Sayang, kamu udah berani pake tongkat?"

"Udah Bundaa."

"Alhamdulillah.." ucap Jennie dengan sedikit menitikan air mata.

"Ihh, Bunda kok malah nangis."

"Bunda terlalu seneng. Kamu beneran udah kuat sayang? Jangan dipaksain."

"Chani bisa Bunda, buktinya udah sampe sini."

"Bener yaa."

"Iyaaa."

Jennie menatap anaknyaa dari atas sampai bawah, ia baru sadar kalau Chani telah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Kamu kok udah rapi? Hm?"

Jam baru menunjukkan pukul setengah 6 pagi, dan Chani sudah rapih dengan seragamnya. Ia dibantu oleh salah satu pegawai dirumahnya untuk bersiap.

"Bun, Chani boleh berangkat sama Pak Yoyo?"

"Emang kenapa sayang?"

"Pengen aja Bun."

"Kamu harus sama saudara kamu,"

"Chani gak mau mereka ngerasa terbebani Bun."

"Sayang.."

"Mereka juga punya urusan lain Bun, mereka juga capek. Bunda pasti juga capek kan?"

"Enggak sayang, Bunda gak capek. Kamu jangan mikir kayak gitu."

"Biarin Chani sendiri Bunda."

Jennie mengusap kepala Chani lembut.
"Bunda gak bisa biarin kamu."

"Percaya sama Chani Bun. Kan ada Pak Yoyo. Lagian Chani udah gak di kursi roda."

"Tapi—,"

"Please Bundaa.."

"Biar Bunda anterin Chani yaa."

"Chani mau sendiri."

"Sayang, gak boleh dong."

"Ada Pak Yoyo Bundaa, pleaseeeee."

"Gak boleh, Chani sama Bunda aja kalo gak mau sama saudara kamu."

"Ihh, yaudah deh. Tapi nanti pulangnya sama Pak Yoyo aja."

Jennie menangkup wajah putrinya,
"Emang kenapa sih? Ada masalah sama Mas kamu? Apa sama adik kamu? Hm?"

Chani menggeleng,
"Chani gak mau lagi ngerepotin mereka."

"Kamu bisa gak stop bilang kalo kamu ngerepotin. Bunda sedih dengernya."

Melihat wajah Bundanya yang sedih, Chani jadi ikut sedih.
"Maaf Bunda.."

"Jangan ngomong gitu lagi ya?"

"Iya Bunda. Jadi gimana? Boleh kan sama pak Yoyo?"

"Yaudah boleh, tapi berangkat nya sama Bunda."

"Siap Bundaa."


*****

"Pelan-pelan, Chan." ucap Rei pada Chani sembari membantu gadis itu masuk ke mobil supirnya.

"Iyaa."

"Chaniiii!"

Yang dipanggil menoleh, mengurungkan niatnya yang hendak masuk mobil, ia dapati Doyoung yang sedang sedikit berlari hingga kini tepat berada di depannya.

𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 || 𝐓𝐑𝐄𝐀𝐒𝐔𝐑𝐄 𝟏𝟐 [semi-hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang