"MAS JIIII!"
BRAKKKK!
_____________
Kejadiannya sangat cepat. Semua terjadi begitu saja. Dentumannya sangat keras, tubuh itu terpental beberapa meter ke jalanan.
"CHANI!!"
Chani mendorong Jihoon. Namun naas, setengah tubuh Chani tidak berhasil terhindar, sehingga sebagian tubuhnya tersambar laju mobil yang sangat kencang itu membuat tubuh Chani terpental beberapa meter.
Jihoon langsung menghampiri tubuh adiknya yang kini tergeletak dengan darah di mana-mana.
"Chani.. Chani.." panggil Jihoon.
"Aa—argh.." rintih Chani tidak mampu mengeluarkan kata.
"Jeno!! Mobil! Cepetan!" seru Jihoon pada Jeno.
Keadaan ramai saat itu, banyak orang yang sudah kabur. Terutama si pelaku utama.
"Chani.. Kamu denger Mas kan?? Chani.."
Hanya butuh waktu beberapa detik untuk Jeno menghampiri mereka.
Jihoon mengangkat tubuh Chani dengan perlahan, benar-benar ia usahakan se hati-hati mungkin.
Ia modal nekat, semoga tidak ada hal buruk terjadi karena ia asal mengangkat korban kecelakaan.
Setelah memasuki mobil, Jeno tancap gas menuju rumah sakit. Jihoon masih merengkuh tubuh lemas Chani di belakang. Sedangkan Jeno menyetir dan di sebelahnya ada Hyunjin yang tak kalah panik.
"Argh.. hhh—hhh.."
Sepanjang perjalanan Jihoon terus mendengar suara sang adik yang tengah merintih kesakitan. Membuat hatinya ikut sakit.
Jihoon bisa merasakan darah yang terus mengalir dari kepala sang adik.
"Anjing! Ini darahnya gak berhenti!"
Hyunjin mengulurkan jaket miliknya.
"Pake itu dulu. Rumah sakit gak jauh, lo jangan panik dong Ji. Kasihan Chani."
Jihoon meraih jaket itu untuk sedikit menahan darah yang keluar.
"M—mas Ji hhh—hhh.. s—sa—kit."
"Adek bertahan yaaa, jangan tutup mata kamu.. Sebentar lagi kita sampe rumah sakit."
Mulut Chani bergerak-gerak mengeluarkan suara kecil. Ingin berbicara sesuatu tapi sulit.
"M—maafin Cha—ni Mas hhh.. u—dah bikin M—mas Ji ma—rah.. hhhh." lirih Chani berbicara dengan sisa-sisa tenaga nya.
"Enggak dek. Mas Ji yang minta maaf sama Chani. Mas Ji nyebelin, Mas Ji jahat, maafin Mas Ji. Maafin Mas Ji udah marah-marah sama adek. Maaf."
Chani meringis kesakitan, napasnya tersenggal-senggal. Jihoon bener-bener tidak kuat melihatnya.
Kesadaran Chani mulai hilang, Jihoon terus-terusan berbicara pada sang adik agar terus membuka mata.
"Dek. Tetep sadar. Mas mohon.."
Asli, air mata Jihoon udah di pelupuk mata, tapi dia tahan kuat-kuat agar tidak jatuh.
Begitupun dengan dua orang yang ada di kursi depan. Jeno menahan air matanya mati-matian karena sedang menyetir, jadi harus fokus. Apalagi sekarang dengan kecepatan tinggi.
Hyunjin? Dia udah kejer.
Jihoon takut banget. Kesadaran Chani hampir hilang.
Chani mencoba meraih tangan Jihoon dan menggenggamnya. Jihoon bisa merasakan genggaman lemah sang adik.
![](https://img.wattpad.com/cover/330964325-288-k395848.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 || 𝐓𝐑𝐄𝐀𝐒𝐔𝐑𝐄 𝟏𝟐 [semi-hiatus]
FanficJadi anak perempuan satu-satunya tuh ada enaknya ada enggaknya. Ya namanya juga hidup masa mau enak terus. Enak karena banyak yang jagain, gak enaknya karena suka disuruh-suruh. Pokoknya selamat datang di kisah keluarga Dirgantara:)) Halo teume...