32. New Problem

1.5K 137 6
                                    


"Cuma dikeluarin? Gak dituntut sekalian orang kaya gitu?!"

"Keluarganya Dayeon juga udah milih damai kok."

Chani hanya mendengus. Apa itu damai?

"Ya gak bisa gitu dong Mas. Dia hampir bunuh orang loh?!"

"Iya, Mas paham. Lagian Dayeon nya sendiri yang minta gak usah diperpanjang. Orangtua Yuna sama Sheon juga ngasih uang ke keluarga Dayeon buat pengobatan dan juga lain-lain. Asal masalahnya ditutup."

Chani menggeleng tidak menyangka. Lagi-lagi karena uang. Iya sih realistis, tapi kan ini masalah nyawa.

"Tapi minimal di blacklist lah dia di sekolah-sekolah. Dikira orang kayak gitu bisa tobat apa cuma dikeluarin doang?"

"Udah ya, gak usah dipikirin lagi."

"Ck. Chani masih gak ikhlas rasanya."

Doyoung terkekeh.
"Kamu kayaknya dendam banget sama Yuna?"

"Iya! Mas aja waktu itu kemakan omongan dia. Bisa-bisanya loh lebih percaya sama orang lain daripada adek sendiri."

"Astaghfirullah Ya Allah.. Iyaa Mas kan udah minta maaf,"

"Tapi bekasnya masih ada disini.." ucapnya sembari memukul kecil dadanya pertanda sakit hati.

"Ihhh. Kamu kebanyakan main sama Mas Ezra jadi tukang drama."

Chani cuma mendengus, kemudian berjalan cepat menuju kelasnya meninggalkan Doyoung yang cuma bisa ngelus dada sabar.

*****


"Loh? Kok kamu udah masuk Day?"

Dayeon menoleh ke samping kursi di sebelahnya, dan mendapati Doyoung duduk disana.

"Aku udah gak papa kok Din. Eum, makasih udah nolong aku."

"Serius? Masih sakit banget gak?"

"Enggak kok."

Doyoung menatap Dayeon sedih sembari menepuk bahunya pelan.

"Kamu kenapa gak lapor kalo dibully, Day?"

Dayeon tersenyum,

"Udah, tapi kamu tau sendiri kalo aku anak orang biasa, Din. Gak berpengaruh besar. Sedangkan Yuna anak orang kaya, orang tuanya juga donatur di sekolah, aku gak bisa apa-apa."

"Maaf Day, Maaff."

Dayeon mengerutkan keningnya.

"Kenapa minta maaf?"

"Waktu itu sebenarnya adek aku udah bilang ke aku, tapi aku gak percaya. Karena aku pikir kalian kan temen. Mana tau adek aku salah paham doang."

Lagi-lagi Dayeon cuma senyum.
"Gak papa, Radin."

Doyoung menepuk pundak Dayeon,
"Kalo ada yang gangguin lagi, bilang sama aku aja, jangan sekolah. Dan soal si Yuna, dia udah dikeluarin. Padahal kalo kamu mau nuntut dia bisa kok, Day. Aku bisa bantuin."

Dayeon jatuh cinta sama Doyoung. Fix.

Kok ada sih orang yang baik banget kayak Doyoung gini.

"Eh? Kenapa? Aku salah ngomong? Jangan nangis dong.."

Dayeon yang sadar air matanya turun pun buru-buru menyeka nya.

"Ah, maaf. Aku cuma terharu.. Kamu baik banget, aku bahkan gak tau harus balas kamu kayak gimana Radin. Dari dulu, cuma kamu yang bersikap baik sama aku."

Murid penerima beasiswa memang biasanya lebih dikucilkan. Di kelasnya Dayeon cuma dia yang mendapat beasiswa.

"Emang udah tugas aku Day. Jangan sungkan, kalo perlu bantuan apapun, aku siap kok bantu." balas Doyoung sembari tersenyum.

"Makasih Radin, makasih banget."

"Iya sama-sama."

****

"Kurang satu nih, satu lagi siapa ya?" tanya Jungwon bingung.

Chani tidak sengaja menangkap seorang gadis yang tengah duduk sendirian di meja paling belakang.

"Nahh." ucapnya tiba-tiba kemudian berdiri dan menghampirinya.

"Eh? Chanii.." panggil Niki.

"Dia mau ngajak Minji kayaknya." sahut Rei.

"Ihhh, ngapain sih. Minji kan misterius, udah gitu judes lagi. Ntar kalo kita tiba-tiba di tikam gimana? Kalo ki--,"

"Huss! Lebay banget sih lo." protes Rei pada Jungwon.

"Khawatir aja gue, mukanya serius banget sih dia."

Sedangkan Chani yang telah sampai di meja gadis bernama Minji itu langsung duduk disebelah nya.

"Minji. Belum dapet kelompok kan? Masuk kelompok gue yuk? Kurang satu."

Minji diam sejenak, ia kemudian melirik sekitar. Dan benar, hanya dirinya yang belum dapat kelompok.

Gadis itu akhirnya mengangguk.

Chani tersenyum.

"Yaudah yukk."

Minji mengikuti Chani dengan wajahnya yang datar.

Chani udah biasa sih, beberapa kali juga ia mengajak Minji untuk bergabung dengan teman-temannya tapi selalu dicueki.

Minji adalah orang misterius. Dia selalu terlihat sendirian dan tidak mempunyai teman.

*****

"Assalamu'alai--,"

"MAU JADI KAMU HAH?!"

"..kum..."

Keenam orang yang tadinya semangat ingin memasuki rumah jadi ciut begitu saja saat mendengar teriakan dari dalam rumah mereka.  Salam yang seharusnya terdengar lantang itupun jadi melempem.

"Loh, Ayah sama Bunda udah di rumah?" tanya Junghwan.

"Ya itu ada suara Ayah, Wan. Berarti udah lah." balas Haruto sewot.

"Gak papa, ayo masuk," ajak Yedam yang notabene adalah yang tertua diantara mereka.

"Takut Mas, kayaknya lagi ribut."- Jeongwoo.

"Udah, ayo."-Doyoung.

"Kami pulang!" teriak mereka barengan.

Ada  Mino, Jennie, Hyunsuk dan double J. Jihoon dan Junkyu.

"Masuk kamar kalian!" titah Mino.

Keenam bocah itu bergegas masuk melewati kedua orangtua mereka dan Kakak mereka. Takut lurr..

Anak-anak sekolah pun pada ke kamar, sedangkan yang tadi berada di ruang tengah masih menetap disana.

Chani sedikit melirik ke arah mereka, kali ini siapa yang bikin ulah dan ternyata Jihoon sedang duduk sembari menunduk takut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Minji NEW JEANS

Minji NEW JEANS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~tbc~

𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 || 𝐓𝐑𝐄𝐀𝐒𝐔𝐑𝐄 𝟏𝟐 [semi-hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang