Saat ini Hyunsuk sedang menghadap kedua orangtuanya.
Mereka memang seharusnya berbicara secara lebih dalam. Dan malam ini menurut Mino adalah waktu yang tepat.
Sudah lima belas menit ia berada di ruangan sang Ayah, bersama Jennie yang duduk di samping Mino. Dan selama itu juga mereka masih diam.
Hyunsuk ketar-ketir dan Mino yang takut malah emosi lagi. Jennie mengusap pundak suami nya agar ia segera berbicara.
"Huh.." Mino menghela napas panjang.
"Udah berapa kali kamu mabuk?" tanya Mino.
"Dua kali Yah."
Mino menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa.
"Ayah sama Bunda bakalan denger penjelasan kamu dulu."
Hyunsuk perlahan mendongak. Mencoba berani untuk menatap Ayah dan Bunda nya.
"Pertama Hyunsuk mau minta maaf karena udah mabuk. Hyunsuk capek Yah, Bun. Semenjak masuk semester ini beban rasanya nambah. Sampe akhirnya nilai ku sempet anjlok dan Ayah marah.
"Bersamaan dengan itu adik-adik banyak yang kena masalah. Dan yang paling parah, Chani celaka kayak gitu. Itu karena Hyunsuk lalai.. hikss..
"Dan yang terakhir kemarin, Hyunsuk diajak ke acara temen. Hyunsuk lagi capek, bener-bener capek, dan milih buat datang ke acara itu. Tapi Hyunsuk cuma minum satu gelas kecil Yah, Bun.. Gak mungkin mabuk, apalagi sampe macem-macemin Arin.
"Hyunsuk juga capek, Hyunsuk juga sakit Yah Bun.. Hikss.."
Jennie akhirnya berdiri dan berpindah tempat duduk ke sebelah Hyunsuk. Menenangkan putra sulungnya yang kini sudah sesenggukan.
Wanita itu mengusap lembut punggung putra nya.
"Kamu kenapa gak pernah bilang kalo lagi susah? Kamu memang anak pertama, tapi bukan berarti semua beban kamu tanggung sendiri sayang."
"Hikss.. Hyunsuk gak enak sama Ayah dan Bunda.
Masalah kalian lebih berat."Mino kembali menarik napas panjang, ia langsung menegakkan posisi duduknya.
"Hyunsuk. Kamu sendiri yang selalu kasih laporan ke Ayah soal adik-adik kamu. Bukannya Ayah juga sering tanya keadaan kamu tapi kamu selalu bilang everything's okay."
Mino greget juga lama-lama dengan anak sulungnya ini.
Hyunsuk malah makin kejer, untung ada Jennie yang terus menenangkan cowok itu.
"Sayang. Kamu itu masih jadi tanggungjawab Ayah sama Bunda. Kamu boleh mengeluh, mengadu, apapun itu. Jangan memaksakan untuk kuat, sedangkan jiwa kamu enggak." ucap Jennie lembut.
"Hikss Maaf Bunda.. Maaf Ayah."
"Gak papa sayang." balas Jennie. Tapi Mino masih diam.
Setelah itu hening beberapa saat. Sebelum akhirnya Mino kembali membuka suara.
"Soal Arin, kamu harus tetap tanggungjawab. Mau bagaimana pun dia punya bukti-bukti foto itu." ucap Mino.
![](https://img.wattpad.com/cover/330964325-288-k395848.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 || 𝐓𝐑𝐄𝐀𝐒𝐔𝐑𝐄 𝟏𝟐 [semi-hiatus]
ФанфикJadi anak perempuan satu-satunya tuh ada enaknya ada enggaknya. Ya namanya juga hidup masa mau enak terus. Enak karena banyak yang jagain, gak enaknya karena suka disuruh-suruh. Pokoknya selamat datang di kisah keluarga Dirgantara:)) Halo teume...