3. TIDAK SENANG

431 53 1
                                    

"Aku berhutang padamu" batinnya, ia merasa kesal dengan dirinya sendiri.
Lalu ia mengangkat gadis kecil itu keluar.

"BRAKK" pintu ditutup.

"HAH" gadis itu membulatkan matanya.

"Hei! Malvin! Bagaimana bisa kau lakukan ini padaku?!" Teriaknya sambil menggedor-gedor pintu itu.

"Humph! Malvin! Cepat atau lambat kau akan terpesona padaku." Ucapnya dalam hati, gadis itu terlihat kesal.

Malvin berjalan ke arah ranjang dan menyugar rambutnya dengan tangan, " Malvin! Apa kau gila? Kau bisa melakukan itu pada wanita lain kecuali Dia." Ucapnya pada dirinya, Ia memegangi kepalanya frustasi.

Skip!

"Pagi, tuan Malvin!"

"Pagi, tuan Malvin!"

Sapa para karyawan tidak dia hiraukan. Biasanya dia akan membalas sapaan karyawannya walaupun dengan hanya sedikit anggukkan.

" Tuan Malvin tidak terlihat senang hari ini." Bisik salah satu karyawan pada yang lain.

"Ya, keliatannya dia tidak cukup senang tadi malam~" timpal yang lainnya.

Sekarang Malvin berada diruangannya. Ia teringat apa yang terjadi semalam. Dimana dia berakhir tidur dengan Naira. Ya, gadis itu mengancamnya akan mengadu pada mami Iryana, jadi dia menyetujui untuk tidur dengannya.

Ia tidak bisa tidur semalam karena pose tidur Naira yang berantakan. Kakinya terangkat kemana-mana membuat Malvin tak bisa tidur tenang.

Yang terjadi semalam

" Pose tidur macam apa ini? Dia sudah 17 tahun tapi dia masih sama seperti dulu.." katanya sambil memegangi kaki Naira yang mengenai mukanya.
Malvin benar-benar terjaga hingga pagi.

"Aku tidak tidur semalaman karna gadis pengatur itu!" Ia mengusak rambutnya asal.

"Tok, tok "

"Masuk."

" Tuan Malvin, ini kopi anda. Aku dengar anda didatangi seorang wanita bahwa kau akan menjadi seorang ayah." Tanya wanita yang muncul di ambang pintu. " Penasaran sekali. Aku rasa aku kehilangan pertunjukan bagus kemarin." Ujar wanita itu dalam hati.

"Aku dengar gadis itu masih 17 tahun, bolehkah aku tahu siapa dia?" Wanita itu meletakkan kopi di meja Malvin.

Malvin mengalihkan atensinya pada wanita itu. Lalu ia meraih kopi itu. " Jika kau menyerahkan semua cutimu pada perusahaan, aku akan dengan senang memberitahumu, senior."

"Haha maaf, tuan Malvin! Aku keluar!" Ujar wanita itu undur diri. "Aku semakin dan semakin penasaran. Siapa sebenarnya gadis terkenal itu?" Pikirnya.

Malvin melanjutkan memeriksa beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani hari ini.

"KRIIINGGG"

Malvin mengangkat telepon tersebut. "Halo!"

"Sayang, aku kembali dari New York, kau sudah lama tidak menghubungiku. Apa kau sudah melupakanku? Maukah kau makan siang denganku hari ini? sayangku?" Balas dari seberang sana.

"Siapa wanita ini? Aku terlalu sibuk akhir-akhir ini, aku tidak bisa mengingatnya." Pikirnya bingung.

Namun sedetik kemudian dia tersenyum. "Sayang, kau tau akhir-akhir ini aku sibuk. Kenapa kau tidak datang ke perusahaanku dan makan siang bersamaku nanti?"

"Baiklah sayang, sampai jumpa kalau begitu!" Balas wanita seberang sana. Telepon ditutup.

Setelah telepon ditutup ia menghubungi sekretarisnya "Siapa itu.."

"Tuan Malvin, wanita yang baru saja menelepon adalah Ayana, bintang film yang baru-baru ini populer. Atas bantuan presdir, dia bisa dengan cepat jadi terkenal." Jawab sekretaris.

Ia langsung menutup teleponnya. Mendengar jawaban itu membuatnya pusing ia memegangi kepalanya kesal.

"Oh, sepertinya hari ini presdir sedang emosi.." pikir sekretarisnya.

Di sisi lain.

"Rara! Hati-hati! Kembalilah untuk makan malam bersama tuan muda." Ucap bi Zang sambil melambaikan tangan pada Naira.

"Baiklah! Aku akan pulang tepat waktu bersama kak Malvin." Balasnya sembari memasuki mobil.

"Malvin, untuk berterimakasih karena sudah menjagaku semalam, aku membawakan makan secara pribadi." Batinnya. Ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya karena hari ini mood dia baik.

                                                      

Gimana? Lanjut gak??
Maaf kalo bosenin..mimin masih belajar ngrangkai kata-katanya.
Jangan lupa vote dan komen guys..

~PERFECT~ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang