Naira beranjak dari ranjangnya, dia berdiri di samping ranjangnya. "Malvin Arkana Satya, kau tak boleh mengejarnya!" Teriaknya sekali lagi.
"Apa yang kau katakan padanya? Kenapa Yarin pergi?"
"Aku tidak mengatakan apa pun!"
"Lalu kenapa dia pergi? Yarin membuatkanmu bubur dan kau melakukan itu padanya? Kenapa kau berubah menjadi seperti ini!?"
"Aku berubah menjadi seperti apa!? Aku tak butuh dia menjengukku, atau memasakkan bubur, atau peduli padaku! Aku tidak menyuruhnya melakukan itu! Bukankah aku punya hak untuk menolak orang lain?"
Plakk!
Malvin meletakan nampan itu dengan keras di atas meja. "Ya! Kau punya hak untuk menolak orang lain, tapi tak bisakah kau bijaksana? Apa kau tahu rasa hormat? Aku semakin dan semakin sulit berkomunikasi denganmu!" Malvin membalikkan tubuhnya melangkah pergi dari sana. " Apakah karena aku sangat memanjakanmu dan kau menjadi seperti ini?"
"Tunggu! Apa kau ingat kesepakatan kita?!"
Flashback on
"Pada waktu 3 tahun di kampus, kita akan berpura-pura menjadi pasangan di depan ibu."
"Apa kau memohon padaku? Kenapa aku harus membantumu?"
"Aku bisa mengabulkan keinginanmu, aku akan melakukan apa pun yang aku bisa untukmu."
Flashback off
"Permintaanku adalah kau tak boleh mengejarnya, aku ingin kau tetap denganku!"
"Naira Restial... Aku benar-benar kecewa dengan permintaanmu." Setelah mengatakan itu Malvin keluar dan menutup pintu kamar Naira.
Tubuh Naira luruh kebawah, air matanya tumpah dengan deras seakan berlomba-lomba untuk keluar membasahi pipinya. Hatinya seperti di hujam oleh ribuan pisau, melihat orang yang di cintainya lebih memilih untuk mengejar orang lain di bandingkan menetap bersama dirinya.
"Tunggu... Jangan pergi.. jangan tinggalkan aku..." Seluruh tubuhnya bergetar.
Dengan perlahan dia mulai bangkit menegakkan tubuhnya. Naira mulai melangkahkan kakinya untuk mengejarnya keluar. "Aku yang salah, tak seharusnya aku keras kepala, tak seharusnya aku mengancam dan memaksamu dengan 'permintaan'... Aku akan tumbuh, aku akan jadi dewasa. Aku tak mau nona Yarin merebutmu.. bagaimana aku membiarkan orang lain merebutmu? Aku akan mengejar Malvin, aku akan bilang aku tahu aku yang salah. Tolong jangan mengabaikanku... Tolong jangan tinggalkan aku..." Ucapnya dalam hati. Dia terus berlari keluar rumah
Dengan cepat Yarin memeluk Malvin, ketika ia melihat Naira yang berlari kearahnya.
"Malvin.." ucapnya lirih, langkah Naira terhenti lumayan jauh dari keduanya berdiri. "..." Naira mematung di tempatnya berdiri, hatinya kembali perih saat melihat keduanya berpelukan di depan matanya.
Beberapa menit lalu... (Malvin & Yarin)
"Yarin!" Panggil Malvin yang mencekal pergelangan wanita di depannya.
"Rara tidak ingin bertemu denganku, jadi aku akan pergi saja... Aku tidak ingin menghancurkan hubungan kalian." Ucap Yarin menampilkan wajah sedihnya.
"Maaf... Aku minta maaf padamu"
"Maaf tentang apa?"
"Aku minta maaf untuk segalanya, untuk sifat keras Rara, maaf untuk semua hal yang terjadi.."
Yarin memeluk Malvin dengan erat. " Aku iri pada Rara, dia sangat berani untuk mengejar kebahagiaannya dan mendapat perhatianmu. Malvin, aku tidak punya siapa-siapa kecuali dirimu.."
Naira menahan air matanya agar tidak keluar begitu mudah. Dia masih berdiri mematung di tempatnya.
"Nona Naira."
Kedua mata Naira melebar. "Siapa.. kau!?"
AARGHH!!
Malvin segera menoleh dan melepaskan pelukan Yarin. "Itu suara Rara! Apa yang terjadi!?" Wajahnya terlihat khawatir. Dengan cepat dia berlari masuk ke dalam rumah di ikuti oleh Yarin di belakangnya.
"Di mana nona muda Rara!!?" Tanyanya pada seorang pelayan.
"Dia... Dia..." Pelayan itu terbata-bata.
"Sekarang kau khawatir pada Rara?" Tanya seorang wanita baya yang baru saja datang dengan wajah dinginnya.
"Mama!?"
"Jangan panggil aku mama, aku tidak punya putra seperti dirimu!" Ucap mami Iryana tegas. " Aku membawa Rara pergi jauh, kau tidak perlu khawatir mengenai dia kedepannya." Lanjutnya.
"Mama membawanya pergi? Dia sedang demam tinggi, kenapa ibu lakukan hal itu? Ma, apa yang ingin mama lakukan?" Malvin mengkhawatirkan kondisi Rara sekarang yang sedang tidak sehat.
Mami Iryana melihat keberadaan Yarin di sana. " Nona Yarin, kita bertemu kembali. Apa kau sudah lupa apa yang sudah aku katakan padamu? Keluarga Satya sudah lama menjadikan Rara sebagai tunangan Malvin, tidak ada yang dapat kau lakukan untuk mengubah kenyataan itu. Kau sudah menamatkan pendidikanmu dengan mulus dan sudah bekerja. Kau sudah berjanji kepadaku setelah kau menerima uang itu, kau akan menjauh dari Malvin, kenapa kau mengingkari janjimu sekarang?"
"Uang apa? Apa yang sedang terjadi di sini?!" Malvin melirik kearah Yarin di belakangnya.
"Maafkan aku Malvin, pada saat itu aku membutuhkan uang... Nyonya Iryana datang padaku dan memberiku banyak uang. Dia memintaku untuk meninggalkan dirimu, dan aku.. aku bilang ya. Maafkan aku... Maafkan aku.. Malvin. Kumohon maafkan aku.." Yarin menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Ma! Bagaimana bisa mama melakukan hal itu?!"
"Aku tidak memaksanya, aku memberinya pilihan, dia memilih untuk mengambil uang itu dan pergi peninggalkanmu. Wanita seperti itu tidak pantas menjadi menantuku tapi karena Rara sudah tidak ada hubungan apa-apa denganmu, kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan."
"Semua yang mama lakukan adalah untuk Rara! Mama telah melakukan hal ini kepada Yarin agar Rara bisa menikah denganku?!" Malvin tak habis pikir, kenapa mamanya begitu sangat peduli pada Rara?
"Keluarga kita berhutang kepadanya, aku pikir kau akan memperlakukannya dengan baik, tapi aku tidak menyangka kau akan mengecewakanku." Semburat kekecewaan tergambar di wajahnya.
"Keluarga kita berhutang apa padanya? Ma, mama harus memberitahuku hari ini." Malvin memaksa, dia harus mendapatkan jawabannya hari juga.
"Aku bermaksud menyimpan ini darimu seumur hidupku. Baiklah, jika kau ingin tahu, aku akan mengatakannya padamu! Kecelakaan mobil itu bukanlah suatu kecelakaan. Ibu Rara meninggal demi menyelamatkan dirimu!" Iryana diam sejenak. " Pada saat itu, ayahmu seorang pengusaha sukses, banyak yang iri padanya dan memiliki banyak musuh. Seseorang mencoba menyingkirkannya, tapi mereka tidak bisa mendekati ayahmu, jadi mereka mencoba berurusan denganmu. Mobil itu menuju ke arahmu. Jika ibunya Rara tidak menyelamatkan kalian berdua, akibatnya akan menjadi mengerikan.. dia adalah penyelamatmu. Keluarga Satya berhutang budi pada keluarganya selamanya!"
"Bagaimana... Bagaimana ini bisa terjadi.. dimana Rara? Ke mana kau akan membawanya!?" Malvin terlihat mengkhawatirkannya.
"Aku mengirim seseorang membawa Rara pergi. Mulai hari ini, dia tidak ada urusannya denganmu, kau tidak perlu mencemaskannya." Jawab mami Iryana dingin.
Maaf yaa.. kemaren' aku gak nepati janji, karena ada sesuatu yang bikin gak mood nulis😔
Jadi hari ini duoble update😁
have fun semuanyaa, see youu next chapter 🤗😘
KAMU SEDANG MEMBACA
~PERFECT~ [END]
Teen FictionMark x Ningning "sial kenapa tidak ada yang memberitahuku gadis pengatur ini sudah kembali!" -Malvin Arkana Satya "Oh, apa dia marah?" -batin Naira "Aku belum pernah melihatmu selama bertahun-tahun, keliatannya kau tumbuh lebih tinggi, kucingku!~Ku...