"Baiklah. Kembalilah ke sekolah. Jangan membolos kelas lagi" Malvin melirik gadis yang duduk diranjangnya.
"Siapa yang bilang padamu kalau aku membolos? Aku tidak punya kelas lagi hari ini."
"Ini hari rabu. Bukankah kau ada kelas pagi dari jam 9 sampai jam 11? Aku bisa melihat niatmu"
"Kenapa kau bisa tahu jadwal kelasku?" Tanya Naira heran kenapa Malvin bisa tahu jadwalnya.
Ia bangkit dari tempat tidur dan menghampiri Malvin yang berada di depan almarinya. Tanpa aba-aba Naira langsung memeluk Malvin dari belakang.
"Katakan padaku! Apakah kau diam-diam naksir kepadaku?"
"Aku adalah penjagamu. Jadi wajar saja kalau aku tahu jadwal sekolahmu. Lepaskan tanganmu aku mau ganti baju" ujar Malvin menoleh kebelakang.
"Kenapa kau berdandan? Apakah kau memakai jas bagus itu untuk si dada besar itu?" Tanya Naira lantang.
Sedetik kemudian Naira sudah melepaskan pelukannya dan dia beralih membuat ranjang Malvin berantakan seperti kapal pecah sambil merancau sendiri.
"Semua lelaki adalah orang yang tidak punya otak yang menyukai dada besar!" Rancaunya.
"Jangan mendramatisir begitu. Ini untuk pekerjaan"
"Apakah benar kalau kita hanyalah pasangan yang terikat oleh kontrak. Tapi kau terang-terangan mengencani seorang perempuan. Apa kau pikir kau bisa menolak mami Iryana?... Aku tidak peduli sama sekali. Aku hanya takut kesepakatan pertunangan yang kau mohon padaku untuk ditandatangani akan segera hilang pengaruhnya"
"Jika jika mami yun sakit lagi, aku tidak akan menolongmu lagi. Dan juga..."
"Apa kau sangat memedulikan itu." Malvin membatin.
"Baiklah. Hentikan itu."
"Humph. Aku duga akhirnya kau tahu seberapa seriusnya hal ini." Ujar Naira
Malvin mendekati gadis itu dan menuntunnya untuk duduk di pinggiran ranjang. Malvin berlutut di depan gadis itu dan menatap kedua manik hitam dihadapannya.
"Jika kau kesal, aku akan berjanji padamu kalau aku akan menjaga jarak dengan wanita lain, khususnya Selena apa itu tidak apa-apa?" Tanya Malvin lembut.
"Aku bisa menggunakan tunanganku dengan sempurna sebagai alasan untuk menghalangi wanita menyebalkan itu." Batin Malvin
"Kau harus pegang janjimu! Aku tidak memaksa kau untuk melakukannya! Janji kelingking!" Naira mengulurkan jari kelingking dihadapan Malvin.
"Baiklah. Janji kelingking kita sudah bertaut sekarang. Kita harus menjaga janji kita." Malvin menautkan kelingkingnya dengan milik Naira, keduanya tersenyum.
"Bisakah kau membawaku ke pesta malam ini?"
"Tidak!"
"AHH!! Malvin jelek!" Naira memukul bahu Malvin. sedangkan Malvin hanya terkekeh, tetapi ia memang tidak ingin Naira ada disana.
Tengah malam..
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tetapi Malvin masih sibuk dengan buku bacaan yang dipegangnya sekarang.
Tok Tok..
Malvin terkesiap mendengar pintu kerjanya di ketuk. "Siapa yang datang malam-malam begini? Ini sudah larut." Pikirnya
"Siapa itu?!" Tanya Malvin waspada.
Pintu kerjanya terbuka perlahan memperlihatkan seorang gadis yang berdiri di ambang pintu sembari membawa boneka beruang coklat ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
~PERFECT~ [END]
Fiksi RemajaMark x Ningning "sial kenapa tidak ada yang memberitahuku gadis pengatur ini sudah kembali!" -Malvin Arkana Satya "Oh, apa dia marah?" -batin Naira "Aku belum pernah melihatmu selama bertahun-tahun, keliatannya kau tumbuh lebih tinggi, kucingku!~Ku...