16. ???!!

230 40 2
                                    

Perusahaan AS

"Presdir Malvin, selamat datang~" karyawan itu membungkuk menyambut Malvin yang baru saja datang.

"Iya."

Karyawan tersebut menegakkan tubuhnya. "...?!!" Matanya membulat sempurna disertai menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Malvin melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya tanpa memedulikan orang-orang yang melihatnya aneh. Dia tahu alasan kenapa orang-orang melihatnya seperti itu. Sayangnya tidak ada satupun yang berani bertanya. Dan dia masa bodoh dengan penilaian orang-orang terhadapnya.

Setibanya di ruang kerja miliknya Malvin memijat-mijat pelipisnya.  Hingga terdengar ketukan pintu sesaat dan memunculkan sang sekretaris yang membawa dokumen-dokumen di pelukannya.

"Presdir Malvin, anda akhirnya kembali! Ada begitu banyak kontrak yang menunggu untuk ditandatangani oleh anda."

"Aku akan menandatanganinya sekarang."

Sekretaris Rani meletakkan dokumen kehadapan Malvin, ia berdiri menunggu Malvin menandatangani semuanya. Tak sengaja matanya menangkap sesuatu dileher presdirnya, ia terlihat terkejut tidak percaya dengan yang dilihatnya. "Apakah itu cupangan?" Batinnya.

"Presdir Malvin, leher anda.."

"Aku digigit kucing liar. Tidak apa-apa." Jawabnya dengan memegang bekas gigitan dilehernya.

"Benarkah? Itu jelas-jelas bekas gigi manusia! Jelas dia menghabiskan malam yang panas dengan seorang gadis" ujar Rani dalam hati.

"Presdir Malvin, sebagai sekretaris anda, tanggung jawabku untuk mencatat jadwal anda dalam beberapa hari terakhir. Dan juga... dengan ketika anda bersama dengan pacar.."

"Bukan pacar." Jawabnya singkat terus mananfatangani dokumen.

"Apakah seorang laki-laki?! Sungguh mengejutkan!" Tebak Rani asal-asalan, Kedua bola mata Rani seakan ingin keluar dari tempatnya.

"..kamu ini! Bonus bulan ini kupotong!"

"Tolong jangan! Maafkan aku!" Rani menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada memohon.

"Nona Selena dari grup EN telah menunggu anda selama beberapa hari. Dia bilang dia tidak akan pergi sampai dia bertemu dengan anda. Kerja sama kita dengan grup EN cukup penting. Anda mungkin perlu menghiburnya." Rani melapor.

"Aku tahu. Biarkan dia masuk"

Tak berselang lama seorang wanita masuk dengan pakaian yang kurang bahan. Malvin menghela nafas pelan. Dia tidak suka setiap menghadapi wanita-wanita yang mendekatinya dengan cara kecentilan padanya.

"Malvin, betapa sulitnya bertemu denganmu" ujar Selena manja.

"Presdir Malvin, akhir-akhir ini sedang sibuk apa? Sampai tidak ada waktu untuk menemuiku?" Lanjut Selena seraya menghampiri Malvin dikursinya dan Selana duduk di meja hadapan Malvin.

"Waah! Lihat bekas cupang ini! Kau pasti sangat terobsesi dengan seorang gadis sampai membuat kau lupa akan janji kita" kata Selena sembari menyentuh bekas gigitan di leher Malvin.

"Bagaimana mungkin aku lupa, maafkan aku, sudah membuatmu menunggu lama." Jawab Malvin  lembut yang dipaksakan.

"Bau yang menjijikkan, tapi aku harus menahannya dengan senyum yang dipaksakan. Aku benci bermain-main dengan wanita yang berbeda. Apakah ini cobaan yang harus diderita oleh pewaris grup AS?" Batin Malvin.

-🦋-

Seorang gadis sudah berdiri di depan gedung yang menjulang tinggi ini dengan menyeringai aneh.

~PERFECT~ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang