22. MEREKA SANGAT MANIS

216 34 4
                                    

"Malvin Arkana Satya, mengapa kau begitu membenciku?" Gumam Naira menunjuk dirinya.

"Siapa yang mengatakan itu?" Jawab Malvin tak sabaran. Dia memegang kedua bahu gadis yang masih tertunduk dihadapannya dan menatapnya lembut. "Aku hanya membenci kenakalanmu, jika kau bisa berperilaku lebih baik dan mencoba untuk jadi lebih masuk akal, aku akan lebih menyukaimu. Tidak hanya aku akan lebih menyukaimu, tapi orang-orang yang lainnya juga, kau paham?" Lanjut Malvin lembut.

"..." Naira tidak membalas perkataan Malvin. Kini air matanya mengalir deras membasahi pipinya tanpa suara.

KRUYUUUK~

"..."

"AAARGH! Aku sangat malu! Bagaimana aku bisa lapar di saat-saat sensitif ini?" Batin Naira. Karena bunyi perutnya tadi membuat air mata Naira terhenti. Sekarang dia merasa sangat maluu..

"Jangan menangis, ayo makan lebih dulu." Ajak Malvin yang terkekeh.

"Aku bergegas ke sekolah sangat buru-buru pagi ini hingga aku lupa sarapan, sangat mengacaukan suasana kalau perutku berbunyi di saat seperti ini! Bagaimana aku bisa menemuinya lagi!" Gerutu Naira dalam hati serta menyentuh dahinya.

"Kau mau makan apa? Aku akan membawamu ke sana." Tawar Malvin tersenyum.

"Aku tidak akan pergi! Aku sama sekali tidak lapar!" Ketusnya. Naira melipat kedua tangan di dada serta membuang muka.

GRURURUK~

Naira menutupi perutnya dengan kedua tangannya. "Aku tidak lapar sama sekali!" Teriaknya. Kini dia benar-benar sangat malu, huhuhuu... Mau di taruh dimana mukaku hikss..

"Baiklah, ayo pergi saja" Malvin masih terkekeh melihat perilaku gadis yang dicintainya itu.

"Aku tidak ingin berbicara padamu! Aku pergi!" Naira berbalik badan dan berniat pergi dari sana.

"Tunggu!" Malvin mencekal lengan Naira dan langsung menggendongnya ala bridal style. "Kakimu masih cedera, jangan bergerak. Kau harus diam di tempat tidur jika kakimu tidak sembuh dalam waktu seminggu!" Ucap Malvin menatap Rara yang berada di pelukannya, terlihat gadis itu masih terkejut dengan perilakunya.

"Kau sangat pengatur!"

"Aku dibentuk menjadi seorang CEO pengatur, bukan? Aku harus pengatur."

"Tidak tahu malu! Kau dibentuk menjadi menjadi seorang berandalan! Wlekk!" Naira menjulurkan lidahnya. Malvin yang melihatnya merasa sangat gemas. "Kenapa dia sangat imut! Aku semakin tidak ingin berbagi dengan orang lain." Batin Malvin.

"Malvin jelek, aku ingin makan sushi!"

"Baik~"

"Es krim!"

"Kau bisa makan apa saja yang kau mau~"

Restoran sushi

"Wah! Ini rasanya enak~"

"Ini juga enak!"

"Ini semua luar biasa! Aku sangat senang!"

Naira sangat bernafsu untuk makan sekarang. Bagaimanapun juga dia tadi habis menangis, itu membuat menguras tenaganya. Tapi, lihat sekarang! Dia seakan-akan lupa dengan apa yang terjadi dan apa yang membuat hatinya sakit.

"Jangan makan dengan rakus, perutmu tidak akan tahan." Malvin tidak memakan makanannya. Dia hanya memperhatikan Rara makan dengan tatapan khawatir kalau itu bisa merusak pencernaan Rara. Rara sangat tidak sabaran dan memasukkan makanan ke mulutnya terus-terusan. Malvin menopang dagunya.

"Kau hidup sendiri dan kebiasaan hidupmu buruk. Kau bahkan tidak makan dengan teratur, situasi ini harus dirubah. Aku akan mempekerjakan beberapa pelayan untukmu, satu bisa memasak dan yang lain bisa membersihkan rumah. Apalagi yang kau inginkan?" Kini Malvin beralih menatap makanan di depannya dan berniat untuk memakannya juga.

~PERFECT~ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang