14. MENIKAHLAH DENGANKU

280 44 2
                                    

"Aku kembali." Jack memasuki ruangan dimana Darren dan Naira berada.

"Apa yang dia katakan?" - Naira

"Jack, apa kau menghajarnya?" - Darren

"Dia memintaku untuk memberimu ini" Jack menyodorkan tas kecil punya Naira. Tas kecil tempat menyimpan barang-barang hadiah yang diberikan oleh Malvin.

"Tasku. Ini..." Naira menerimanya dan segera membuka tasnya.

"Ada apa di dalamnya?" Tanya Darren yang penasaranpun mendekat untuk melihatnya.

Naira mengeluarkan boneka harimau yang pernah dia rusak tapi sekarang boneka itu sudah kembali seperti semula. " Tak disangka dia memperbaikinya." Ucapnya dalam hati. Naira tersenyum dan memeluk boneka itu.

"Jack, apa dia mengatakan hal lainnya?" Tanya Darren.

"Iya"

"Jack, bisakah kau ucapkan beberapa kata secara bersamaan?"

"Baik"

Darren menghela nafas panjang.

"Aku mungkin memberinya belas kasihan dan menemuinya jika dia bersikeras. Tapi bukan berarti aku sudah memaafkannya." Ucap Naira.

"Dia bilang dia akan pergi menjauh karena Rara tidak mau menemuinya." Jawab Jack datar.

"APA?! DIA PERGI?!!"
Teriak kaget Darren dan Naira bersamaan.

"Malvin, jangan pernah berharap bisa melihatku lagi!"

"Kau pembohong! Kau bilang dia akan menyampaikan sesuatu yang penting setelah menempuh perjalanan yang jauh ke sekolah! Pembohong! Malvin lelaki yang jahat! Seorang penjahat!" Ujar Naira menggebu-gebu pada Darren.

"Ok, ok..tenanglah"

"Aku marah! Aarrghh!!" Naira benar-benar emosi saat ini.

Darren : "ada apa dengan si bajingan? Kenapa dia tidak mengikuti alurnya? Huhu.. :'(

"Jack, jika kau melihat bajingan itu lagi, habisi dia sampai mati!"

"Baik."

"Darren, sampaikan pada sekuriti, orang-orang bermarga Satya di larang masuk di kampus ini!"

"Baik, tuan putriku"

"Malvin! Aku akan membunuhmu jika kau berani menampakkan dirimu di hadapanku!" Naira benar-benar marah sekarang.

DRRRT DRRRT..

"Ah? Nomer asing.."

"Halo?" Naira mengangkat telepon tersebut

"RARA, MENIKAHLAH DENGANKU"

Naira membulatkan kedua bola matanya sempurna. Dia tahu suara orang yang ada di seberang sana.

"Malvin?!"

"Ini aku. Apa kau merindukanku?"

"Bukankah dia seharusnya malu? Bagaimana bisa dia berpura-pura seolah tak terjadi apa pun." Geramnya dalam hati.

"Tuan Malvin, kau tidak seharusnya menjadi begitu sombong. Kenapa aku merindukanmu? Kau bukan siapa-siapa bagiku."

"Rara, aku rasa bukan ide yang baik berbicara melalui telepon. Mari bertemu di luar."

"Tidak perlu bertemu satu sama lain. Aku sudah memerintahkan untuk memblokirmu. Kau bahkan tidak bisa menapakkan kakimu di kampus" kata Naira percaya diri.

"Benarkah?" Malvin menyeringai.

"Aneh! Tudak ada suara sama sekali!" Ucap Naira bingung.

BRAKK!!!

Pintu ruangan Naira di buka secara paksa, menciptakan suara yang keras sehingga penghuni di dalamnya terkejut.

"Bukankah sekarang aku sudah masuk?" Malvin tersenyum menang.

Malvin datang tak seorang diri. Dia membawa beberapa penjaga agar mempermudah dirinya untuk menghadapi orang-orang di depan sana yang berusaha menghalanginya masuk.

"Pengawalmu yang pemurung itu lumayan sadis. Untungnya, aku membawa beberapa orang bersamaku." Kata Malvin sembari menunjuk Jack, senyum di wajahnya tak berubah.

Naira melihat orang-orang yang datang bersama Malvin. "Kelompok petarung terkuat keluarga Satya. Jack bukanlah tandingan mereka. Kita tidak bisa melawan sekarang." Batin Naira.

"Apa yang kau inginkan?"

"Rara, mari kita menikah."

"Apa kau bilang?! Tidak ada yang akan menikah denganmu!"

"Aku seharusnya tidak mengatakan semua kata-kata itu. Maaf jika aku melukaimu" Malvin benar-benar menyesal dan merasa bersalah.

"Aku akan menerima permintaan maafmu. Tapi aku tidak akan pernah menikahimu." Amarah Naira masih belum reda.

"Kumohon! Aku mohon katakan iya." Kini Malvin menunjukkan sebuah cincin pada Naira dan berjongkok (gaya ala-ala nglamar gitu) di hadapan Naira.

"Ibuku sedang sakit keras. Dia dalam kondisi yang buruk. Dia meminta untuk menemuimu" lanjut Malvin.

"Mami Iryana? Bagaimana keadaannya sekarang?" Tanya Naira tampak khawatir.

Skip!

"Para penumpang yang terhormat, selamat datang di penerbangan kali ini. Seluruh kru penerbangan kami berharap para penumpang menikmati penerbangan kali ini."

"Tuan Malvin, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu pramugari.

"Tidak, terimakasih." Balas Malvin datar.

"Kau memang pria yang menarik. Apakah kau tidak melihat betapa pagawai itu Menyukaimu?" Sindir Naira.

"Aku tak berminat berdebat denganmu."

Sekarang keadaan di antara keduanya menjadi canggung. 1,2,3 detik...masih tak ada yang membuka percakapan. Keadaan sekarang benar-benar tidak nyaman.

"Penyakit apa yang di derita mami Iryana?" Tanya Naira membuka percakapan.

"Penyakit jantung akibat hipertensi.. bisa kambuh kapan saja jika dia terpancing." Malvin menatap Naira.

"Jadi kita harus menikah" lanjutnya seraya tangan Malvin menyentuh tangan Naira.

Naira langsung menarik tangannya. "Hey! Mami Iryana sakit dan pernikahan kita apa hubungannya? Otakmu konslet ya?"

"Ini permintaan ibu, dan kita harus berusaha menenangkannya. Jika tidak, kita bisa membuatnya kesal dan membahayakan nyawanya!"

Seketika Naira mengernyitkan dahinya seperti memikirkan sesuatu..

"Kucing jelek, kamu kira aku akan percaya denganmu?!" Bentak Naira dengan suara sedikit keras.

"Kata-kata barusan terdengar seperti sedang menipu anak kecil!" Lanjut Naira.

"Hey! Aku mengatakan yang sebenarnya! Aku tahu kau bukan anak kecil lagi! Kau sudah dewasa sekarang!"

"Kalau begitu kau mencoba untuk menipuku, seorang wanita muda yang polos dan menggemaskan, untuk menikah denganmu!" Naira memukul-mukul Malvin.

"Bukan begitu! Berhenti memukuliku! Kita berada di pesawat! Pikirkan keselamatanmu!" Malvin menahan tangan Naira agar berhenti memukulnya. Tatapan keduanya bertemu, "bukankah ini terlalu dekat?!" Batin Naira. Keduanya saling tatap beberapa detik hingga Naira tersadar dan langsung menarik diri segera untuk memberi jarak. Suasana kini kembali menjadi hening dan canggung. Mereka larut dengan pikiran masing-masing dan berusaha mengontrol detak jantung yang berdegup kencang.

"Sial! Nih jantung bisa diem gak sih!" Malvin membatin.

                                  
Makasih yang udah setia baca n nunggu update'annya😘
Sehat terus yaa and semoga puasanya lancar, bagi yang menunaikan🥰
Happy readinggg🤗

~PERFECT~ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang