11. SKANDAL

249 45 3
                                    

"Apakah kamu mengerti apa yang telah kamu lakukan? Kamu masih 17 tahun! Pria itu menginginkan sesuatu yang lebih dari yang mereka dapatkan. Kamu tidak tahu apa yang akan mereka lakukan padamu! Berhentilah bersikap seperti anak kecil!" Ucap Malvin agak keras dari luar pintu kamar.

Malvin tidak tahu jika Naira menangis tepat dibalik pintu itu. Tubuh gadis itu merosot ke bawah, dia tertunduk dengan bulir-bulir air mata yang terus jatuh dari mata indahnya. Dia terisak dalam diam.

"Lalu kenapa?! Aku tidak peduli! Aku suka perhatian semua orang padaku! Semuanya menyukaiku di pesta topeng itu. Tidak seperti kamu! Kamu tidak pernah melihatku di matamu! Kamu selalu memperlakukanku seperti anak kecil!" Balasnya masih terisak.

"Apa yang harus aku lakukan..agar kamu mengerti isi hatiku.." ucap Naira dalam hati.

"Kalau memang itu maumu, terserah saja..aku tidak akan mencampuri kehidupanmu lagi." Malvin melangkahkan kakinya meninggalkan kamar itu.

Perusahaan AS

Para karyawan kantor sedang bergerombol membicarakan sesuatu yang lagi hits di sosial media.

"Apakah kamu menonton berita utama kemarin?" Ucap salah satu membuka pembicaraan.

"Berita apa? Berita mengenai skandal presdir Malvin lagi?" Tanya yang lain.

" Itu masuk trend! Orang penasaran mengenai identitas gadis itu."

"Benarkah? Biar kulihat"

Berita tentang Malvin yang menarik seorang gadis dari pesta topeng sudah tersebar begitu cepat. Bahkan presdir Malvin dan nona rahasia berada di yang paling atas pencarian. Berita tentang presdir perusahaan AS menjadi berita terpanas pagi ini.

"Woww! Dia menggandeng tangannya dan membawanya pergi. Sangat jantan!" Ucap salah satu mengomentari.

"Apakah gadis yang disampaikannya seorang bintang film?" Tanya yang lain.

"Ekhem!" Rani berdehem.

Sang sekretaris berdehem agar para karyawan menyadari bahwa presdir yang mereka gosipkan sudah datang. Deheman itu seketika membuat para karyawan tak berkutik. Dan memberi hormat dengan rasa canggung.

"Mampus! Apa presdir Malvin mendengar kita?" Ucap para karyawan dalam hati.

"Pecat mereka jika mereka menggosip selama jam bekerja lagi." Titah Malvin dingin.

"Dan hubungi saluran media itu untuk menghapus berita tersebut" lanjutnya.

"Baik, tuan Malvin"

"Kita tidak pernah bicara lagi setelah pertengkaran terakhir. Mungkin dia ingin aku bertindak lebih dulu." Malvin membatin.

Rumah Malvin

"Berdiri! Huroi!"

"Angkat tangan!"

"Berbaring!"

Di taman Naira melampiaskan emosinya pada anjing peliharaan Malvin (Huroi). Anjing itu sangat dekat dengannya dan selalu menurut jika diperintahnya. Tetapi, anjing itu sekarang hanya terduduk.

"Apakah kamu akan mengabaikanku seperti pemilikmu?! Humph! Kamu bukan Huroi lagi! Mulai saat ini, namamu Malvin.

Sepertinya anjing itu sudah lelah karena sedari tadi ia menuruti perintahnya. Tapi Naira yang moodnya sedang tidak baik-baik saja tidak mempedulikan Huroi yang sudah lelah.

"TIN TIN!!"

Naira yang berada di taman mengintip kearah suara. "Dia pulang lebih awal! Ehh..seorang wanita?!" Ujarnya. "Itu wanita yang datang ke pesta topeng bersamanya malam itu". Batinnya.

Malvin mengajak Yara berbincang di taman belakang. Perempuan berambut pendek itu bernama Yara.

"Malvin, kamu meninggalkanku sendirian untuk gadis itu kemarin. Siapa dia? Dia berada di semua berita utama. Apakah berita itu hanya cerita yang di buat-buat? Aku sangat cemburu."

"Itu bukan apa-apa, hanya berita gosip" jawab Malvin.

"Haha~ benarkah?"

Yara mendekati Malvin yang berada di seberangnya. "Ada yang bilang kalau gadis itu dipilihkan oleh keluargamu sebagai tunanganmu, kamu membawanya pergi karena kamu tidak ingin tunanganmu pergi ke pesta topeng" ucapnya sembari bergelayutan di lengan Malvin.

"Majalah mana yang berani mempermainkanku! Sebutkan namanya. Aku ingin majalah itu hilang besok!" Ujarnya seraya berdiri.

"Dia tidak mungkin tunanganku! Tidak seorangpun menyukai gadis pembangkang seperti dia!" Lanjut Malvin dengan ekspresi wajah sebaliknya.

"Benarkah? Ekspresi wajamu mengatakan lain.." batin Yara.

Tanpa mereka sadari ada Naira yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka. Dengan cepat Naira menghampiri Malvin dari arah belakang dan..

"Pyurr" Naira menyiram Malvin dengan jus ditangannya.

"Aargh! Malvin!" Teriak Yara khawatir.

"SIALAN! KAMU.." Malvin menoleh kebelakang.

"Jadi, kamu menganggapku seperti itu?!" Ucap Naira. Air mata yang sedari tadi dia tahan sekarang lolos jatuh begitu saja. Dia berlari kedalam meninggalkan mereka berdua.

Malvin tak bergeming, dia menatap Naira yang berlari semakin jauh.

"Ada apa dengan pelayan itu! Malvin, kamu harus memecatnya sekarang juga." Ujar Yara seraya mengelap jas Malvin yang basah.

Malvin menepis tangan Yara yang sedang membantu membersihkan pakainya.

"Aargh"

"KELUAR DARI SINI. ATAU KAU AKAN MENYESAL." Ucapnya dingin.

Yara terkejut dengan sikap Malvin. "Malvin, aku.." Yara tidak melanjutkan perkataannya. "Dia terlihat mengerikan! Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?" Batinnya.

Naira masuk yang diikuti Huroi di balakangnya. "GUK GUK". Naira menoleh dan berhadapan dengan Huroi.

"Malvin jelek! Aku sama sekali tidak pernah berharap menjadi tunangannya! Terpilih! Huh?! Aku bahkan tidak menginginkannya!" Naira meluapkan emosinya.

"Tidak ada yang suka gadis nakal sepertiku?! Tak satu pun?! Lelucon paling lucu di dunia!" Dia benar-benar sangat marah hingga ia tak sengaja menginjak ekor anjing itu.

(Author : Suara anjing kalo ekornya keinjek gimana yaa? Aku gak tau😭😌)

"Aahhh" teriak Naira.

Segera Naira mengelus kepala Huroi dengan sayang.
"Aku minta maaf Huroi! Aku tidak bermaksud begitu"

Naira melihat Malvin yang datang dari ujung matanya, ia pun segera berdiri lagi.

"Malvin jelek! Berbaring!"

"Lihat dirimu! Segera lihat di cermin! Kamu terlihat jelek! Berambut kusut. Anjing bodoh! Menggonggong setiap waktu! Kamu buang waktumu dengan wanita-wanita itu. Apa kamu tidak takut AIDS?!" Naira kembali memarahi Huroi

(Huroi : aku tidak bersalah hikkss😢)

Malvin yang datang seraya mengelap wajah dan rambutnya yang basah karena siraman Naira tadi. Menaikkan satu alisnya.

"Siapa yang kamu maksud?" Tanyanya.

"Bukan kamu! Huroiku bernama Malvin juga. Aku tidak merujuk pada siapapun! Khususnya tuan Malvin Arkana Satya!"

"Kamu! Dasar tidak bisa diomongin!" Malvin berjalan keluar ruangan. Sebelum menutup pintu itu.. "Aku tidak ingin di sini lebih lama lagi!" Lanjutnya dan meninggalkan Naira.

                             
See you guyss..di new chapter selanjutnya🥰

HAPPY READING...

~PERFECT~ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang