Maaf yaa baru update, seminggu aku gak update yaa? Niatnya hari ini mau Duoble update tapi ternyata yang satunya belum selese nulisnya, jadi besok aja yaa...
_____________________🦋
Seketika tawa Jaega berhenti dan berlari dari sana ketika menyadari reaksi Rara yang masih kesal padanya. Sedetik berikutnya dia kembali tertawa melihat Rara yang mengejar di belakangnya.
"Bagaimana bisa kau menggodaku, senior? Aku akan menghukummu." Teriaknya.
"Hahaha, maafkan aku! Tolong maafkan aku, nona Naira." Sahut Jaega terus berlari dan terkekeh.
"Berhenti di tempat! Kau akan mati jika aku menangkapmu."
Beberapa menit kemudian..
Keduanya kembali berjalan bersisian dengan tenang, setelah beristirahat sejenak untuk menormalkan nafasnya. Tak ada percakapan antara keduanya di sepanjang jalan pulang. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. Hingga tak terasa mereka sudah dekat dengan rumah Rara.
"Baiklah, aku sudah sampai di rumah. Terima kasih telah mengantarku pulang" Naira melambaikan tangannya dan melangkah ke gerbang.
"Tunggu sebentar!" Jaega menghampiri Naira yang berhenti di depannya.
"Sampai jumpa besok, selamat malam." Jaega mengecup kening Naira lembut. Sontak kedua bola mata Naira membulat mendapat perilaku dadakan dari Jaega.
"Senior sangat baik padaku, tapi kenapa aku tidak ada perasaan apa pun padanya? Bisakah aku benar-benar melupakan Malvin jika berkencan dengan senior?" Gumam Naira dalam hati. Naira memejamkan matanya, " hatiku masih sakit ketika aku memikirkan tentang Malvin.." lanjutnya.
Jaega melepas kecupannya dan menatap wajah Naira. "Istirahatlah"
Naira mengangguk sebagai jawaban. Dia segera masuk kedalam. Sebelum Naira benar-benar hilang dari pandangannya Jaega kembali berseru. "Sampai jumpa besok." Naira yang mendengarnya hanya menoleh dan tersenyum ke arahnya. Dan masuk kedalam rumah.
Setelah pintu rumah Naira tertutup, sebuah mobil datang dan berhenti beberapa meter di belakang Jaega. Pandangan Malvin datar ke depan, tangannya pegang kemudi erat-erat. Malvin melihat semuanya dari dalam mobilnya. Dengan berat hati Malvin turun dari mobilnya dan berjalan menghampiri Jaega. Jaega memutar balikkan tubuhnya.
"Aku tahu kau akan datang kesini."
Dua jam yang lalu...
Yarin menatap Malvin yang diam mengemudi di sampingnya.
"Malvin, apakah kau masih akan menepati janjimu?"
"Tentu saja, aku akan menjagamu dengan baik untuk Ji, sehingga kau memiliki kehidupan yang bahagia." Jawab Malvin tanpa menoleh.
"Tapi bukan itu yang aku inginkan". Yarin mencondongkan tubuhnya pada Malvin dan dia memberi kecupan sekilas pada pipi laki-laki di depannya. Lalu dia memundurkan tubuhnya dengan senyum yang terus mengembang.
"Aku hanya akan bahagia jika kau tinggal bersamaku. Bisakah kau jadi pacarku, Malvin?" Tanya Yarin dengan senyum yang masih terukir di wajahnya.
Flashback off
"Aku tau kau akan datang ke sini. Dimana nona Yarin?" Tanya Jaega ketika melihat Malvin yang datang seorang diri.
"Aku sudah mengantarnya pulang, aku datang kemari untuk bertemu denganmu." Jawab Malvin dengan datar.
"Kenapa kau ingin bertemu denganku?"
Malvin mengepalkan kedua tangannya dengan erat di bawah sana. Pandangannya lurus bukan ke Jaega tetapi pada lantai beberapa meter di depan.
"Aku sudah menyelidiki siapa kamu, kau adalah pewaris grup Argantara. Kau berasal dari keluarga yang baik, jadi aku sejutu... (Malvin menghela nafasnya dengan berat) aku sejutu denganmu untuk mengejar Rara dan berkencan dengannya. (Pandangan Malvin beralih menatap Jaega dihadapannya) Tapi kau harus tahu jika kau menyakiti Rara dan membuatnya sedih, aku tidak akan pernah melepaskanmu!"
Jaega kaget dengan apa yang diucapkan Malvin, Jaega tahu kalau Malvin sebenarnya menyukai Naira lalu sekarang dia merelakan Naira buat dirinya? Tapi bukankah ini sangat bagus untuk dirinya? Jadi dia punya kesempatan untuk bisa bersama Naira. Dengan cepat Jaega menatap Malvin datar, lalu dia menyeringai.
"Apakah kau menekanku atas nama walinya? Kau benar-benar 'sepupu' yang baik. (Jaega menekan'kan kata sepupu). Kau tidak harus mengatakan itu kepadaku, karena aku serius tentang Rara." Jaega melangkah melewati Malvin tapi ia kembali berhenti setelah jalan satu meter di belakang Malvin lalu dia menoleh. "Apa yang akan kau lakukan jika bukan aku yang membuat Rara sedih?"
Melihat tidak ada jawaban dari Malvin, Jaega mengankat sudut kanan bibirnya kembali melanjutkan langkahnya.
Malvin masih setia berdiri dan menatap rumah di depannya. Terlihat semua lampu sudah dimatikan hanya menyisakan satu ruangan yang masih menyala. Ya, itu kamar Naira. Malvin bisa memastikan bahwa gadis itu belum tidur sekarang. Dia menatap sendu kamar itu. "Apakah aku menyakiti perasaamu? Aku ingin kau menjalani kehidupan yang baik, tapi kenapa aku sangat sedih?" Batinnya.
Keesokan paginya di kampus Turna Inggris...
Terlihat dua orang dengan lawan jenis yang berbeda berjalan bersisian membuat mahasiswa lain heboh saat melihatnya.
"Hei! Apakah Jaega dan Naira sedang berkencan?!"
"Apa!? Begitu cepat!?"
"Sssstt, pelankan suaramu."
Kira-kira seperti itulah reaksi yang lain melihat keduanya bersama. Sedangkan yang menyebabkan kehebohan itu berjalan dengan tetap tenang bahkan tidak ada percakapan di antara keduanya. Naira yang sejak tadi menatapi ponselnya dengan wajah murung.
"Kenapa kau menatap ponselmu pagi-pagi?" Tanya Jaega
".. tidak kenapa-napa" jawab Naira tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. "Malvin jelek itu tidak datang menemuiku, tidak menelepon atau mengirim pesan padaku semalam.." batinnya. Dia menghela nafas pelan.
"Senior, kau bisa pergi duluan, aku ada urusan sebentar"
"Eh? Pagi-pagi gini udah ada urusan? Perlu bantuan?"
"Tidak usah, aku hanya ingin bertemu dengan nona Yarin sebentar." Kini Naira tersenyum pada Jaega agar dia tidak khawatir padanya.
"Baiklah, kamu hati-hati. Aku duluan yaa"
Kini Naira sudah berdiri di depan ruangan Yarin, dengan cepat dia mengetuk pintu. Ia masuk ketika mendengar penghuni itu menginterupsinya dari dalam.
"Rara, apa yang kau lakukan di sini?"
"Nona yarin, aku ingin tahu apa hubunganmu dengan Malvin je.. sepupuku?"
"Kau tidak perlu tahu itu, gadis kecil."
"Itu sangat penting untukku!"
Yarin berjalan ke arah jendela dan melihat keluar. "Malvin dan aku adalah teman sekelas di kampus. Ji, Malvin dan aku adalah teman baik, dan mereka berdua menyukaiku... Aku tidak ingin menghancurkan hubungan pertemanan kami, jadi aku tidak menanggapi salah satu dari mereka. Tapi Malvin dan Ji bersikeras untuk bersaing dengan balapan mobil.."
"Balapan mobil?"
"Ji meninggal dalam kecelakaan ketika mobilnya bermasalah saat balapan"
"Begitukah..."
Yarin menoleh melihat Naira, "Ini semua masa lalu. Untungnya, sekarang Malvin dan aku berkencan. Karena kau adalah sepupu Malvin, sekarang kita adalah keluarga." Yarin tersenyum yang entah mengartikan apa.
"Tunggu... Apa katamu? Kalian berkencan?" Kaget Naira.
![](https://img.wattpad.com/cover/336201266-288-k981482.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
~PERFECT~ [END]
أدب المراهقينMark x Ningning "sial kenapa tidak ada yang memberitahuku gadis pengatur ini sudah kembali!" -Malvin Arkana Satya "Oh, apa dia marah?" -batin Naira "Aku belum pernah melihatmu selama bertahun-tahun, keliatannya kau tumbuh lebih tinggi, kucingku!~Ku...