20 jam yang lalu.
"Saya akan datang ke kediamannya dan mempertemukan Nona Florine dengan Anda. Tempatnya di kafe perusahaan saya saja," usul Eduardo.
Emily menganggukkan kepalanya. "Bagus. Terima kasih banyak. Aku berutang banyak denganmu. Setelah urusanku selesai, aku akan membayarnya."
Eduardo mengayunkan tangannya seraya menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Nona. Saya sangat senang dapat membantu. Kalau begitu, besok saya akan menjemput Nona Florine. Sore setelah jam pulang kerja, Anda boleh menunggu di kafe."
Keduanya berpisah setelah berjabat tangan. Emily pun diantar keluar melalui akses rahasia ke tempat parkiran bawah tanah kepada Eduardo. Semuanya dilakukan agar menghindari lirik dan gosip orang-orang di gedung perusahaan.
Gadis itu dapat bernapas dengan lega. Tujuan pertamanya untuk bertemu dengan Florine akan segera terwujud. Kembalilah Emily ke penginapan.
Menunggu pagi tiba. Gadis itu akan melakukan hal lain di kota asing tempatnya berada saat ini. Menghabiskan waktu di depan layar laptop, Emily berkomunikasi dengan Eduardo melalui surel selagi gadis itu tak menyalakan ponselnya.
Pikirannya beralih ke keluarganya. Kediaman Jacob pasti sedang panik mencarinya. Emily tak membiarkan siapa pun mengetahui rencananya dengan berdiam selama ini. Ia menjadi lebih diam setelah masalahnya dengan Jacob saat itu.
"Aku akan segera pulang," tegas Emily. Gadis itu memilih untuk menghabiskan sisa waktunya sebelum sore datang dengan tidur.
✿❀✿
Florine mengusap air mata di wajahnya. Saat ini ia duduk berhadapan dengan Arthur di atas kasur. Pria itu menyangga kepalanya yang terasa berat. Tenaga pria itu seperti terkuras setelah marah.
"Kakak. Aku akan menikahi Tuan Jacob." Langsung pada intinya, Florine mengatakan hal yang tabu dalam kamus kehidupan Arthur.
Arthur menatap kedua sorot mata Florine. Tidak seperti orang yang sedang serius, malahan seperti orang yang menahan takut.
Seringai terlukis di wajah Arthur. "Kau ternyata sudah lupa bahwa aku selama ini berusaha menghindar dari orang tersebut dan keluarganya. Aku bahkan begitu terkejut ketika mengetahui hubunganmu dengannya yang telah jauh."
"Tapi aku akan tetap menikahinya. Setidaknya ada yang akan mengurusku dan mementingkan perasaanku," sahut Florine bersikeras. Gadis itu sontak menutup mulutnya ketika kata-katanya menyindir Arthur.
Mata elang Arthur membara. Warna biru itu seolah-olah berubah menjadi warna merah kehitaman. Jika pria itu memiliki riwayat sakit jantung, mungkin kini ia akan tepar dibawa ke rumah sakit karena amarahnya.
"Aku tidak akan mengizinkanmu berhubungan dengan pria itu lagi. Apakah otakmu kehilangan fungsinya? Dia telah memiliki tunangan dan akan segera menikah. Kau mau menghancurkan rumah tangga orang? Mencoreng nama baik keluarga ini saja!" seru Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Withered Roses [PROSES TERBIT]
Romance[TERBIT DI SAMUDERA PRINTING SEMARANG] "Aku begitu benci jika harus melihatmu lagi." Emily terlambat untuk menyesal setelah melukai hati pria yang berjuang untuk mencintainya. Perpisahan dalam sumpah untuk membenci dan tidak bertemu lagi sukses memb...