"Maksudku ... kau telah mengganggu ketenangan hidup Emily, Arthur."
Arthur dipojokkan oleh dua orang di hadapannya. Senyumannya sirna, ia mengerutkan keningnya. "Mengapa? Apa kesalahan yang kuperbuat?"
"Sebaiknya kita pergi saja, Kak. Ia tidak memahami kata-katamu. Kau hanya membuang waktumu saja," ajak Emily.
Arthur menggelengkan kepalanya. Ia meraih tangan Emily untuk menghentikannya. "Tidak. Aku paham. Namun mengapa?" tanya Arthur.
Emily menepis tangan Arthur dengan memukulnya lalu menjauh. "Sudah kukatakan hampir jutaan kali, Arthur. Aku membencimu! Aku sangat tidak menyukaimu!" seru Emily.
"Aku tahu itu, Emily." Arthur diam sebentar lalu menatap Jacob. Raut wajah Jacob seakan mengusirnya dan meminta agar ia meninggalkan mereka berdua. "Aku ... minta maaf."
Jacob menaikkan alisnya. "Begitukah caramu meminta maaf kepada Nona Muda Emily Agnesia Loyal? Di mana sopan santunmu?"
Arthur menatap Emily setelah mendengar Jacob. Selama 3 tahun ini, ia memang tidak pernah memperhatikan kerisihan Emily karena tingkahnya. Ia kelewat suka, hingga melakukan kesalahan besar.
Kedua kaki Arthur pun ditekuk, ia menundukkan kepalanya di depan kaki Emily. Tindakannya disaksikan oleh Emily dan Jacob.
"Aku, Arthur Alexander Benedict, memohon maaf atas kesalahan yang telah kuperbuat kepada Nona Emily. Aku pantas mendapat hukuman atas kesalahanku," tutur Arthur.
Emily dengan kesombongannya tersenyum dan tertawa. "Kau memang pantas begini. Aku akan menghukummu, hm ...." Emily diam sebentar. "Aku menghukummu untuk tidak menemuiku lagi. Jika kau melanggar hukuman ini, aku akan membuatmu menyesali perbuatanmu," tegas Emily.
Arthur menengadahkan kepalanya menatap Emily. Sorot mata benci seakan membuat gelora merah menyala di manik mata gadis itu. Hatinya terasa sakit, tidak pernah sesakit ini. Padahal dulu ia selalu tahan oleh penolakan dan ujaran kebencian yang Emily katakan. Namun, setelah Emily menghukumnya hari ini, debaran hatinya seperti berhenti untuk sesaat.
Apakah aku dihukum karena kesalahanku dalam menyukaimu, Emily? Apakah aku melakukan kesalahan besar karena telah menyukaimu? Arthur bertanya-tanya dalam hatinya.
"Kudengar, setiap hari kau hanya menghadiahi setangkai mawar pada Emily, bukan?" tanya Jacob. Arthur mengangguk mendengarnya.
Suara mobil kurir datang. Seorang kurir membawa sebuah bucket bunga besar lalu memberikannya kepada Jacob. Bucket itu tak hanya berisi bunga mawar, namun juga berisi bunga lain yang pasti sangat mahal harganya.
"Mampukah kau memberi Emily bunga dengan cara seperti ini? Apakah kau pikir kau layak memberikan seorang Nona Muda sepertinya hanya setangkai bunga layu saja?" tanya Jacob.
Emily menerima bucket bunga itu dengan bahagia. Senyum di wajahnya membuat Arthur melihat setangkai bunga miliknya yang telah jatuh ke tanah ketika ia membungkuk tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Withered Roses [PROSES TERBIT]
Romance[TERBIT DI SAMUDERA PRINTING SEMARANG] "Aku begitu benci jika harus melihatmu lagi." Emily terlambat untuk menyesal setelah melukai hati pria yang berjuang untuk mencintainya. Perpisahan dalam sumpah untuk membenci dan tidak bertemu lagi sukses memb...