"Duduklah terlebih dahulu--"
"Tidak perlu."
Emily memotong semua perkataan basa-basi yang keluar dari mulut Jacob. Ia menolak untuk duduk dan meminta pria itu menjelaskan kejanggalan yang terjadi di depan matanya tadi.
Jacob menghela nafasnya berat. Tubuhnya serasa lemas. Tatkala jantungnya hampir lepas dari tempatnya ketika Emily datang.
"Mengapa kau menatapku begitu? Apakah kau ragu untuk menjelaskan hal itu padaku?" tanya Emily. Gadis itu tak melepas pandangannya sama sekali.
Jacob melihat kotak besar yang Emily bawa di tangannya. Pasti berat, karena isinya adalah gaun pertunangan. "Letakkan saja dulu barangmu lalu duduklah denganku."
Emily melihat kotak yang ia bawa. Dari tujuan kedatangannya untuk memperlihatkan dirinya mengenakan gaun, kini malah berbeda karena masalah.
Emily meletakkan kotak berat itu lalu duduk di sebelah Jacob yang baru saja duduk. Jacob mendaratkan tangan kirinya di punggung tangan kanan Emily, namun gadis itu melepaskannya.
"Kemarin kau juga berdalih ketika aku bertanya mengenai gadis itu. Jacob, apakah selama ini kau--"
"Kau menganggapku mengkhianati hubungan kita?" Jacob memotong kata-kata Emily.
"Lalu siapa dia? Susahkah kau memberitahuku? Jacob, kita akan segera bertunangan. Kau tidak perlu menyembunyikan segala sesuatu dariku," tegur Emily.
Jacob menarik napas lalu mengembuskannya. "Dia adalah putri keluarga konglomerat di kota tetangga. Ayahku bermaksud menjodohkannya kepadaku untuk menikah agar hubungan kedua kerjasama dapat terjalin dengan baik."
Emily terdiam sebentar. "Lalu, apakah kau menolak ayahmu? Atau ... justru kau menerimanya?"
Keduanya diam selama beberapa saat sampai terdengar langkah kaki dari luar ruangan. Emily dan Jacob sontak melihat pintu bersamaan.
"Jacob. Mengapa Ibu melihat Florine berlari ke luar? Apakah kau sudah meminta pendapatnya mengenai pernikahan kalian? Di mana Emily?" Nyonya Beverly membuka pintu kamar perlahan lalu diam setelah kalimatnya selesai.
Sepasang telinga Emily belum tuli. Yang dibicarakan oleh nyonya rumah itu membuat Jacob sukses berdiri dari tempatnya untuk menghampirinya.
"Bu. Apa maksud perkataanmu itu? Emily ... dia ...."
Nyonya Beverly masih membeku di tempat ketika kata-katanya terdengar oleh Emily. Gadis calon menantunya itu menatapnya tanpa ekspresi.
Mereka bertiga diam sampai kamar Jacob sepi. Emily menatap kotak hadiah yang tadi ia letakkan sekilas, kemudian menatap kekasih dan ibunya.
"Aku kira aku tidak salah mendengar bahwa Jacob hendak menerima pernikahannya dengan Nona Florine. Kalau begitu, tidak ada yang perlu dijelaskan lagi di sini," tutur Emily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Withered Roses [PROSES TERBIT]
Romance[TERBIT DI SAMUDERA PRINTING SEMARANG] "Aku begitu benci jika harus melihatmu lagi." Emily terlambat untuk menyesal setelah melukai hati pria yang berjuang untuk mencintainya. Perpisahan dalam sumpah untuk membenci dan tidak bertemu lagi sukses memb...