Chapter 32 - Syarat dan Ketentuan Berlaku

5 2 2
                                    

Emily keluar dari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emily keluar dari kamarnya. Setelah menangis semalaman, wanita itu malah ketiduran. Langit masih gelap, waktu masih subuh. Belum ada siapa pun yang bangun.

Kaki rampingnya membawa Emily menuju ke kamar orangtuanya. Belum melihat ibunya, membuat wanita itu cemas.

Emily berjalan menuju ke balkon lantai dua di kediamannya. Ia ingin mencari udara segar karena merasa panas akan aura di kediamannya ini.

Di sana, ia bertemu dengan Jacob yang sedang menyandarkan tangannya di balkon. Tempat yang sama ketika mereka berbincang sebelum acara pertunangan.

Jacob menoleh menatap tunangannya. Pria itu menepuk tiang balkon di sebelahnya, memberi Emily isyarat untuk berdiri di sebelahnya.

Setelah suasana tegang dan panas dari perdebatan mereka siang kemarin, keduanya kini berdiri berdampingan dengan diselimuti oleh suasana hening.

"Kau bangun pagi sekali." Jacob membuka percakapan.

Emily tersenyum kecil. "Kau tidak tidur, ya?"

Keduanya seperti orang asing yang sedang berbicara. Jarak antara mereka sangat terasa, merenggang dan menjauh. Seakan tidak bisa kembali seperti dulu lagi.

"Apakah kau mencintaiku, Emily?"

Emily terpaku dalam diam setelah mendengar pertanyaan tersebut. Selama 1 menit digunakan olehnya untuk memikirkan jawaban yang pantas.

"Kau dapat melihatnya dengan jelas, Jacob."

Entah apa yang Emily maksud. Namun, Jacob dapat memahaminya. Cinta ketika tiga tahun keduanya menjalin hubungan, dan cinta sebelum pesta pertunangan mereka. Hanya karena Jacob, pria itu kehilangan kepercayaan dan kasih dari Emily.

Pria itu tersenyum kecut. Menatap Emily yang sampai saat ini tak melepas pandangan darinya. "Apa yang terjadi dengan lenganmu?"

Emily memutar lengannya dan melihat memar yang sudah membaik. "Bisakah kau berhenti mengusik keluarga Benedict? Aku tidak tahu masalah apa yang telah kau perbuat pada Arthur. Namun, kau lihatlah dirimu sekarang."

Jacob mengerutkan kening. "Mengapa kau membelanya? Kau tidak mendukung pekerjaan yang aku lakukan demi kesejahteraan keluarga ini."

"Kau masih tidak mengerti?" timpal Emily. "Jika kau tidak mendapatkan keinginanmu. Walaupun kau sudah berusaha, berhenti saja. Kau tak dapat memaksa mereka."

"Apakah ini karena kau cemburu?"

Jacob mendiamkan Emily kembali. Wanita itu mengalihkan pandangannya. "Cukup kau hentikan saja jika tidak mau babak belur kembali seperti itu."

Tawa Jacob terdengar gurih. "Kalau aku menurutimu. Lantas apa yang akan kau berikan padaku?"

Emily menatap tajam Jacob. "Maksudmu?"

Jacob mendekatkan wajah pada tunangannya itu. "Aku akan menurutimu. Aku akan membatalkan lamaranku pada keluarga Benedict. Aku juga tidak akan mengusik mereka lagi. Tapi ...."

Withered Roses [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang