Arthur menatap Emily, seolah meminta wanita itu untuk menghentikan kekasihnya terus bertindak. Emily merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan apa pun, otaknya seperti tidak dapat berpikir.
"Nikahilah orang lain jika kau mau. Jika keluarga Benedict tidak menerimanya, kau juga tak dapat memaksa," tegur Emily terang-terangan. Kata-katanya penuh sindiran, dan ia tidak takut karena sebentar lagi akan mengakhiri hubungannya dengan Jacob bagaimana pun caranya.
"Bagaimana pendapatmu, Nona Florentina? Bukankah seharusnya kau yang menjawabnya, bukan diwakili oleh kakakmu dan tunanganku?" cibir Jacob.
Florine mengepal erat tangannya. Alasan yang sampai saat ini masih ia pendam adalah senjata rahasia milik Jacob. Gadis itu tak berani menolaknya, meskipun di depan Arthur dan Emily.
"A-Aku ...." Florine terbata-bata. Ia terdiam, memilih untuk tidak menjawab. "Aku tidak enak badan."
Arthur melirik Jacob. Ia tahu Florine takut dengannya karena sesuatu. Ingin rasanya menghabiskan pria itu saat ini juga.
"Turutilah permintaan tunangan yang akan menjadi istrimu nanti itu. Sampai kapan pun, aku tidak akan merestui pernikahanmu dengan Florine," geram Arthur.
Makanan datang sebelum debat dan negoisasi mereka selesai. Jacob merasa tidak puas. Sepertinya, ia harus meluncurkan senjata pertamanya yang akan membuat Florine membuka mulut.
"Florine. Kau mencintaiku, bukan? Bukankah aku adalah pria yang telah menyelamatkanmu satu tahun yang lalu?" tanya Jacob memancing.
Florine meneguk air ludahnya. Ia menundukkan kepalanya untuk berpikir. Rasa takut menggebu-gebu dalam dirinya sungguh nyata.
Emily dan Arthur fokus menatap reaksi Florine. Keduanya tahu bahwa Jacob melakukan gertakan buruk pada gadis 17 tahun itu hingga tak berani menjawab dengan tegas seperti ini.
Florine mengerutkan keningnya. Tidak bisa terus begini. Ia hanya akan membiarkan tubuhnya saja yang lemah, bukan pendiriannya.
"Maaf, Tuan. Saya mencintai orang lain. Bukan Anda."
Emily tersenyum lebar, sementara Arthur memasang wajah bingung. Jacob merasa tidak puas, ia tersenyum miring seraya tertawa kecil.
"Hah, hahaha! Setelah apa yang kulakukan selama ini padamu. Kau mencintai orang lain?" sahut Jacob. "Apakah kau sedang bercanda denganku?"
Florine menggelengkan kepalanya. "Maaf, Tuan. Saya serius. Saya akan menolak lamaran Anda dan menjalin hubungan dengan pria yang saya cintai."
That's my girl! Emily berseru senang dalam hatinya. Akhirnya, satu masalah selesai. Wanita itu senang Florine bisa menjatuhkan harga diri Jacob.
Arthur sendiri tersenyum puas walau tidak tahu siapa yang dikatakan oleh Florine. Pria itu menegakkan wajahnya dan mengeraskan rahangnya. "Apakah sudah cukup menjawab pertanyaanmu?" tanya Arthur pada Jacob.
KAMU SEDANG MEMBACA
Withered Roses [PROSES TERBIT]
Romance[TERBIT DI SAMUDERA PRINTING SEMARANG] "Aku begitu benci jika harus melihatmu lagi." Emily terlambat untuk menyesal setelah melukai hati pria yang berjuang untuk mencintainya. Perpisahan dalam sumpah untuk membenci dan tidak bertemu lagi sukses memb...