PROLOG

3.8K 250 42
                                    

Story by : vi_borneogirl

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl






Suasana sore yang dilengkapi dengan suara hujan yang sedang turun tidak begitu deras, namun terasa dingin saat hembusan angin masuk menyapa tubuh Tia yang sedang sibuk mencari keberadaan putri kecilnya.

Aqila tumbuh menjadi gadis kecil yang super aktif membuat Tia sedikit kewalahan menghadapinya. Baru 5 menit Tia meninggalkannya, Aqila sudah hilang entah kemana.

Dengan langkah sedikit tergesa-gesa karena khawatir, akhirnya Tia mendengar suara Aqila yang sedang bicara sendiri di balkon kamarnya.

"Hujan.. Sini.. Tangan Aqila gak nyampe.." rengeknya.

Aqila terus mengulurkan tangannya, berusaha meraih air hujan, entah kenapa ia sangat menyukai hujan. Untungnya pagar balkon itu jaraknya rapat, sehingga Aqila tidak akan terjatuh saat berusaha meraih air hujan.

Tia hanya bisa menghela nafasnya setiap melihat tingkah Aqila yang selalu diluar ekspresinya. Tia terus berusaha sabar dan selalu mendidik Aqila dengan penuh kasih sayang, itulah yang Adam ajarkan.

"Aqila sayang.."

Tia mendekat dan berjongkok tepat disamping Aqila, ia meraih tubuh Aqila yang mulai dingin karena hembusan angin, namun Aqila seolah tidak merasakannya.

"Masuk yuk.. Disini dingin.."

Meskipun ajakan Tia itu terdengar lembut, namun Aqila menggeleng dengan cepat. Tia menatap heran Aqila yang tiba-tiba cemberut, tapi baginya itu menggemaskan.

"Aqila mau pegang hujan umma.."

"Gak usah ya sayang.. Dingin.. Nanti Aqila sakit.."

"Tapi Aqila mau.."

Tia kembali menghela nafasnya, entah apa yang membuat Aqila menyukai hujan. Sesaat kemudian Tia teringat dengan kembarannya yang juga menyukai hujan, ia tidak mengerti kenapa tingkah putri kecilnya itu mirip sekali dengan kembarannya.

"Ada apa Aqila?"

Suara lembut dari Adam itu mengalihkan fokus mereka berdua. Tia segera menatap Adam dengan tatapan meminta bantuan untuk membujuk Aqila. Adam yang paham dengan maksudnya itupun mengusap lembut ujung kepala Tia kemudian berjongkok menatap wajah cemberut Aqila.

"Aqila mau pegang hujan abi.. Gak boleh umma.." adunya.

Adam terkekeh gemas, entah sampai kapan 2 wanita itu selalu berselisih paham saat hujan pikirnya. Namun Adam juga mengerti jika Tia khawatir dengan Aqila, sayangnya yang di khawatirkan malah suka merajuk. Namanya juga anak kecil kan?

"Umma gak mau Aqila sakit.. Makanya gak di bolehin.."

"Tapi Aqila mau.."

Oke, jika soal hujan, Adam pun tidak bisa membujuk Aqila. Gadis kecil itu akan merajuk jika keinginannya menyentuh hujan tidak dipenuhi.

"Aqila.. Kita masuk aja ya.. Disini dingin.." bujuk Tia.

"Aqila mau pegang hujan.."

"Yaudah.. Tapi habis pegang hujan, kita masuk ya.." ucap Adam.

Aqila mengangguk dengan cepat menyetujui syarat dari Adam. Sedangkan Tia mengalihkan pandangannya, hatinya terasa kesal setiap Adam mengizinkan Aqila bermain hujan, meskipun hanya menyentuh air hujannya saja.

Adam mulai menggendong tubuh kecil Aqila, sedikit mendekatkan tubuh kecil itu ke arah pancuran air hujan. Dengan girangnya Aqila mengulurkan tangannya hingga berhasil dibasahi oleh air hujan.

"Mas.."

Tia menahan lengan Adam agar tidak terlalu mendekatkan Aqila dengan hujan, Adam tersenyum hangat menatap wajah Tia yang memancarkan kekhawatiran. Adam sendiri juga tidak mengerti kenapa Tia selalu khawatir setiap Aqila bermain hujan.

"YEEEYYY... HUJAAAN... AQILA PEGANG HUJAAN..."

Mendengar seruan dari Aqila yang terlihat sangat bahagia itu berhasil membuat Tia tersenyum, namun sesaat setelahnya ia kembali terlihat khawatir, pasalnya hujan semakin deras dan hawanya juga semakin dingin.

Disaat bersamaan Adam tidak sengaja melihat seseorang berpakaian serba hitam dengan sebuah topeng menutupi wajahnya. Adam mengernyitkan keningnya bingung, kenapa orang itu berdiri di bawah pohon saat hujan, padahal hujannya semakin deras pikirnya.

"Udah mas.." bisik Tia.

Seketika Adam tersadar, karena tidak ingin Tia semakin khawatir, Adam pun segera menjauhkan Aqila dari hujan sembari memeluk hangat tubuh kecil itu.

"Udah ya.. Badan Aqila udah dingin.." ucap Adam.

"Nanti, lagi ya abi.."

Adam hanya tersenyum tanpa menjawab, disatu sisi ia tidak ingin mengecewakan Aqila, disisi lain ia juga tidak ingin membuat Tia semakin khawatir. Kemudian Adam kembali menatap kearah pohon tempat orang yang ia lihat tadi, namun orang itu sudah tidak ada, Adam pun semakin bingung, apakah ia salah lihat pikirnya lagi. Tidak ingin memikirkan yang tidak-tidak, Adam kembali fokus pada anak istrinya.

"Ayo masuk.. Umma bikin bubur loh.. Umma habisin ah.."

Tia berlari kecil meninggalkan Aqila yang masih di gendong Adam, seperti benar-benar ingin menghabiskan bubur yang ia buat. Aqila yang sangat menyukai bubur itupun panik dibuatnya.

"Aaaa.. Abiii.. Ayo kejal umma.."

"Kenapa? Biarin aja umma habiskan buburnya.." gurau Adam.

"Aqila mau bubul.. Ayo abiii.." desaknya.

Adam terkekeh gemas, bisa-bisanya Aqila melupakan hujan saat Tia mengancam akan menghabiskan bubur kesukaannya.

"Waaa.. Habisin ah.." gurau Tia dari dalam kamar.

"AAAA... BUBUL AQILA UMMAAAA..."

Aqila menghentak-hentakkan tubuhnya agar Adam segera berlari, namun dengan jahilnya, Adam malah mendukung Tia dengan cara tetap diam ditempat.

"Ayoo abiii.."

Tak kuasa menahan gemas mendengar rengekan Aqila, Adam menggigit pelan pipi Aqila kemudian membawanya berlari kecil mendekati Tia, hingga terdengar suara tawa mereka mengisi ruang kamar itu.

Tak kuasa menahan gemas mendengar rengekan Aqila, Adam menggigit pelan pipi Aqila kemudian membawanya berlari kecil mendekati Tia, hingga terdengar suara tawa mereka mengisi ruang kamar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Aqila Zara Azzahra ~







Assalamu'alaikum 🤍

Hay hay Revi 👋🏻

Semoga kalian dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah.. Aamiin 🤲🏻

Btw.. Segitu dulu ya.. Namanya juga prolog 🤭

Gimana Revi, tertarik buat lanjut gak nih?

Btw, cerita ini gak up tiap hari ya.. Kemungkinan up nya juga gak selalu barengan sama cerita "My Hubby", karna Vi juga harus bagi waktu sama kegiatan real life..

So, jangan lupa ramein vote & komennya kalo mau cepet update..

Selamat menunggu dan semoga suka ya

Dear HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang